Thursday, September 30, 2010

Published 10:49 AM by with 0 comment

Suatu Hari di R.K 3.2 Fakultas Farmasi Universitas Airlangga…

Pak Dosen : Nama kamu siapa?

Aku : Chyntia, Pak?

Pak Dosen : Siapa? Siti?

Aku : Chyntiaaa

Pak Dosen : Ooh, Chyntia..

Aku : Yup yup (dalam hati)

Pak Dosen : (mulai mendongeng) Mungkin saja suatu hari nanti, Chyntia akan menjadi Apoteker hebaat… Lalu jadi peneliti, melakukan penelitian, trus nantinya bisa membuat obat baru yang termasuk antibiotik dan dinamai Chyntiamycin.. Wuooo… (berapi-api)

Temen-temen : Huwoooo….

Aku : Apaan tadi? Asin? Micin? Chyntiamycin?

Pak Dosen : Lalu obat Chyntiamycin ini dipatenkan, jadi Chyntia dapet bonus belipat-lipat ganda.

Aku : Amiiin… Amiiin… (dalam hati menjerit “Amiin Ya Allah… Dengarkan yang dibilang dosen yang baek hati dan pandai berkhayal itu, Ya Rabb!!! Kabulkan! Kabulkaaan! Amiiin.”)
Read More
      edit

Wednesday, September 15, 2010

Published 9:51 AM by with 0 comment

Apa yang Akan Aku Lakukan Hari Ini?

Apa yang akan aku lakukan hari ini?

Akankah pergi ke perpustakaan untuk nongkrong bersama buku-buku lusuh sekalian nyari referensi buat PKM?

Akankah maen ke rumah Mbak Karla, ngobrol-ngobrol, trus menculiknya ke suatu tempat seperti mall dan sejenisnya?

Akankah pergi ke toko buku, ngeliatin buku-buku best seller yang cakep-cakep, trus baca-baca buku yang nggak diplastikin?

Akankah ngajak Lidya pergi ke mall, beli sepatu, kali aja ada diskon pasca-lebaran?

Akankah nemenin si Maul maen di rumah?

Hmmm, ada ide laen?

Read More
      edit

Monday, September 13, 2010

Published 11:37 AM by with 0 comment

ANOTHER

You’re just another person I ever met
But why I meet you in every dreams?

You’re just another boy I ever know
But why I wanna know you more?

You’re just another people who pass my mind
But why you stay?

You’re just another thing to forget
But why you’re not forgotten?

You’re just another point for me to get away
But why I never try to make a step?

You’re just another shadow that’s gonna be faded away by the sun light
But why you don’t fade in my eyes?

You’re just another reason to cry for
But why the tears stopped before reach my cheeks?

Yeah, you’re just ANOTHER

I have another things to do and to think about
I have another poems to write and to read
And that’s not you!
Enough! Whadda hell with you!
Read More
      edit

Saturday, September 11, 2010

Published 11:12 AM by with 1 comment

An Essay to God

Dear God,

Thank you for giving me an Iedul Fitri that I enjoy with my big big family. Eveything’s fine today, but not as fine as before. Yeah, I met my family like usually, yet it was not a great ‘meet and greet’ in family room with opor ayam and ketupat and so many cookies and drinks on the table. There was no laugh and joke anymore. Everybody put their sadness in their sad stories. Maybe it can be said that we celebrate it in condolences.

But really, everything’s still fine for me. Thanks, God.

Allah, my Lord,

Everybody reminds me about dad – the families, neighbors, friends. They tell me about how fabulous he was. They tell me about how useful his life was. They talk about him as if he was a superhero, who loved to help people in town and always completed his mission. Hahaha. Sometimes I can’t believe about their strange story. I was smiling and a little laughing when they were telling me. They feel lucky to know him. Though he had left for years, they still remember what he have done for them as if he was just left yesterday. Everybody loves him. I think, that’s such a great great appreciation.

They know me as a daughter of my dad, so it’s not a fault if they hope I can be like him. Some of them see me as they see my dad. They said that I have his bright eyes and his ‘motivating smile’ for other people. And they said that I’m like my dad for several things I do. I’m a great dreamer with full of plans and vision about my future, I like doing something strange that other people never do it, I like to motivate people around with my own way, I can stand on my own two feet and I’m dare in so many things. That’s what they said.

But I don’t think so.

I’m not that great dreamer, sometimes I’m afraid to fall too deep. I’m not a good motivator, I’m just a person who needs to be motivated. I can’t stand on my own two feet strongly. And I’m scared of some things. Sorry, dad.

Allah, my Lord, may I talk to my dad?

I wanna say that I’m missing him. I try to not cry but I can’t. I remember he used to be angry if you saw me crying. He taught me to cry only in my pray. He taught me to be strong and strengthen the others. He taught me to see everything in God’s perspective. He taught me to defense and survive in any condition, whether it's worst. He taught me more, but I didn’t understand.

Do I make you proud, dad?

If you were here, what would you say about me? Would you say “I proud to you” ? Or am I just disappointing you?

Sorry, I can’t be as you want. Let me be myself, dad, not yourself. Let me create my own dreams, not your dreams. Hopes I can make you proud in my own way.

I proud to know you, dad. You’re the most fabulous man in my life.

They say a girl who grows up needs a father, but you’re not here, dad. You make me learn to be stronger without you. I try, dad. Now I stop my tears. It’s not easy, of course, but hey, why cry while there’re so many reason to smile?

Ok, God. That’s enough. Thanks, Allah, for everything in my life. You’re The One who never leave me. :)

Read More
      edit
Published 11:07 AM by with 0 comment

Ketika Melankolis Mengiris

Hello readers...

Apa kalian suka genre lagu melankolis yang mendayu nan melas?

Pernahkah kalian ngerasa melankolis? Yang dikit-dikit nangis lah, dikit-dikit sedihlah tanpa ada sebab-musabab yang bisa dipertanggungjawabkan (halah).

Atau emang selalu melankolis?

Anyway, aku sebenernya bukan orang berkarakter melankolis. Sama sekali bukan. Tes psikologi jenis apapun nggak ada yang setuju kalo aku orang yang melankolis. Tapi kenyataannya, melankolis sialan itu sekali-sekali datang tanpa permisi. Kalo udah kayak gitu, repot kan jadinya.

Kalo lagi mellow, semua yang ada di ingatanku, di sekitarku, selalu bisa bikin aku negthink dan keinget kejadian sedih yang dulu-dulu aku alami. Melankolis bikin perasaan sedih lebih berkuasa dibanding pikiran.

Misal nih...

Dalam keadaan normal (nggak melankolis), aku ketemu sama temen jaman sekolah yang udah lama aku kangenin. Aku bakal seneng banget, nanya kabar lah, bercanda lah.

Beda kalo kumat melankolisnya. Aku bakal repot nahan tangis, nggak bisa ngomong apa-apa. Sekalinya ngomong “aku kangen” pasti wajahku menampilkan ekspresi menyedihkan yang tidak pantas.

Lebai beud dah si melankolis ini.

Jangan-jangan ini gejala kepribadian ganda? Oh no way, just kidding.

Terakhir kali sifat melankolisku kumat waktu hari terakhir ospek.

Apa sebabnya? Nggak tau.

Waktu acara foto-fotoan, salam-salaman, rasa melankolis itu mulai menyerang. Dan makin mengiris waktu ngeliat seseorang yang pernah jadi tokoh dalam kisah sengak di masa laluku. Wrrr, mulai deh dramatisasinya.

Tapi beneran. Aku ngerasa asing sama pesta di sekitarku. Aku ngerasa nggak bisa ngimbangin ke-hepian orang-orang di sekitarku. Yang ada malah aku mulai mikirin yang enggak-enggak, pesimis sama harapan yang emang kosong dan makin nggak sanggup ngeliat tokoh kisah sengak itu.

Akhirnya apa yang aku lakukan di hari bahagia itu? Cepet-cepet pulang ke rumah, meluapkan isak tangisku dan curhat via sms.

Aaah, terlalu ribet diceritain di sini.

Kalo dipikir-pikir, melankolis ini satu sifat yang menunjukkan kerapuhan jiwa dan kelabilanku. Berarti, kalo aku berhasil ngilangin sifat ini, aku udah bisa dianggep dewasa donk. Hehehe.

Dan sebagai Farmasis, aku mulai mikir untuk bikin obat anti-melankolis. Kasian orang-orang mellow di luar sana. Hatinya mudah tercabik oleh hal-hal nggak penting. Hahaha, ada-ada aja -.-@
Read More
      edit
Published 11:04 AM by with 0 comment

Yang Aku Inget tentang Anestesi...

Dicky yang selalu gopoh dan nggak bisa nyante...

Saat kelompok laen mulai frustasi, kita masih bisa ketawa ngakak...

Subhan yang dari awal udah bilang nggak asing sama aku, tapi nggak inget pernah liat aku dimana sebelumnya. Akhirnya dia baru inget beberapa hari kemudian, dan berhasil bikin aku nahan ekspresi kaget...

Anak-anak ini sama-sama kedonyan kalo masalah pulpen. Kalo ada ribut-ribut di kelompok Anestesi, pasti masalah pulpen ilang, pulpen ketuker dan rebutan pulpen. Salah sendiri pulpennya sama semua.

Kita ber-8 naek mobilnya Dicky ke rumah Pakdenya Avi buat ngurus surat dokter bareng-bareng...

Waktu materi di kelas, yang paling bisa nahan kantuk si Febi. Sedangkan yang laennya balapan ”kesirep” di kursi masing-masing...

Pidato gejenya Subhan : Kita satu bangsa, satu tanah air...(dibaca pake logat Batak yang lebai)

Kalimat khas Dicky kalo kumat gopohnya : Bocah-bocah iki nangndi to? (dengan muka frustasi)

Wanda sama Fitri paling sering bilang, ”aku pengen pulaaang!!!”, ”Mamaaa, aku kangeen!! Huaaa”. Huahaha, homesick paling parah mereka tuh. Kalo udah gitu aku cuma bisa bilang, ”Sabar...aku dulu juga gitu koq, tapi lama-lama bakal terbiasa.” Kayaknya aku yang paling senior dalam hal merantau dan jauh dari emak :p

Banyak deh... Pokoknya susah, senang, laper, kenyang, begadang, ngantuk, capek kita rasain bareng. Masalah telat, bangun kesiangan, tugas belum beres sampe jam 6 pagi, dijutekin Codein adalah masalah yang akrab buat kita.

Alhamdulillah, tugas-tugas kita selalu dikumpulin tepat waktu dan nggak ada alesan buat dapet doorprize tugas hukuman dari Codein.

Hari Kamis adalah hari yang paling aneh buat kita. Waktu kita sekelompok jalan bareng menuju pintu timur Fakultas, kakak Codein yang kita sebut-sebut “anti-senyum” tiba-tiba tersenyum manis menjawab salam kita. Gara-gara itu, cengar-cengirnya Subhan makin dibuat-buat sampe akhirnya dipanggil Codein waktu break. Dan kayaknya kakak Codein yang niatnya mau marahin secara private itu malah repot nahan senyum ngeliat ekspresinya Subhan. Terinspirasi dari itu semua lah, akhirnya essay curhat Dicky hari itu berjudul “Ada Apa dengan Codein?”

Kira-kira hari Jumat kita bebas dari tugas-tugas berat, yang tersisa cuma tugas bikin surat buat sahabat, panitia dan angkatan 2010 yang punya nama keren KOFLO (Komunitas Farmasi Rongewusepolo). Itu pun aku kerjain hari Sabtu pagi sebelum masuk Fakultas. Isi suratnya pun ngebetein banget, “Eh aku nggak tau mau nulis apa. Beberapa menit lagi harus masuk Farmasi nih, nggak sempat nulis banyak-banyak. Udahan ya. Regards, Chyntia” Hahaha.

Aspirint Bagian 1 ini akhirnya berakhir pada hari Sabtu dengan acara terakhir inagurasi. Kelompokku bergabung dengan beberapa kelompok laennya menampilkan drama Opera van Farmasi Gila (adapted from OVJ). Setelah itu kita salam-salaman, foto-fotoan dan seru-seruan sebagai perayaan buat kita semua.

Tapi suer, perayaan yang sebener-benernya adalah tidur di rumah tanpa beban.

Wait, Aspirint Bagian 1?

Yap, masih ada Aspirint bagian 2 yang berlangsung September-Desember. Tidaaaaakk...

Yang sabar yaa, Chyntia.

Aspirint 2010, satu dalam Farmasi. Huhuhu.
Read More
      edit
Published 10:58 AM by with 0 comment

Ramadhan Paling Berat

(Posting Kadaluarsa)

Bulan Ramadhan adalah bulan yang paling ditunggu-tunggu oleh umat Muslim sedunia.

Kenapa?

Soalnya di bulan ini, Allah menyediakan stok pahala yang berlipat-lipat ganda buat umat Muslim.

Ah, nggak perlu dijelasin lengkapnya. Kalo mau tau, buka aja situs-situs Islami. Lebih mantap penjelasannya.

Aku juga termasuk orang yang nungguin datangnya bulan suci ini. Target ibadahku banyak di bulan ini, tapi kayaknya nggak tercapai dengan sempurna seperti bulan-bulan Ramadhan sebelumnya.

Ya Allah...

Sebagai seorang Muslim yang kadar imannya masih payah, aku menganggap Ramadhan kali ini adalah yang paaaliing berat buat aku. Alesannya gampang ditebak, pasti gara-gara ospek.

Baru ospek segitu aja udah banyak ngeluh. Cemen amat sih jadi orang.

Tapi ya emang gitu kenyataannya. Liat aja tuh, sholat tarawih bolong-bolong, tadarus nggak bisa khatam, sholat tahajud sambil ngantuk-ngantuk setengah sadar. Aduh, jadi malu nih ngomongnya.

Semisal ada rapor bulan Ramadhan untuk tiap-tiap hamba Allah, pasti malaikat yang pegang raporku lagi geleng-geleng kepala nih. Niat di depan aja gede, usaha ngejalaninnya nggak ada apa-apanya, beehh. Gitu kali ya komennya.

Masih untung raporku ada isinya, walaupun mungkin nilainya ngepas SKM semua. Hahaha, lu kira rapor sekolah. Atau kalo pake sistem kredit semester, IP-ku nggak bisa dibilang membanggakan kali’ ya. Ckckck, kasiaan deh.

Dan sekarang, yang tersisa buat aku cuma 10 hari terakhir Ramadhan. Tadarus setengah isi Al-Quran aja nggak nyampek, mau sholat tarawih ada aja godaannya. Hgggh, plis deh, gitu ngaku-ngaku umat Islam yang baik. Astagfirullah. Tapi tetep usaha donk, insyaallah stok pahalanya masih tersisa untukku. :)

Ya Allah, beri aku bulan Ramadhan lagi, buat remidial. Amin.
Read More
      edit
Published 10:37 AM by with 1 comment

Sepotong Kisah Klasik tentang OSPEK

Gue pengen tau, siapa sih yang bikin acara ospek pertama kali? Pengen gue lemparin sandal aja tuh orang. Gara-gara ide busuknya tentang ospek, gue jadi ikutan susah.

Ah, udahlah... yang berlalu biarlah berlalu. Hahay.

Sekarang aku mau cerita tentang ospek yang aku jalani beberapa minggu yang lalu.

Alhamdulillah, ospeknya udah nggak pake kekerasan kayak ospek jaman embah-embah kita dulu. Nggak ada hukuman push up sampe sekarat, lari jongkok keliling lapangan atau sejenisnya. Tapi tetep aja, dari dulu sampe sekarang, ospek nggak gampang, bro -.-

Berawal dari tanggal 18 Agustus yang lalu. Setelah acara pengukuhan yang panjaaaang di auditorium, mahasiswa-mahasiswa baru dikumpulkan menurut fakultasnya. Waktu itu aku barengan sama Ayu, temen satu fakultas yang asalnya dari Banten. Dan ketika anak-anak Fakultas Farmasi udah ngumpul di bawah tangga sebelah kiri auditorium, aku nemuin beberapa wajah yang udah aku kenal sebelumnya. Ada Ageng, temen sekelas waktu kelas 2-3 SMA ; Anny, temen les waktu kelas 3 SMP ; Lia, asalnya dari Lampung, temen waktu tes ELPT ; Riki, temen bertengkar waktu SMP ; Dhimas, temen sejak kelas 3 SMA ; Richad, temen sekelas waktu kelas 1 SMA ; Navik dan Shafira, temen satu SMA. Sisanya adalah wajah-wajah baru.

Habis itu, kita semua menuju gedung Fakultas Farmasi di kampus B. Aku boncengan naek motor sama Lia.

Oya, flashback bentar...

Emang aku hapal jalan dari rumah ke kampus C, trus kampus C ke kampus B? Sejak kapan?

Itu sih karena sehari sebelumnya aku ngajak Mbak Karla ngapalin jalan. Hahaha. Keliatan bego banget kan kalo pas hari H pengukuhan, aku telat gara-gara nyasar, apalagi aku udah lama tinggal di Surabaya. Begitulah pikiran konyolku berkata.

Next...

Ospek fakultas kita bertajuk ASPIRINT 2010 (Ajang Sosialisasi dan Perkenalan Mahasiswa Farmasi Terintegrasi). Tuhan... Nama ospeknya aja udah berbau obat gitu. Ckckck, luar biasa.

Aku masuk kelompok 11 – Anestesi. Waktu itu anggotanya cuma 8 biji, padahal kelompok laen rata-rata ber-12. Kakak wali kita namanya kak Safrin. Dan 8 anggota itu adalah...


Chyntia Tresna Nastiti. Asal : Nggak jelas. Rumah ortu di Nganjuk, tapi sekolah dari dulu di Surabaya. Bahasa daerah : Suroboyoan, tapi nyambung aja kalo ada yang ngomong bahasa Jawa versi lain.

Febi Syaiful Arif. Asal : Banyuwangi. Bahasa daerah : Jawa, tapi logat Madura.

Dicky Pratama. Asal : Surabaya. Bahasa daerah : Suroboyoan, tapi lama-lama kepengaruh bahasa Jawa versi lain. Dia ketua kelompok kita yang terpilih secara instan tanpa pertentangan berarti.

Fitria Afriani Rizki. Asal : Jakarta. Bahasa daerah : nggak punya. Nggak bisa bahasa Jawa, tapi Betawian juga kagak pernah. Paling cuma lo gue lo gueblek doank kadang-kadang. Hahaha.

Awanda ..... (lupa namanya). Asal : Tulungagung. Bahasa daerah : Bahasa Jawa, dengan jumlah vocab asing paling banyak menurut kita.

Avi Admikowati. Asal : Magetan. Bahasa daerah : Bahasa Jawa, logat Magetanianya kental euy.

Subhan Rullyansyah. Asal : Nggak jelas. Rumah aslinya di Madura, sekolahnya di Surabaya. Bahasa daerah : Bahasa Banci dan aksen Batak. Sejak awal ketemu, udah keliatan dia yang paling gokil dan aneh. Dalam kisah selanjutnya, dia jadi maskot kelompok kita dan terkenal di kalangan senior. Hahaha.


Mahandika Try Satya. Asal : Ponorogo. Nggak muncul sama sekali selama ospek hari-hari berikutnya.


Dan....


Kehidupan keras dan perjuangan Anestesi pun dimulai hari itu. Jeng jeng jeng jeeeng....


Sebelum ke cerita, kita nyanyiin dulu yel-yel Anestesi!


(nada Keong Racun)

Kami dari Anestesi

Anak-anak Fakultas Farmasi

Biar tugas bikin frustasi, tapi kita masih tetep hepi

Ikutan Aspirint 3x


(nada Cinta Satu Malam)

Ikutan Aspirint oh pusingnyaa

Ikutan Aspirint buatku begadang

Walau lima hari akan slalu ku kenang dalam hidupkuuu


Anestesi??

Tuhaaan... (gaya Subhan)


Kalo tau gaya jogetnya pasti kalian sakit perut nahan ketawa.


Hari itu juga, kita dapet sebongkah besar tugas untuk dikumpulkan di hari pertama ospek fakultas tanggal 24 Agustus. Padahal besoknya kita udah mulai PPKMB (nama lain ospek universitas) sampe tanggal 23 Agustus.


Tugasnya bikin eneg banget kalo diinget-inget.Ada essay curhat, essay Aku Cinta Farmasis, id card dengan lambang lithium ionofor V (apaan tuh?), buku bentuk Benzena, dll.


Jadi, tiap selese kegiatan PPKMB, ketika anak-anak fakultas laen langsung pulang dan leyeh-leyeh nunggu buka puasa, anak Farmasi ribet masalah tugas di kampus sampe malem. In fact, aku bersyukur juga, akhirnya hidupku udah nggak terlalu membosankan lagi. Thanks God.


Kayaknya sih Allah selalu ngitung jumlah anggota kelompokku. Udah dari awal paling minim, terus Mahandika ngilang, sisanya tinggal 7 orang deh. Then, sore hari pas kita ngumpul di depan Perpustakaan, datanglah seorang cewek yang ngaku-ngaku sebagai anggota kelompok 11. Dia adalaaaaaah...


Azarina Khoirun Nisa alias Ica. Asal : Bojonegoro. Bahasa daerah : Bahasa Jawa, tapi dalam prakteknya sering ngomong dengan gaya host acara Silet yang lebay itu, terutama kalo lagi sama temen-temen cewek.


Tapi ternyata emang bener kok dia anggota kelompok 11 yang pas hari pertama nggak ikut pengukuhan dan prosesi penerimaan tugas dari kak Safrin. Yaah, baguslah. :p


Dari awal, aku udah punya feeling bagus tentang kelompok ini. Anggotanya emang punya keunikan masing-masing, terutama Subhan, yang ternyata anak cheers di SMA-nya. (Hahaha, pis Han) – tapi meskipun aneh-aneh, kita tetep akur, rukun, saling membantu, rajin, aktif, nggak pelit dan sama-sama anak rantau. Yang daerah asalnya paling deket si Dicky, rantau dari Juanda. Huahaha.


Kita pol-polan kerja keras selama berhari-hari. Nggak cuma sekelompok, tapi seangkatan. Yeah, kita dituntut kompak seangkatan. Apa-apa harus sama seangkatan. Ngerepotin sih emang, tapi aku nggak ikut ambil peran. Hehe. Toh, nggak ada yang banyak cingcong ke panitia, soalnya sebenernya kita semua nyadar, pasti tujuannya baik buat kita.


Aku masih inget hari Minggu (H-2 Aspirint) aku dan temen-temen ngerjain tugas selama 13 jam di belakang Perpus, dari pagiii sampe malem. Kalo hari-hari sebelumnya kita masih dapet nasi kotak atau roti dari acara PPKMB, buka puasa pun nggak perlu dikhawatirkan. Tapi waktu itu nggak ada acara PPKMB. Kita juga terlalu sibuk sama gunting, kertas dan penggaris. Jadi begitu denger adzan Magrib, kita cuma bisa berseru ”Alhamdulillah”, tanpa ada sesuatu untuk dimakan atau diminum. Beberapa saat kemudian barulah Febi beli es teh buat temen-temen sekelompok. Karena kita nggak pelit, kita berbagi sama temen-temen kelompok sebelah yang belum sempat membatalkan puasa.


Jujur, itu adalah pertama kalinya aku ngerasain nikmatnya berbuka puasa.


Karena sistem yang baik, alhamdulillah kira-kira sore H-1 Aspirint, kelompokku selese ngerjain semua tugas hari pertama. Sistem yang baik di sini misalnya gini : sholat gantian, Dicky ngurus tugas angkatan, Febi ngurus bagian internal kelompok, Subhan keluar cuma buat fotocopy sama beli alat tulis. Keluar buat ngurus cetak foto, print, fax, dll pun secara bergantian. Wanda bagian tulis-menulis, Avi dan Ica bagian garis-menggaris, aku bagian apa aja (nulis, menggunting, menggaris, transport ke masjid, dll). Kira-kira kita pulang jam 9.30 malem. Udah paling cepet lho. Kelompok laen lebih parah.


Begitu nyampe rumah, kita pun nggak bisa langsung tidur. Masih ada essay-essay yang harus diselesein.


Itu baru tugas hari pertama! Tugas hari-hari berikutnya masih banyak. Tuhan... ambillah dia (apasih, ngelantur).


Selama hari-hari berikutnya, kerja kita makin tersistem dengan baik. Kita punya markas di tempat kosnya Ica. Di sanalah tiap sore sampe malem kita ngerjain mading, berlembar-lembar essay dan name tag. Di sana juga kita berbagi cerita tentang apapun, ngegosip, bercanda, tertawa, makan kalo lagi ada makanan, saling menyemangati kalo lagi homesick, dengerin Subhan nyanyi dangdut dan berbagai kegiatan yang bikin capek lainnya.


Selama 5 hari itu, aku kebagian tugas nyari bahan essay di internet, ngumpulin essay-nya sekelompok dalam satu map, ngumpulin lambang bendera punya anak-anak (sempet ilang satu waktu lagi di belakang Perpus, terus panik, sms Yenyen minta satu lagi, tapi akhirnya ketemu juga) dan ngumpulin barang-barang nggak penting kayak kertas bekas cover buku, klip, tempelan lambang Farmasi, dll (nggak penting tapi toh kepake juga).


Ada satu hal yang bikin aku heran tentang kelompok ini, yaitu KEBERUNTUNGAN. Entah siapa yang membawanya, pokoknya kelompok ini selalu beruntung dalam banyak hal. Mungkin Tuhan terlalu sayang sama kita ya. Hahaha.


Misalnya gini...


Hari pertama Aspirint, sekitar jam 6.15 pagi…id card udah kita pake sejak di perempatan gedung FEB yang merupakan daerah Aspirint, padahal di peraturannya id card harusnya dipake di depan pintu timur Fakultas Farmasi. Nah lho, pelanggaran pertama. Beruntung kita cuma diingetin, nggak dikasih hukuman.


Waktu penggeledahan. Kita dengan teledornya bawa barang-barang yang seharusnya dilarang dibawa, tapi nggak ketauan. Yang ketauan cuma guntingnya Ica, langsung kena deh hukuman essay 5 halaman folio. Parfumnya Subhan juga ketauan, tapi nggak kena hukuman. Semisal barang-barang terlarang yang ada di tas kita ketauan semua, tak terbayangkan berapa banyak essay yang harus dibikin. Subhanallah...


Tiap kumpul sama kawal sore harinya, kita selalu dapet ta’jil gratis dari kakak-kakak DKI. Nggak semua kelompok dapet lho. Hahaha.


Hari kedua Aspirint... Ada anak Farmasi yang telat trus parkir di parkiran FEB. Nggak tau hukumannya gimana. Aku juga telat dan parkir di FEB, tapi nggak ketauan soalnya aku lupa pake name-tag.


Ada barang-barang terlarang yang dibuang di deket lapangan bulu tangkis. Punya anak kelompok lain ketauan, tapi kita nggak.


Intinya nih, selama hari-hari nan berat itu, aku dan teman-teman laen tidur cuma 3-4 jam sehari, makan waktu buka puasa selalu molor, badan remuk redam kecapekan, mata item kayak zombie, tapi alhamdulillah kita sehat sampe hari terakhir. Super sekali.


Sebelnya nih, baru aja ketemu temen-temen baru yang klop, eh waktu kuliah kita dipencar. Aku, Ica, Fitri dan Avi ngumpul di kelas C ; Dicky sama Subhan di kelas B ; Febi kelas A dan Wanda kelas D. Huaaaa.


Masih banyak nih uneg-unegnya. Aku lanjut di posting selanjutnya yaa...

Salam Farmasis!

nb : ada beberapa foto Anestesi yang lucu, tapi masih di Ica dan Subhan. Kapan-kapan aku upload yaa :p

Read More
      edit

Wednesday, September 1, 2010

Published 10:49 AM by with 0 comment

sooo many thing to tell ya about

hello my blog and readers... how are you?

i have sooo many thing to tell ya about...

tentang...

perjuangan dan pengalaman selama ASPIRINT (sebutan untuk ospek fakultas ku)...

9 orang anggota kelompok ANESTESI yang aneh-aneh, tapi kompak dan selalu hepi, yaitu : chyntia, dicky, feby, wanda, ica, avi, fitria, subhan dan mahandika - yang terakhir nggak muncul sama sekali selama ASPIRINT...

teman-teman baru lainnya...

perasaan melankolis yang tiba-tiba kumat pas hari terakhir ospek bagian 1...

impian-impian baru...

hape ilang tanpa jejak...

dan motivasi dari orang-orang hebat yang aku temui di Farmasi...


tapi nggak sempat nulis sekarang T.T

kalo mau tau lengkapnya, tunggu posting ane selanjutnya yaa..

atau kalo lagi banyak pulsa, bolehlah sms dan telpon aku..hehe


cheers,

chyntia_balapankeong; anestesi; koflo

Read More
      edit