Sunday, November 27, 2011

Published 12:51 AM by with 0 comment

Belajar Menjadi Mata Dunia di Berbagai Peristiwa

Reportase Hari Pertama Pelatihan Jurnalistik dan Desain Grafis yang diselenggarakan UKMKI

Pernah bingung melewatkan weekend? Tentu ada yang menjawab pernah. Tetapi tidak bagi beberapa mahasiswa di universitas airlangga pekan ini, termasuk saya sendiri. Setelah hampir seminggu berkutat dengan kegiatan kuliah di fakultas masing-masing, hari ini, Sabtu 26 November 2011, kami menyempatkan diri untuk berkumpul di aula Student Center di kampus C Unair. Acara yang kami ikuti bertajuk Pelatihan Jurnalistik dan Desain Grafis yang diselenggarakan UKMKI Unair. Dari namanya saja sudah tergambar apa saja yang akan kami dapat di dalamnya. Ya, ilmu-ilmu jurnalistik tentunya.

Dengan menghadirkan pemateri-pemateri handal di dunia jurnalistik, pelatihan yang dikemas dalam nuansa Islami ini menuai antusiasme pesertanya. Awalnya memang suasana terasa kaku, namun setelah pekikan takbir dan perkenalan yang singkat, kekakuan itu akhirnya cair juga. Pertanyaan dari pemateri pertama, M. Anwar Djaelani, sebelum menyajikan materinya membuat kami cepat-cepat mengangkat tangan. “Siapa di sini yang suka menulis? Yang tidak angkat tangan keluar saja,” tanyanya dengan tertawa. Pemateri yang merupakan dosen STAIL Pesantren Hidayatullah Surabaya ini tidak hanya menyampaikan teori, tetapi juga membuat peserta merasa enjoy mengikuti materinya.

Beliau memberikan dasar dan tips dalam menulis yang tentunya sangat berguna. Misalnya, membawa notes kecil kemana-mana untuk menuliskan ide yang sering muncul tiba-tiba, kemudian ide-ide itu dirangkaikan menjadi kerangka dan dapat dikembangkan menjadi suatu tulisan utuh. Sebenarnya ini juga sudah saya terapkan dalam keseharian saya, di tengah kesibukan yang melelahkan pun saya berusaha menulis walaupun sedikit di “ideas notes” saya, karena sayang sekali kalau ide-ide itu dilewatkan begitu saja. Selain itu beliau juga menekankan bahwa seorang penulis harus rajin membaca, setidaknya satu artikel per hari. Ini penting untuk mempelajari kecakapan membidik masalah atau tema, keaktualan, keterjagaan fokus, sistematika, perbendaharaan kata dan keterampilan memberi solusi. Nah, kalau yang satu ini saya sering lengah. Mungkin karena saya belajar di fakultas yang jadwal kuliah-praktikumnya selalu padat dan tidak bisa ditawar-tawar lagi, bacaan saya hanya seputar diktat kuliah, buku petunjuk praktikum, jurnal-jurnal kesehatan, kamus-kamus bahan obat untuk kepentingan membuat jurnal praktikum. Nyaris tidak ada waktu untuk mempelajari hal-hal tersebut di atas, meskipun saya sangat tertarik dengan bidang jurnalistik.

Masih banyak lagi hal-hal yang saya pelajari dari pemateri yang selalu bersemangat ini. Satu yang masih saya ingat adalah kalimat ini : Penulis pasti ‘kaya’ dan kaya. ‘Kaya’ karena dia berposisi sebagai pemberi ilmu, pengetahuan, gagasan. Dia pasti kaya wawasan, sebab aktivitas menulis mewajibkan dirinya untuk terus membaca. Sedangkan kaya yang kedua memiliki arti kaya secara finansial. Sudah banyak contoh penulis-penulis yang kaya saat ini. Sebut saja A. Fuadi, Asma Nadia, Habibburrahman El-Shirazy dan Andrea Hirata. Karya-karyanya yang jempolan agaknya sebanding dengan royalti yang diterimanya.

Yang terpenting dalam menulis adalah pantang menyerah. Jangan patah hati ketika artikel ditolak oleh penerbit, cobalah menulis lagi dan lagi, lalu kirimkan lagi dan lagi. Jangan segan mengubah sudut pandang pemikiran dan terus belajar. Kita memang manusia yang diperintahkan Allah untuk belajar hingga akhir hayat, bukan?

Pemateri selanjutnya adalah Galih Sukma, seorang fotografer. Gayanya yang easy-going memicu gelak tawa peserta beberapa kali. Banyak pengalaman seru sebagai fotografer yang dibagikannya dalam materi fotografi jurnalistik ini. Meskipun saya tidak memiliki basis sama sekali di bidang fotografer, beliau mampu membuat saya mengerti pesan yang disampaikan oleh foto-foto yang ditunjukkannya. Memang benar, sebuah foto dapat mewakili seribu kata. Kami pun mempraktekkannya. Setelah berlomba hunting foto selama 10 menit, kami belajar mempresentasikan pesan yang tersingkap dari “lukisan cahaya” kami tersebut.

Ada beberapa hal teknis yang penting dalam fotografi jurnalistik. Yaitu komposisi, angle, lighting dan exposure. Keempatnya saling berhubungan satu sama lain, menyusun sebuah foto yang enak dilihat dan mampu “bercerita”. Boleh jadi kamera-kamera yang ada sekarang ini berkualitas bagus semua, mulai dari kamera fotografi hingga kamera HP, namun itu tak menjamin keindahan foto yang dihasilkan. Kamera hanya meng-handle lighting saja, sedangkan untuk komposisi, angle dan exposure, kitalah yang harus mengaturnya.

Pesan yang disampaikan oleh sebuah foto tergantung point of interest-nya. Seorang fotografer jurnalistik yang “jam terbang”nya sudah tinggi biasanya bisa mengambil point of interest yang baik dengan mengandalkan nalurinya. Namun bagi kita yang masih dalam tahap belajar, diperlukan latihan dan kesigapan dalam memotret. Waktu atau timing sangat menentukan hal ini.

Singkatnya, jangan cepat puas dengan sekali mencoba. Terus eksplorasi potensi kita dan peka terhadap kejadian-kejadian di sekitar kita. Abadikan peristiwa dalam sebuah lukisan cahaya. Seperti yang dikutip pemateri ini dari Bruce Baufman, hal terpenting bagi seorang fotojurnalis adalah berfikir bahwa ia adalah seorang wartawan, yang kedua baru ia bertindak sebagai fotografer.

Seorang jurnalis, bagi saya, adalah mata dunia. Dia menggambarkan satu hal dari berbagai sudut pandang. Dia punya seribu ide untuk mengupas satu peristiwa. Apa yang telah diukirnya dalam tulisan di media massa akan terus hidup dan menjadi bukti sejarah bahwa ia pernah ada di dunia ini.

Sedikit penat tak menjadi masalah bagi kami mengingat begitu banyak pelajaran yang telah kami dapat. Esok pelatihan masih terus berlanjut dan segelintir peserta ini tak sabar menantinya. Semoga ilmu dari pelatihan ini dapat membuat saya lebih bersemangat untuk berkarya di bidang jurnalistik, walau sering tergeletak lelah di atas jurnal praktikum, dan tentunya menjadi inspirasi dalam menjalankan tugas sebagai Reporter untuk majalah kampus tercinta, Farma Pos.

Tetaplah bersinar, dunia jurnalistik Indonesia.

Chyntia Tresna Nastiti – Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
Read More
      edit

Saturday, November 19, 2011

Published 11:55 PM by with 0 comment

Entah lah yaa

Entah kenapa hidup jadi lebih serius akhir-akhir ini...

Entah kenapa aku jadi banyak menuntut diri sendiri...

Aku harus begini... aku harus begitu...

Deadline ini... deadline itu... Kerjakan semua!

Tapi raga ini membuat suatu penolakan...

Dunia tanpa koma, dunia tanpa jeda...

Dan begitu baiknya si imunitas dalam tubuh kecil ini

Membuatku bisa melihat hubungan dari semua hal di sekitarku

Ya, semuanya berhubungan. Sistemik!

Dengan Allah sebagai pengendalinya

Dan aku hanyalah partikel kecil dalam sistem itu

Yang berusaha menjadi sosok berguna
Read More
      edit

Saturday, November 12, 2011

Published 11:25 PM by with 6 comments

Tips Asik Belajar Farmasi (Part 1 - Botfar 2)

Belajar di Farmasi itu susah? Ah, enggak juga, yang namanya belajar alias menuntut ilmu di bidang apapun nggak ada yang semudah ngupil. Coba bandingin deh *sambil ngupil*

Buat temen-temen yang lagi berjuang di fakultas farmasi, khususnya fakultas farmasi universitas airlangga, jangan patah hati dulu kalo di awal-awal masa kuliah merasa riweh bagi waktu antara ngerjain jurnal, belajar, dan TIDUR. Nah yang terakhir disebutin itu sesuatu banget deh buat mahasiswa farmasi, ada kesempatan sedikit aja pasti nggak akan pernah dilewatkan (terutama sayaaa, hehe). Hmm, pokoknya jadi mahasiswa farmasi itu harus kuat mental dan fisik. Imunitas yang awalnya sering lengah, lama-lama bakalan beradaptasi dan semakin setia jagain kita dari sakit :)

Nah, berhubung aku barusan aja melewati masa krisis pertaruhan hidup mati di sektor akademik (baca : ujian), aku jadi punya bayangan sedikit-sedikit buat ngatur strategi belajar berikutnya. Berikut beberapa tips asik buat belajar beberapa mata kuliah semester tiga, tapi inget, ini tips bukan dari seorang profesional yang ber-IPK sempurna, melainkan cuma pengalaman orang amatiran yang sedang berjuang belajar secara kontinu, bukan hanya untuk kepentingan ujian. Jadi nggak usah heran kalo ada yang rada-rada aneh yaa. Hehe. Mungkin temen-temen punya tips yang lebih ciamik bisa ikutan share di sini :)

BOTANI FARMASI II

Sudah siap belajar Botfar 2? Udah dikeluarin semua diktat-diktatnya? Tarik napaaas... dan yak, kita liat ada berapa divisi Plantae yang jadi target kita. Hmm, ada Angiospermae, Gymnospermae, Fungi, Algae... waaa banyaak T.T

1. Tenangkan hati dulu, bos. Materi Botfar 2 yang banyaaaak banget itu bisa dibagi-bagi jadi beberapa bagian koq, terus selanjutnya kita atur sendiri waktu buat ngapalinnya, pokoknya harus kontinu. Nggak boleh lagi sistem kebut semalam, kalo perlu diharamkan aja tuh, hahaha. Misal satu hari sediain waktu satu jam buat ngapalin satu famili, satu minggu satu ordo. Hapalinnya harus lengkap lho, pake ciri-ciri, kandungan kimia, efek terapetik, nama simplisia, nama spesies dan lain-lain.

2. Untuk mempermudah, bikin mind map atau bagan atau tabel sistematis yang gedeeee buat ditempel di tempat yang sering terlihat. Biar nggak cuma jadi pajangan doang, kasih tekanan yang memaksa kita untuk baca. Misalnya tulisan IQRO’ (bacalah!) di atasnya, atau foto artis Korea kesayangan sebagai backgroundnya. Tapi kalo aku sih, mending pajang foto sendiri. Hyahahaha.
Ini contohnya niih...




biarpun jelek, nggak rapi, lecek, butut, tapi mereka tetap setia menemaniku dimanapun aku berada :3 (di kamar, di ruang makan, di kamar mandi)

3. Cari kesamaan ciri-ciri. Kesamaan terbanyak biasanya ada pada familia, misalnya familia Piperaceae, punya akar pembelit. Familia Coniferaceae, daunnya bentuk jarum (eh bener nggak ya? hehe) dan seterusnya.

4. Hapalin sambil bayangin. Udah paham bener sama materi morfologi tanaman di Botfar 1 kan? Kalo belum, buka-buka lagi yuuk diktatnya. Liat-liat lagi gambar bentuk-bentuk daun, rasemosa bunga, macam-macam habitus, sama asesorisnya (stipula, duri, akar udara, akar pembelit, dll). Kalo udah, sekarang balik lagi ke mindmap Botfar 2. Baca-baca, hapalin sambil ngebayangin morfologinya. Kalo bisa, mindmapnya dilengkapi dengan gambar contoh tanemannya yaa, soalnya kebanyakan dari kita biasanya belum pernah liat taneman itu secara live jadi susah ngebayanginnya.

5. Imajinasi! Wajib yang ini. Kalo ngerasa ogah dan ilfeel ngapalin taneman-taneman itu, buatlah sedemikian rupa biar suasana enak. Bayangkan monster Cannabis sativa bisa ‘nyaplok’ dirimu dengan daunnya, lalu memberimu pengaruh Cannabinol yang bikin teler. Kemudian kamu jatuh ke belitan Piper betle dan diselamatkan oleh Meniran Putih yang memberimu kekuatan ekstraimunitas. Dan Beta vulgaris datang melawan si monster Ganja dengan tembakan gula bitnya. Dor dor dor... *hadeh,kebanyakan nonton Ultraman ini*

Hmm, apalagi yaa.. Intinya, jangan males bikin mind map dan baca dan ngeliatin gambar taneman dan nginget-nginget. Sebelum belajar, di-upgrade dulu niatnya. Jangan cuma demi ujian, nggak cukup untuk bikin kita mau kerja keras itu mah. Niatkan demi tujuan tertinggi yang ingin kita capai.

Ini masih part 1 nih. Doakan ada part-part selanjutnya yang lebih asik yaa. Semangat, (calon) Apoteker! :D
Read More
      edit

Thursday, November 3, 2011

Published 7:23 PM by with 0 comment

The Falling

There’s a reason, a place, and a moment

To fall

Too deep

Like the sunshine won’t come around anymore


But everything in me

Whether it’s falling and fragile and break

Will never be that good to be that weak

Will never decrease this struggle

Whether I’m not a SUPERMAN



I can’t stand to fly

I’m not that naive
I’m just out to find the better part of me

I’m more than a bird I’m more than a plane
I’m more than some pretty face beside a train
And it’s not easy to be me


~Five for Fighting – Superman
Read More
      edit