Sunday, November 24, 2013

Published 9:13 PM by with 0 comment

One More Dream Comes True :)


Sekali lagi Allah memberikan kejutan manis. Sekali lagi Allah membuktikan bahwa tiada impian yang tak mampu direalisasikan. Sekali lagi aku merasa keringat di dahiku menguap dan usaha keras terbayar. Sekali lagi aku diyakinkan bahwa Allah sedang merajut kehidupan terbaik untukku. Ini membuatku semakin berani menghadapi segala yang dihadapkan padaku setelah ini, kesulitan, kemudahan, kesedihan, kebahagiaan, apapun itu... semoga menjadikan diri ini hamba yang dirindukan surga.

Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang - Imam Syafi'i.

Sayang Allah :')
Read More
      edit

Friday, November 8, 2013

Published 11:11 PM by with 0 comment

Dan Semester Tujuh Ini...



*menghirup nafas panjang*

Aah semester tujuh. Saat yang tepat menghadapi tekanan demi tekanan dari segala arah. Ini sudah (atau baru) tengah semester, ujiannya terasa mencekam. Entah aku yang kurang cerdas atau memang pelajarannya semakin sulit. Tapi ya beginilah Farmasi. Semakin dekat dengan kelulusan, semakin sulit. Semacam obat yang kalau mau sampai ke reseptor harus melewati barrier-barrier tubuh. Tidak mudah, tapi dengan usaha formulator dan teknologi, akhirnya bisa.

Terkadang kalau sedang lelah dan semangat tersupresi sedemikian rupa hingga terduduk lemas di depan tumpukan kertas-kertas tugas, aku meraba kembali kenangan-kenangan yang membawaku hingga ke titik ini. Kenangan itu seperti menjadi zona nyaman yang aku rindukan. Selalu aku rindukan.

Semester tujuh ini dimulai dengan sangat indah.

KKN... Kurang lebih satu bulan menjalaninya di desa Jrebeng, Probolinggo. Benar-benar kenangan tak terlupakan. Teman-teman sekelompok, Bu Imam, sungai yang indah, suasana desa, anak-anak kecil kesayangan. Tidak ada habisnya kalau diceritakan. Hidupku bisa dibilang sempurna saat itu. Segalanya menyusun diri untuk membahagiakanku. Mengusir penat semester enam. ‘Kabur’ sejenak dari kehidupan kampus. Seperti menjalani kehidupan di dunia lain yang sangat berbeda dan lepas dari sangkar. Terbang. Tertawa lepas.

Kemudian Allah memberikan kejutan : Istanbul! Itu pertama kalinya aku menjejakkan kaki di benua lain. Pertama kali meninggalkan negeriku. Pertama kali merasakan penerbangan hampir sepuluh jam. Segalanya serba pertama kali. Aku seperti anak kecil yang mendapatkan hadiah mainan baru. Menyambut dan menggenggamnya dengan riang. Menikmati setiap bagiannya. Mengenal teman-teman baru dari berbagai belahan dunia. Dihujani keramahan saudara seiman. Melangkah di antara jejak kebesaran Islam. Merentangkan tangan seakan ingin menggenggam semua. Saat menghirup angin dingin musim gugur, aku menyadari, setelah meninggalkan kota yang indah ini, hidupku akan banyak berubah.

Kedua hal itu menjadi dua kepingan besar dalam hidupku. Kepingan yang menyusun nilai-nilai dalam diriku hingga menjadi seperti saat ini.

Dan benar saja, hidupku banyak berubah. Ketika semester tujuh dimulai, duniaku sedang tidak stabil. Sempat terkoyak. Mematahkan energi semester baru yang biasanya aku gejolakkan. Aku yang tadinya terbang dan tertawa lepas, mendadak tersungkur dan menangis sejadi-jadinya. Berkomplikasi dengan jetlag yang sering membuatku setengah sadar di kelas, semester tujuhku hampir tidak ada artinya.

Mungkin ini yang sering dikatakan orang “hidup itu seperti roda yang berputar”. Hidupku bukan sekedar diputar, tapi dibanting seratus delapan puluh derajat. Aku kaget dan menangis keras.

Meskipun belum lelah menangis, tapi aku memutuskan untuk bangkit. Perlahan. Hingga tegak berdiri. Aku menerima dengan lapang tugas-tugas kuliah yang menyerbu. Memberikan usaha terbaik meski hati dan pikiran belum tertata rapi seperti sedia kala. Benar-benar perlahan. Jika merasa tak sanggup, aku bersandar pada-Nya. Maka perlahan juga aku belajar ikhlas.

“This is life, dear.” begitu kata Doaa, seorang teman dari Mesir.

Ya, inilah hidup. Hidup yang berjalan sesuai kehendak Allah. Sejauh ini skenario Allah tak pernah mengecewakan, maka aku jalani saja.

Satu-dua kekuatan mulai muncul dan menggantikan lelah. Tapi di sisi lain aku masih membutuhkan waktu untuk menyembuhkan. Entah berapa banyak, tapi aku yakin akan sembuh. Time would heal.

Dan semester tujuh ini akan penuh kebahagiaan seperti semester yang sudah-sudah. Aku akan terbang lagi. Tertawa lepas lagi.

Allah sedang merajutkan kehidupan terbaik, bukan?

Aku percaya dan sayang Allah selalu :)
Read More
      edit

Friday, November 1, 2013

Published 11:51 PM by with 0 comment

BIG BIG GIRL




 *Ini tentang kenangan*

I’m a big big girl in the big big world
And it’s not a big big thing if you leave me

Not a big big thing? Sungguh?

Rasanya memang lama-lama akan jadi ‘not a big big thing’, hanya saja sekarang sedang berproses. Rasanya aku ingin memberi selamat ke kamu. Selamat, kamu berhasil mengubah orang cuek jadi mellow. Selamat, kamu pernah membuatku tertawa selepas-lepasnya dan menangis sekeras-kerasnya. Selamat, kamu pernah membuatku berani membuka hati dan menyesalinya. Kamu hebat.

Kamu juga yang membuat hati semakin rapuh. Masalahnya, hati tidak seperti papan tulis yang kalau dihapus tidak meninggalkan bekas. Itulah mengapa melupakanmu menjadi sesuatu yang sangat sulit. Mungkin lebih sulit daripada memaafkanmu.

Dan selamat juga, kamu membawa pelajaran penting dengan kepergianmu, yaitu pelajaran untuk sabar luar biasa dan memaafkan – dua hal yang memerlukan kekuatan ekstra untuk melakukannya.

 Aku sudah memaafkanmu, tapi sabarnya belum. Ikhlasnya juga belum. Aku berproses menuju itu.

But I do think that I will miss you much... miss you much.

***

Life will guide you home
And I’ll ignite your bones
I will try to fix you

Aku selalu miris kalau mengingat kamu. Setiap hari kamu terancam. Setiap hari aku membayangkan kamu sudah hampir jatuh dan... Ah, pokoknya aku mengkhawatirkanmu, dan tidak tau bagaimana caranya untuk berhenti mengkhawatirkanmu.

Aku selalu kamu anggap anak kecil yang tidak tau apa-apa, dan kamu paling tau segalanya. Aku sudah terbiasa kamu anggap seperti itu. Satu-satunya hal yang bisa kulakukan adalah mendengarmu. Aku selalu mau mendengarmu. Paling penting dari itu semua adalah kamu bisa mengajakku menertawakan kesedihanku. Memang caranya begitu menyebalkan tapi lagi-lagi kamu membuatku percaya bahwa kamu melakukan hal yang benar.

Sekarang kita berjauhan. Terpisah pulau dan zona waktu beberapa jam. Tapi rasanya lebih dari itu, kau dan aku terasa lebih jauh lagi.

Kamu tau, aku sedang punya banyak sekali perasaan dan pikiran yang bertumpuk dan sedang mengahadapi banyak sekali hal sulit. Begitu bercerita kepadamu tentang ini semua, aku jadi malu sekali mengeluh. Kau menghadapi hal yang jauh lebih sulit daripada aku. Aku jadi benar-benar merasa tidak tau apa-apa dan manja sekali. Dan kau, menjadi lebih kuat dan masih bisa tersenyum walaupun perih.

Ketika bebanmu semakin berat dan kamu semakin jengah, lagu Fix You itu untukmu. Baik-baik di sana ya :)

***
Keep smiling, keep shining
Knowing you can always count on me for sure

Hey, tak usahlah merisau. Orang lain mungkin tidak mengerti. Tapi aku dan kamu seperti bertumbuh bersama, saling mengerti satu sama lain.

Aku tidak tega melihatmu sedih. Kau mungkin menghadapi hal yang lebih sulit daripada aku, daripada orang lain. Tapi orang lain mungkin tidak mengerti. Aku mungkin juga tidak sepenuhnya mengerti. Bagiku, kesedihanmu adalah juga karena kesalahanku yang tidak mampu mencegahnya. Kalau boleh, aku ingin mengambil semua bebanmu, semua sedihmu, agar kamu tersenyum lagi.

*Jeda UTS, ketika rintik hujan mulai menampakkan diri di kota dessert-like effect.
Read More
      edit