Thursday, December 13, 2012

Published 9:34 PM by with 0 comment

Fase Decline

Semakin tidak diizinkan goyah. Helaan napas semakin panjang. Tapi kenapa masih terasa sesak?

Mungkin karena energi negatif yang tak sengaja terpancarkan begitu saja, tak terkendali hingga memantul kembali ke ulu hati...

Mungkin karena mata semakin redup, dikaburkan oleh cairan lakrimasi, atau pupil yang dikekang respon parasimpatis...

Mungkin karena lobus-lobus cerebrum mengejang, terlalu jengah tanpa ada yang peduli...

Kalau mau lebih spesifik dan 'berperasaan'...

Mungkin karena rasa bersalah bercampur dengan sesal, haru, retak, pecah. Dan selalu dipaksa bersembunyi dibalik klise rutinitas mahasiswa. Hingga kapan mau bersembunyi? Diam-diam, mengendap-endap agar tak kelihatan. Tapi toh selalu ditemukan.

Sesal selalu datang di akhir. Inilah akhir - lebih tepatnya akan mencapai akhir, yaitu di awal fase decline. Dalam hitungan hari.

Seperti mimpi.

Dan berharap ketika terbangun, aku masih berada di tempat pertama kali aku memegang 'piala', setengah menangis menatap wajah mereka yang entah karena apa memilih memberikan kepercayaan besar padaku. Kalau boleh kembali ke masa itu, aku akan memperbaiki segalanya... kalau boleh... Ya Allah... *titik dua, kurung buka
      edit

0 komentar:

Post a Comment

yuuk komen yuuk . . .