Friday, September 30, 2011

Published 11:29 PM by with 0 comment

Tegangan Mereda

*merayakan hari pertama hidupku menjadi normal kembali*

Alhamdulillah Ya Allah... tegangan hidupku sudah mereda. Pikiran, hati dan raga sudah lelah semuanya. Semua usaha sudah dikerahkan hingga ambang batas kemampuan sebagai manusia. Semua harapan dan impian sudah digantungkan setinggi-tingginya, menjadi harga mati bagi kita untuk mempertahankannya tetap di sana. Biar Allah yang mewujudkannya untuk kita.

Yuk teman-teman dan "mbah" seperjuangan, kita berdoa yang lebih sungguh-sungguh lagi sekarang... tidurnya juga lebih sungguh-sungguh ya. Hahaha.

Bayangkan gimana rasanya selama dua minggu berangkat pagi-pulang malem (ngalah-ngalahin diskusi liquid), tapi suer seru luar biasa, banyak cerita yang bikin ngakak sampe sakit perut. Kalo dua minggu super itu dipake buat satu macem kegiatan aja sih nggak masalah, lha ini banyak amanah numpuk jadi satu di dalem pikiran satu unit manusia. Kalo udah kayak gini pengen banget jadi Nobita.

Nobita : Doremooon! Huaaaa... tolong aku...
Doremon : Mama mama, boleh aku minta cocobi? (eh salah) ada apa, Nobita?
Nobita : Tolong keluarkan alat yang bisa membuat aku membelah diri jadi banyak.
Doremon : Mana ada alat seperti itu?
Nobita : Ayolaah Doraemon...
Doremon : Selalu seperti ini. Nih, "Ayakan nomor 60!"
Nobita : Hah? Nyolong dari lab Preskripsi ya? Pantesan kemaren laborannya nyari ayakan ilang satu.
Doremon : Egilak, nggak level banget sama ayakan bedak tabur. Ini canggih tau, begitu kamu masuk ayakan ini, bisa jadi 60 orang yang sama persis kayak kamu.
Nobita : Wuahh, mau mau!
Doremon : Tapi ada syaratnya, yang masuk ke sini harus bebas lemak.
Nobita : Hadeh, nggak bener nih script writernya.

Sudah sudah, semakin malem semakin ngelantur saja. Huahm.
Read More
      edit

Friday, September 16, 2011

Published 10:30 PM by with 0 comment

Dia Pulang

Ini semua seperti mimpi! Semuanya. Sungguh. Aku masih nggak percaya. Sungguh sungguh sungguh. Waktu tadi habis siap-siap, ganti baju, mau berangkat ke acara Halal-bihalal, tiba-tiba ada yang berseru dari luar rumah, “Assalamualaikum...” Suara Budhe yang familiar. Pertamanya aku berpikir sederhana dan menyiapkan pertanyaan sederhana, “lho, Budhe kapan dateng dari Jakarta?”

Tapi belum sempat aku beramah-tamah, nada suara Budhe berubah, memberikan kabar yang mengejutkan, hingga aku yang sedang duduk sambil pake kaos kaki coklat ini tak sanggup meneruskan pekerjaanku (kaos kakinya cuma sebelah deh). Bengong, kaget, masih nggak ngeh. Dan tak ada suara yang keluar dari mulutku hingga beberapa menit kemudian.

Dan segera terjadi keharuan di teras rumah berpagar hijau ini ketika seseorang yang sangat lama tak kami jumpai sejak lebih dari sepuluh tahun yang lalu muncul di depan kami, tersenyum malu-malu, berjabat tangan dengan santun. Aku tak tahan untuk tidak menariknya mendekat. Ya Tuhaaan... ini benar-benar dia? Seorang anak yang lama berpisah dari ibunya. Menghilang dan dicemaskan banyak orang tapi tak pernah dilupakan. Seperti inikah suratan takdir yang selama ini Kau rangkaikan? Indaaah sekali, Ya Allah. Mungkin ini hadiah untuk kesabarannya, seorang Ibu yang begitu merindukannya, mendoakannya di setiap usai sholatnya. Mungkin juga karena doa anak ini, yang begitu ingin bertemu Ibunya.

Dia pulang. :’) Sesuatu yang sama sekali tak pernah terbayangkan oleh keluarganya. Memang benar kata orang, “Keluarga selalu kembali.”

Dan dia bukan bocah tembem yang dulu suka aku ajak main bongkar-pasang di depan rumah lagi, tapi sudah menjelma menjadi seorang pemuda yang tinggi dan ganteng. :3 Maen lagi yuuk, masih ada lho bongkar-pasangnya...
Read More
      edit

Tuesday, September 6, 2011

Published 11:51 PM by with 0 comment

Moment I'll Never Forget

**15-25th of August in memoriant**

Aksi Jemput Maba di Auditorium
Akibat nunggu para maba yang masih upacara pengukuhan di dalem auditorium, aku, Angga, Rendra, Muti, Deang, Febri, Ageng, Hilal, Wafi, Arry ngobrol kesana-kemari sambil nguping acara di dalem.

Dari dalem Auditorium
MC : Farmasiii... mana suaranyaaaaa....
Terdengarlah plok plok plok berfrekuensi infrasonik.
MC : Waah kok sepi yaa...
Kita yang di luar : Hooo ngajak geger! *siap-siap nonjok MC yang jauh di seberang*

Sekilas aku liat kanan-kiri. Fakultas lain udah nyiapin papan nama dan spanduk gede-gede yang bertuliskan nama fakultas masing-masing buat jemput para mabanya.
Aku : Eh kita nggak punya tulisan kayak gitu ya?
Rendra : Ini ada. (sambil nunjuk tulisan FARMASI di kertas HVS yang ditempel di belakang kita)
Aku : Ini doank? Bisa-bisa anak Farmasi nyasar semua, Rend... kalah gede banget sama spanduk mereka. --> protes mulu nih.
Febri : Ya kamu aja nanti yang teriak-teriak sama yel-yel.
Aku : Iyadeh sekalian joget-joget -_-

Trus akhirnya kita bikin banyak tulisan FARMASI di kertas hvs dan kertas apapun yang bisa dipake. Sekalian kita bikin beberapa topi dari kertas karton bertuliskan FARMASI. Nah masalahnya sekarang, siapa yang mau pake? Akhirnya kita sepakat yang pake topi yang cowok-cowok. Hahaha, rasain tuh.

Febri : Eh jangan gue dong. Mau ditaruh mana muka gue pake kayak ginian?
Aku : Udah ah pake aja. Cerewet.
Muti : Iya udah dibikinin, tinggal pake doang.


Aku : Norak juga ya kalo diliat-liat. Hahaha.
Angga, Deang, Wimzy : (pake topi karton itu dengan pasrah)
Febri : Entar mabanya bilang gini pas Aspirint, "ooh kakak ini yang pake 'topi' FARMASI yaa pas di Auditorium?"

Hahaha, nurut ya mereka. Anak baik :p

Dan waktunya para maba keluar dari persembunyiannya....

MC : kepada para mahasiswa baru Fakultas Farmasi silakan berdiri dan keluar. Penjemput harap siap di pintu keluar.

Aku berdiri paling dekat sama pintu keluar, ngangkat tinggi-tinggi kertas hvs. Mirip jemput orang di foreign departure bandara. Yang pake topi cukup berdiri aja sambil teriak-teriak "Farmasiiii...", eh harusnya sekalian joget-joget doong. Hahahah.

Maba-maba yang udah kenal aku pun senyum sambil mengangguk waktu liat aku (mungkin hatinya tenang dan bahagia ya waktu ngeliat aku. Hueks), apalagi waktu akhirnya aku dipaksa pake topi norak juga. Hmmm kena deh -_- Semoga nggak ada maba yang liat. Trus aku juga sempet teriak-teriak pake megafon (atau apalah itu namanya) yang dibawa Rendra. "Farmasiiiii.... Farmasiiiii ke siniii", saingan sama fakultas lain. Febri ngangkat speakernya tinggi-tinggi.

"Farmasiiiii...."

"HUKUUUM... FAKULTAS HUKUM KESINI..." --> suaranya lebih menggelegar.

"Farmasiiii..." --> makin melempem.

Tanda Tangan Time!
Aku : (duduk-duduk di depan RK 3.2)
Tiba-tiba dirubung adek-adek maba.
Maba : Siang, kak. Boleh kenalan nggak, kak?
Aku : Boleh.
Maba : Namanya siapa, Kak?
Aku : Chyntia (sambil ngangkat id card, soalnya aku males spelling namaku)
Maba : Tempat tanggal lahir?
Aku : Surabaya.... 27 Juli...... 93 (dilama-lamain, nunggu mereka nyatet)
Maba : Hah? Tua'an aku!
Aku : Oya?
Maba : Manggilnya dek aja berarti. Hehehe.
Aku : Heh. (muka sewot)
Maba : Ampuuun, Kak.

Suatu Hari di Basecamp yang Dingin
Aku : (tiduran gulung-gulung di sudut berselimutkan jaket)

Seorang codein masuk lalu "menginterogasi" kawal yang adek walinya ngelakuin pelanggaran. Nadanya meninggi.

Aku : (mulai resah) adek-adekku gimana ya? Koq Dicky nggak muncul-muncul

Lama kemudian...

Di sudut lain basecamp lagi ada forum codein, sie acara dan beberapa kawal. Sekilas aku denger nama seorang adek waliku disebut-sebut.

Aku : haduuh anak itu kenapa yaa? ngelakuin pelanggaran kah? prasaan tadi pagi baek-baek aja... tapi kalo emang iya, koq aku nggak dipanggil? (sambil tetep gulung-gulung ke kanan ke kiri)

Panggilan dari forum : Kawalnya Kemal mana?

Aku : (langsung bangkit) huaah, dipanggil jugaa... Akuuu. Kenapa Mas?

Aaaah aku pun bisa bernapas lega, ternyata forum itu nggak ngomongin pelanggaran adek waliku, tapi ngomongin kandidat Ketua Baksos Maba. Wuaaah, adek walikuuu xD

Aku : He Dicky, gimana adek-adekku?
Dicky : nilai etika sementara ini A.
Aku : Sip deeh. (jempol)
Dicky : Sementara lhoo, se men ta ra.
Aku : Iyaiyaaa hzz.

Curhat
Aku : Huaa, mbaak... masa' adek-adek waliku lebih tua dari akuuu? >.<
Mbak : Lha terus kenapa?
Aku : Ya nggak enak, Mbak.
Mbak : Nggak apa laah dek. Kan pokoknya angkatan yang lebih muda dari kamu. Anggep aja lebih muda dari kamu. Beres, kan?
Aku : tapi tetep aja nggak enak. Aku kan maunya yang lebih muda dari aku.
Mbak : Waduh, emang ada? Hahaha.
Aku : -_-
Mbak : Tenang, dek. Makanya belajar lebih dewasa, masa' udah jadi kawal nggak belajar dewasa? Biar nggak kebalik posisinya. Nanti malah kamu lho yang jadi adek walinya. Hahaha.

Di Basecamp Adek-Adek
Di tengah-tengah kesibukan gunting-gunting, tempel-tempel prakarya mereka, kita masih bisa bercanda-bercanda, ketawa-ketawa. Sebenernya kasian juga ngeliat mereka memforsir diri gitu. Apalagi sampe ngulang tugas angkatan. Tapi biarin deh, biar mereka ngerasain sensasinya. Nggak boleh kasian. Hehe :p Waktu itu mereka cuma bersebelas. Si Mario lagi ibadah di gereja.

Adhe cerita tentang helmnya yang ilang pas PPKMB. Trus dia sama Mario ngadu ke tukang parkir setempat, eh malah dibilangin gini dengan polosnya,
"Makanya, Mas. Punya helm jangan bagus-bagus. Yang kayak gini aja lho, nggak bakalan ilang (sambil nunjuk helmnya Mario)"
Huakakakak, langsung kebayang ekspresi mukanya Mario #ngakakngulinguling


Taun Lahir Lagiii
Kalo lagi becanda sama adek-adekku, biasanya mereka suka nyerang geradakan kayak gini,
Adhe : Hee kak, aku lahir taun 92 lhoo..
Mario : Aku juga 92
Lita : Aku juga lebih tua dikit lhoo.
Kemal : Aku Maret, mbak Chyntia Juli. Jadi yang kakak siapa sekarang hayoo?
Aku : Oooh tidak bisa, tetep aku seniornya. Hahaha.
Adhe : Oooh tidak bisa, dek. Hahahaha.
Aku : Heh sekarang yang angkatan 2010 siapa yang 2011 siapa? Yang masuk duluan di sini siapa?
Adhe : Hahaha, ampuuun.


Emang yaa, jadi kakak wali emang suatu kebahagiaan tersendiri... xD huaaah kangen Aspirint!!!
Read More
      edit