Sunday, April 29, 2012

Published 3:24 PM by with 0 comment

Yang Tak Terkatakan

Anda harusnya tau, ketika saya mengulur-ulur kata, itu artinya saya sedang tidak ingin berbicara pada Anda, tetapi Anda terlalu takut untuk menjadi orang yang diam selagi saya meredakan emosi dan kekecewaan saya. Saya kecewa, bukan marah. Akhirnya saya tau betapa Anda sebenarnya tidak terlalu peduli. Kecewa.

***

Dear, you. Aku kira kamu akan dengan gentle menghampiri aku yang sedang berdiri di samping sahabatku, yang kalau matanya bertemu dengan matamu auranya berubah menjadi seperti ayam petarung. Nyatanya dia benar, kamu hanya hebat dengan kata-katamu. Not more. Selama beberapa waktu aku dan sahabatku hanya memandangi gerak-gerikmu dari jauh, mengira kamu akan mencari kesempatan dimana aku tak sengaja keluar dari balik punggung sahabatku. Nyatanya tidak. Dan kami tertawa-tawa.

***

Heh kamu. Iya, kamu yang dari dulu nggak pernah berubah, selalu konyol, out of the box, dan seringkali gagal menutupi perasaanmu. Jangan mudah percaya sama kata orang-orang. Mereka hanya ingin melihat ekspresi jealous-mu. Dan ketika itu berhasil, aku ikut tertawa puas sekali. Jangan mudah salting out juga. Harusnya ketika mereka mengarahkan kamera ke kita, kamu bersikap normal saja (eh memang kapan kamu bisa bersikap normal? :p)

***

Sekarang Anda. Anda yang pernah membuat saya stuck pada beberapa kenangan. Seakan yang nyata adalah kemarin, bukan hari ini. Memang terlalu banyak yang mereka katakan tentang Anda. Anda pun memainkan kata-kata eksentrik dan cerdas ala Anda sendiri. Hati yang mudah terbolak-balik ini terkadang mencoba menemukan panjang gelombang yang pas ketika berhadapan dengan Anda. Ya sudahlah biarkan mengalir saja.

***

Yang ini buat kamu, sahabat yang sering bikin aku geleng-geleng kepala. Tau ndak, aku selalu ingin memiliki sifat-sifatmu. Cuek, seenak udel, berani, dan pantang menyerah. Seneng ya akhirnya bisa foto mesra dengan pujaan hati? Aku bayangin seharian ini kamu pasti tiduran sambil ngeliatin foto itu di display kameramu. Hahaha. Anyway, makasih bro sudah nggak terlalu frontal ngajak orang betengkar. Makasih untuk "kepura-puraan" kita ketika muncul di depannya, cukup kok untuk membuat dia geram dan aku lelah menahan tawa.
Read More
      edit

Friday, April 27, 2012

Published 2:11 PM by with 0 comment

Lega :)

Hari terakhir UTS... Rasanya kayak layangan yang benangnya putus dan menari-nari terbawa angin. Bebas! Alhamdulillah...

Kemarin setelah berhasil tersentak oleh ayat ini....

Wa ila robbika fargobh
Dan hanya kepada Tuhanmu lah kamu berharap - Alam Nasyrah : 8

Akhirnya saya tenang, dan tetap berharap pada-Nya.

Dan hari ini saya merayakannya dengan membeli majalah Bobo, lalu membacanya sampai habis sekaligus. Huaaah rasanyaaaa sesuatu banget :') Berasa kembali ke jaman SD. Persis. Hari Jumat, pulang cepet, buru-buru ngelepas sepatu, meraih majalah Bobo edisi terbaru di meja, lalu masuk kamar, membaca habis isi majalah sambil menunggu Mama pulang kerja.

Majalah yang sekarang harganya 9500 rupiah (mahal juga untuk ukuran majalah tipis) ini ternyata tambah keren. Sungguh keren. Bobonya pake topi yang ada bolongan buat telinganya lho *apanya yang keren*. Yang bikin tambah keren adalah dia sekarang FULL COLOUR... Iya, FULL COLOUR, yang juga impian layouter manapun di dunia, termasuk para layouter di majalah kebanggaan Fakultas Farmasi. :p Yaah, aku doain suatu hari nanti kesampaian deh, biar makin keren kayak Bobo. Amin.
Read More
      edit

Tuesday, April 24, 2012

Published 10:58 PM by with 0 comment

Party, High Heels?

Well, I love party, love invitation, love being overweight since all those food and beverages (yet never), love talking a lot with the girls, love joking with the guys, and love hearing my name called from the stage...

But hate to know that all my clothes are about jeans and casual. How can I go to party with that kind of clothes? ~.~

And hate high heels! No way with high heels. But if it's a party, you should be long-dressed. Long-dressed means high heels-mate. High heels mean "oh my feet disagree" and I don't have ones - instead of my sister has the 7cm ones and 15cm ones. Wow. If it's not high heels, it must be wedges. That kind of shoes are nice enough, but still, it's not ME. I'm too afraid to fall down while going upstairs and downstairs and being frustated of those shoes.

I wonder going to party is like going to concert. Blue jeans, white t-shirt, and converse. Oh Lord, that's me-enough :d
Read More
      edit
Published 10:26 PM by with 0 comment

Dulu...

Kadang masih ingat...

Dulu ada yang tengah malam rela menahan kantuk untuk membaca pesan nggak penting dariku
Atau kalau nggak gitu, hanya bertanya, "how's your day?"

Terus ada juga yang sengaja menyisipkan kata-kata tak terlupakan di buku catatanku

Atau kalau nggak gitu, membuat aku kesal dengan keisengannya

Terus ada juga yang mengerti sekali kalau aku gampang sakit, padahal aku suka bermain dalam hujan

Atau kalau nggak gitu, menjadi perhatian sekali ketika aku benar-benar jatuh sakit

Dulu....

Sekarang dia menghapus aku dari ingatannya, dari hidupnya...

Read More
      edit
Published 10:23 PM by with 0 comment

Cara Tepat untuk Menghargai


Kata ayah, kalo nilai UAN-ku bagus, trus masuk SMP favorit, aku dibeliin ipad lhoo...

Itu kata seorang anak SD yang mau UAN. Hmm... ya bagus sih buat motivasi, gimanapun semangat “memperebutkan hadiah” itu memacu usaha banget, apalagi buat tipe anak kayak dia yang notabene susah disuruh belajar. Baguslah, tapi bener kah caranya seperti itu?

Yang gueh tau “nilai UAN bagus” dan “masuk SMP favorit” itu jauh lebih berharga daripada ipad. Lagian anak SD gitu loooh, buat apa ipad? Gueh aja dari dulu ngiler sama ipad belum kesampaian #iri. Ah mungkin anak umur segitu belum ngerti...

Seinget aku, selama ini aku nggak pernah diiiming-imingi sesuatu sebagai tanda hadiah. “Kalau kamu bisa rangking 1, nanti mama beliin anak gajah warna pink.”

Belinya dimane mak? Di Way Kambas aja adanya warna abu-abu semua.
Dulu aku emang pengen banget pelihara gajah warna pink kayak Bona yang di majalah Bobo, kirain di pasar ada yang jual, tinggal diiket kakinya, dimasukin kresek terus dibawa pulang.

“Kalau kamu bisa juara kelas, nanti mama ajak ke planet Kryptonite terus kita minta foto bareng Superman di sana.”

Supermannya lagi maen film di bumi, mak -_-
“Kalau rangkingmu bisa naik semester ini, nanti mama bikinin kue lapis bentuk onde-onde.”

Nah lho gimana itu ya? Hahaha.
“Kalau kamu bisa.... nanti mama kasih hadiah....”
No way. Enggak blas deh pokoknya.

*keliatan banget kalo iri.

Eh enggak iri kok... Hemm, dikit sih sebenernya :p eh enggak enggak, beneran nggak iri. Sekedar berpendapat aja, motivasi yang berupa pemberian materi itu menurutku akan cepat terdegradasi. Atau dengan kata lain, hanya memacu semangat sementara saja sebelum akhirnya males-malesan lagi.

Meskipun mamaku nggak pernah menjanjikan hal-hal materiil seperti itu, tapi ada sesuatu darinya yang selalu memacu aku dari dulu hingga sekarang...

Mama biasanya membiarkan aku berusaha sekuatku sebisaku, lalu ketika hasilnya keluar, entah baik atau buruk, beliau selalu tau cara tepat untuk menghargainya. Iya, MENGHARGAI, bukan sekedar menyanjung atau memuji.

Mamaku itu tipe orang yang sederhana. Penampilannya sederhana. Perbuatannya sederhana. Tutur katanya sederhana. Kesukaannya sederhana. Kebahagiaannya sederhana. Tapi ketulusan hatinya luar biasa. Maka cara menghargainya pun sederhana dan tulus, membuat orang yang mendengar luluh hatinya.

Misalnya dulu waktu SD. Nilai raporku jelek, bahkan mungkin paling jelek di kelas. Orang tua lain mungkin akan malu dan kesel, terus marah-marahin anaknya yang nggak pernah belajar. Tapi mamaku enggak. Yang dikatakannya cuma,

“Waah kok jelek... Tapi nggak apa-apa, kan sudah berusaha. Habis ini belajar yang rajin yah. Nanti mama bantuin yang nggak bisa.” Plus senyum tiga jari.

Aku hanya mengangguk, tersenyum juga. Dalam hati aku berkata, “iyah ma. Aku akan belajar. Sungguh aku akan belajar biar nggak jelek lagi nilainya.”

Makanya aku heran ngeliat adek-adek sepupuku dicerewetin ibunya gara-gara nilainya jelek.

Atau waktu SMA. Pas kelas 3 bisa rangking 1 di kelas *eh, bukan maksud hati untuk sombong*. Mama cuma bilang,

“Selamat ya sayang. Nggak sia-sia kan usahanya belajar tekun? Mama bangga sama kamu. Semua orang yang kenal kamu juga pasti bangga.” Plus senyum tiga jari lagi.

Lagi-lagi aku hanya mengangguk, tersenyum lebih lebar plus mata berkaca-kaca.

Itulah mamaku. Yang dihargai itu USAHAnya, bukan HASILnya. Setiap usaha itu ada harganya, berikanlah dengan tulus.

Dulu aku selalu menelan kekecewaan karena seumur-umur rapor nggak pernah diambil orang tuaku sendiri, malah pernah dititipin ke orang tua temen karena nggak ada yang ngambil. Ketika sebagian besar orang “merayakan” hari rapotannya, aku malah nangis, mengurung diri di kamar, dan baru membaik kalau mamaku datang atau sekedar nelpon untuk mengatakan kata-kata ajaibnya itu.

Sampai sekarang pun, kalau inget senyumnya mamaku, kalau lagi terngiang-ngiang suaranya yang lembut, langsung deh muncul semangat untuk berusaha lebih dari alam bawah sadar.

Everything I do, I do it for you Mom, for your smile and happiness. Please Allah, take her care, make her happy, and say to her that I love her more than I can say :’)

Read More
      edit

Monday, April 9, 2012

Published 9:47 PM by with 0 comment

Pamanku :')

Pada saat-saat tertentu, seseorang pasti perlu berbicara dengan ayahnya... Apalagi seorang anak perempuan.

Baru-baru ini aku merasa ingin berbicara dengan seseorang yang sudah lama aku rindukan. Gimana ya rasanya bicara sama beliau? Setidaknya aku bisa membayangkan :')

Belum lama ini aku kehilangan seorang paman yang aku cintai. Seorang paman yang semangatnya tak pernah mati. Sebenarnya bukan paman sedarah sih, lebih tepatnya anak angkat di keluarga yang sudah seperti saudara-anak-paman sendiri bagi kami. Tapi paman yang satu ini yang paling dekat sama aku, yang menjadi motivasi tak terkatakan bagiku. Kalau aku merasa perlu berbicara dengan papa, aku tau aku bisa bicara dengannya. Setidaknya nggak jauh-jauh beda lah.

Tapi sekarang, ia sudah pergi di usianya yang masih muda. Aku ikhlas kok, meski awalnya sedih tak terkira. Sekarang nggak ada lagi yang nelpon aku pas aku lagi tengah-tengah kuliah. Nggak ada lagi yang aku tunggu kedatangannya di akhir minggu untuk aku buatkan teh hangat. Nggak ada lagi yang ngajak aku beli es campur sore-sore...

Rasanya ingin sekali titip salam kangen buat papa di sana :')
Read More
      edit
Published 9:28 PM by with 0 comment

Tentang Regu Macan

*ditulis di antara tumpukan jurnal praktikum*

Anak-anak semester 4 meskipun nggak pernah jauh dari kertas folio bergaris, masih bisa bertambah juga kadar kekonyolannya.

Karena di Farmasi ini kelompok praktikumnya sering dibagi berdasarkan urutan nomer induk, jadi anggota kelompoknya ya itu-itu aja. Mulai dari Fisika Dasar, Kimia Dasar, Anfar, Kimsin... Aku sekelompoknya sama 6 orang yang sama. Sebut saja nama kami Chyntia, Dani, Dita, Novi, Meri, Windy. Nama kelompok kami adalah REGU MACAN! Kenapa kok regu macan? Tanyalah pada Dani. Kayaknya waktu itu dia lagi kangen sama regu pramukanya pas SD.

Ada sih departemen yang akhirnya mutusin untuk me-random pembagian kelompok. Tapi begitu diliat-liat, ternyata kami nggak random-random amat. Yang pindah cuma Meri sama Windy. Additional teamnya Ulil, mbak Gina dan mbak Lydia. Mbak-mbak itu langsung kami angkat jadi pembina kami. Hidup pembina! Huahaha.

Trus pas praktikum Farmakognosi yang sendiri-sendiri dan sangat random, kami juga nggak random-random amat. Sebelahku Ulil sama Dani. Di belakang ada Novi.

Regu ini adalah tipe orang-orang yang pas praktikum pendahuluan Kimsin udah pada lemes dan males berdiri. Baca reaksi asam-basa nggak paham-paham, sampe Pak HP ngasih pencerahan baru kita bisa bilang “ooooooooh”. Pas minggu pertama, kami lebih suka duduk-duduk di depan labu destilasi sambil ngobrol kesana-kemari daripada berstrategi membelah diri melakukan banyak percobaan. Peduli amat, nggak selese juga biarin.

Pas minggu kedua Kimsin, orang-orang ini sepertinya mulai sadar diri. Jangan lemes-lemes hoi. Akhirnya kami membelah diri. Dani sama Novi yang rekristalisasi, Aku sama Meri awalnya nyiapin untuk soxhlet, terus Meri sama Dita berkolaborasi destilasi uap. Aku pun melanjutkan ke percobaan destilasi air sama Windy. Dan adaaa aja kejadiannya walaupun kita sudah berpencar.

Ekstraksi Soxhlet... Chyntia dengan sotoynya pake daun teh yang tersedia di depannya untuk ekstraksi kafein. Trus baru berasa aneh waktu udah muncul hasil ekstraksinya. Kok warnanya butek banget ya? Mirip-mirip akuarium yang nggak dikuras sebulan. Ah kan kafeinnya banyak makanya butek --> alibi. Ternyata itu daun teh ampas yang sebelumnya udah pernah diekstraksi. -_-

Rekristalisasi... Entah kenapa udah ngulang dua kali masih nggak seperti harapan. Kristalnya cuma dikit. Trus dibilangin anak kelompok sebelah untuk pindah tempat. Ada yang nggak beres di hot platenya. Dan ternyata bener, di percobaan ketiga yang pindah tempat, kami berhasil. Haaah percobaan ketiga? *.* emang deh, kita suka mereplikasi seenak udel.

Destilasi... Ada tiga orang yang lagi enak-enak nunggu suhunya naik sambil ngobrol kesana kemari. Tiba-tiba ada yang nyemprot. Omelan dosen maksudnya? Bukan. Nyemprot dalam artian yang lebih harfiah. Selang kerannya nggak rapet, terus tiba-tiba nyemprot dengan kerasnya. Tiga orang yang enak-enak nunggu suhu konstan destilasi tadi langsung turun suhunya (baca : basah kuyup). Sebut saja namanya Chyntia, Windy dan Dani.

Regu ini adalah tipe orang-orang yang pas praktikum Anfar malah ngobrolin Digimon, Pokemon, Ninja Hatori, Powepuff girls kesukaan mas Hafizh, jajan pas SD... semuanya dilakukan sambil ketawa-ketiwi. Trus pas nungguin spektra GC keluar, kita main minesweeper dengan enjoy-nya. Alhasil, peak areanya pecah semua, kapok lah kita.

Regu ini adalah tipe regu yang selalu menerima alibiku, seberapapun nggak masuk akalnya itu. Huehehe.

Misal~

X : Yaah, kita parah yaa.. masa’ rekristalisasi aja harus ngulang tiga kali :(
C : Lho ndak apa.. Replikasi ini namanya...Semakin sering diulang semakin bagus.

Dan semuanya setuju. Beres deh :D Ahaha.

Yang pasti regu ini meskipun sering salah di sana sini, sering mecahin alat, sering guyon nggak berenti-berenti... tapi punya semangat belajar yang cukup tinggi dan resisten terhadap luapan emosi dosen. Regu macaan... Raawr :D
Read More
      edit

Friday, April 6, 2012

Published 9:17 PM by with 2 comments

Si Tomcat Garong

Pertama kali tau tentang tomcat dari tanteku. Tanteku taunya dari broadcast-an BB.

Tante : Eh udah tau tentang tomcat belum?
Aku : Tomcat? Kenapa si tomcat? Penyet kejatuhan besi lagi? *bayangin : tom and jerry kejar-kejaran
Tante : Bukan yang ituu -_-

Waktu aku sama adek-adek sepupu ngeliat gambar di artikel itu, yaitu gambar mukanya tomcat, aku ngerasa lumayan familiar. Jangan-jangan kita masih sodaraan? #eh. Adek-adek sepupu itu juga tampaknya lumayan familiar. Nah lho! Jangan-jangan beneran sodaraan.

Adek 1 : kayak permen blast** yaa, belang-belang
Adek 2: enggak, kayak pelangi tapi dua warna (maksa banget)
Adek 3 : kayak boneka doggy-nya mbak Chyntia
Aku : eh itu serangga, bukan anjing -__-
Adek 4 : kayak mbak Chyntia
Aku : maksud loo -__-

Dan sepanjang aku ngikutin berita tentang tomcat, ternyata beritanya penuh dengan hoax. Yang katanya racunnya lebih berbisa dari naga lah (emang naga berbisa?), yang katanya bisa bikin mati lah, yang katanya dia suka makan ayam goreng lah... Pokoknya paling nggak suka ada orang bikin isu-isu yang lebai kayak gitu di media massa, berasa ngebohongin anak kecil aja ya. Tapi toh juga banyak yang jadi parno sama tomcat gara-gara berita macam itu. Mungkin bentar lagi bakal muncul istilah baru untuk fobia tomcat, obsesif tomcat, identifikasi hubungan linear antara ukuran badan tomcat dengan minyak atsiri yang dapat diisolasi (eh?)

Anyway tentang isolasi... anak-anak BEM Farmasi kapan hari berhasil mengisolasi tomcat lho. Sebenarnya rada nggak percaya juga. Waktu ada yang bilang, “itu tuh ada tomcat diisolasi kalo mau liat.”, aku membayangkan dengan ruwet, kirain ada hubungannya sama isolasi senyawa yang sering diceritain Pak Marcel.

Waktu ngerjain lpj di sekre BEM...

C : Masa’ sih bisa diisolasi?
X : Iya, itu di buku baceman.
C : Hah? (mikir : maksudnya aku disuruh liat teori isolasi tomcat di baceman gitu?)
X : Itu lhoo, ambilen baceman oren di belakangmu itu.

Eh ternyata isolasi dalam artian yang paling sederhana. Serangganya ditempelin di cover baceman pake solasi a.k.a selotip. Nyesel udah mikir ruwet -__-

Waktu ada temen yang ngaku kena gigitan tomcat dengan histeris...

A : Huaaa Chyntiaaa... aku digigit tomcat nih huaaaa...
C : Kalau boleh tau, kena gigitannya kapan ya? -->bahasa KIE -_-
A : Kemaren malem. Nggak kerasa tiba-tiba ada tomcat nempel di kakiku. Huhuhu.
C : Tomcat nempelnya di kakimu, kalau aku nempelnya di hatimuu :3
A : (ngambil kloralhidrat sejirigen)

Trus sebagai penambah sensasi, aku berkoar-koar.

C : Tau nggak sih, ada kemungkinan tomcat itu mutan lho!
B : Hah mutan?
C : Iyaa, dia itu sebenernya semut yang keliaran di lab Anfar, terus nggak sengaja pas jalan-jalan masuk ke alat yang meradiasikan sinar gama, radiasinya kena dia. Cuuss, dia tiba-tiba berubah jadi spesies lain yang punya kekuatan super. (adapted from Hulk)
B : .....
A : Apa cobak kekuatan supernya? <-- heran, ternyata ada juga orang ngeladenin khayalan gue
C : Kekuatan supernya ituu... dia bisa berubah jadi tomcat garong kalo malem. Kelakuan si tomcat garong.. (nyanyi-nyanyi)
A dan B : (ngakak sampe jongkok-jongkok)

Kapan hari omku merasakan kehadiran tomcat di sekitarnya pas lagi makan kripik singkong.

Om : Eh eh ada tomcat, ada tomcat! (sambil bawa kripik di tangan)
Adek : Hajar om, hajaarr!

Omku langsung pasang posisi kuda-kuda pencak silat... dan... hiaaats, ngelempar tomcat pake kripik singkong. Ciuuw... ciuuw...

Tomcatnya lari ke arah adekku. Adekku lari ke arah tomcatnya, kayak adegan sinetron, eh nggak ding.. lari menjauh dari tomcat. Dan mereka dengan kompak ngelemparin kripik singkong ke tomcat.

Aku yang ngeliat kejadian ini cuma ketawa ngakak sekaligus ngebatin, apasih orang-orang ini. Mana ada sejarahnya tomcat takut sama kripik singkong. -__-

Memang deh ya, kalo diliat-liat, berita tentang tomcat ini sengaja dibuat-buat, direka-reka sedemikian rupa untuk menutupi berita-berita lain yang sebenernya lebih penting dan lebih pantas dibahas dalam media. Tauk ah, yang penting pinter-pinter milihin berita yang masuk kuping aja pasti aman kok~
Read More
      edit