Minggu ke empat di Cikarang.
Entah apa yang terjadi dengan
tempat ini. Kalau orang bilang ini galaksi lain, planet lain, ya lebai banget kayaknya.
Mungkin karena orang-orang yang tinggal di ibukota terlalu sombong sampai males
banget kalo ke daerah sini. Padahal ya... biasa aja sih... semacam Surabaya
barat gitu suasananya. Kalau Surabaya barat dikuasai oleh Ciputra Group,
sedangkan Cikarang dikuasai oleh Lippo Group. Jadi ya mirip-mirip gitu. Banyak
perumahan mewah, mall, ruko, jalannya lebar. Mungkin besok lusa di depan kos
udah ada mall baru lagi.
Coba kita inget pas awal-awal
mendarat di Cikarang.
Begitu sampai di tempat ini, aku
merasa baik-baik saja... sampai menyadari kalau di kamar kos susah sinyal (dan
itu bikin gueh mencak-mencak). Kalau lagi berada di daerah terpencil antah
berantah gitu wajar, nah ini kos terletak di area perumahan mewah Meadow Green,
yang kalau check in di path bisa ada taglinenya assisted living atau
apartment/condo living gitu. Keren kan. Tapi kekerenan itu sirna sudah karena nggak
ada sinyal. Beberapa hari kemudian baru ada yang menjelaskan kalau pondasi dan
dinding bangunan di sini terbuat dari beton makanya susah ditembus sinyal. Jadi
kalau butuh sinyal, diperlukan usaha semacam naik ke loteng atau duduk di
balkon. Dan keduanya sudah pernah saya lakukan demi browsing dan chatting.
Mayan juga sih, di loteng bisa ngobrol (lewat whatsapp) sambil liat bulan (dan
jemuran). Tapi selanjutnya aku lebih memilih balkon yang menghadap ke jalan cemara.
Ada sofa yang segera aku klaim menjadi singgasanaku di sana. Takzim banget
sudah kalau pegang tab sambil duduk di sofa. Hahaha. Sampai akhirnya Angga
menyadarkanku bahwa ada pohon kamboja besar menjulang tepat di depan sofa.
Jadinya kan merinding gimana gitu. Bener-bener merusak suasana.
Saya dan teman-teman tinggal di
cikarang selama dua bulan untuk praktek kerja profesi (PKP). Enam orang pkp di
kalbe, dua orang pkp di pharmalab. Kami sangat antusias dan bersemangat karena
ini pkp terakhir dalam rangkaian kuliah profesi apoteker *kok alay ya*. Kalau
aku sebenarnya nggak mikir gitu. Seneng aja bisa escape from surabaya again.
Aku ngebayangin ini kayak KKN dulu, dimana aku menemukan daerah baru yang belum
pernah aku kunjungi sebelumnya, kemudian menemukan kehidupan baru, cerita baru.
Dan malah jadinya nggak fokus ke pkp, dikit-dikit mikir mau liburan kemana, mau
nyobain makanan apa. What a life deh, hahaha. Aduh ampun. Fokus, nak, fokus.
Sekarang sudah minggu keempat
pkp. Ada aja kejadian aneh yang menimpaku selama di sini, dan aku doang yang
kena, temen-temen pada nggak ada yang kena. Membuatku berpikir, emang seaneh
apa sih diriku ini sampe kejadiannya selalu gini? -__-
Minggu awal nyampe Cikarang, aku
dan beberapa orang teman belanja ke pasar sentral. Pasarnya lumayan jauh dari
Meadow Green. Harus naik motor kesana. Kita beli berbagai macam bahan makanan
untuk bertahan di kos. Pas pada sibuk milih ember, ada ibu-ibu yang juga lagi
milih ember nyeletuk ke aku, “eh teh, kok cantik bener.. asli apa operasi
plastik nih?” Aku melongo, antara seneng dan kesel. Seneng karena ibu itu
niatnya memuji, dan kesel kenapa kok kayaknya nggak percaya amat kalo ini muka
asli gueh, bukan muka operasi plastik. Anak-anak lain pada sibuk nawar ember,
jadi nggak ada yang tau.
Trus kita lanjut beli sayur dan
bumbu.
Abang penjual tempe di
seberangnya bilang, “wah, neng, mirip marshanda neng.” Kali ini anak-anak pada
denger dan dengan siriknya berlagak muntah-muntah dan batuk-batuk. Hahaha.
Hari pertama di tempat PKP, yaitu
PT Kalbe Farma, juga lumayan bikin melongo. Pas di pos satpam depan, kita
diminta salah satu ktp untuk ditukar dengan kartu visitor, dan pak satpamnya
nunjuk-nunjuk gueh. “KTPnya mbak yang ini aja nih.” Kaget juga kan ditunjuk-tunjuk
di jidat gitu -__-
Begitu pembagian departemen, aku
ditempatkan di QA, sedangkan teman-teman dari Unair lainnya ditempatkan di RND.
Lagi lagi cuma gueh yang beda. Udah gitu, QA kena audit sejak hari ke-2 aku
pkp. Jadilah aku satu-satunya anak Unair yang libur seminggu.
Tak cukup hanya itu. Masih banyak
hal-hal aneh lainnya yang bikin tepok jidat dan ngakak. Yaudahlah hanya orang
yang sama-sama aneh yang bisa paham. Hahahah.
Di QA, kerjaan anak PKP adalah
bikin laporan validasi, protokol validasi, Annual Product Review dan lain-lain
yang sebangsanya. Intinya, kami dipekerjakan. Haha. Ya gimanapun kita butuh
pengalaman kerja, tapi sepertinya semakin ke sini aku semakin menyadari bahwa
aku tidak berbakat dalam kerjaan QA. Sumpah bosen abis. Di office nggak ada
sinyal pula. Kalau bosennya datang, pelariannya adalah nyanyi-nyanyi sendiri
dan ngobrol sama anak-anak. Memang aku payah banget kok kalau masalah manajemen
kejenuhan gitu, mungkin otaknya terlalu liberal, dan aku takut itu
menghancurkan kreativitas. Masih perlu banyak belajar dari orang-orang yang
terbiasa bekerja konstan nih kayaknya.
Yaudah deh, mari kita lanjutkan
hidup di Cikarang. Tinggal sebulan lagi, men!
NB1 : Mau upload foto tapi fotonya di tab belum dipindah ke laptop. Kapan kapan deh ya. Ngantuk juga mau boci.
NB2 : Maaf NB1-nya nggak penting.
NB2 : Maaf NB1-nya nggak penting.