Aku akhir-akhir ini membayangkan
tinggal di negara yang memiliki tingkat kriminalitas nol. Bagaimana ya rasanya?
Orang-orang tidak perlu mengunci
rumahnya di malam hari. Toko-toko tak perlu berlapis pagar baja. Tak mungkin
ada yang berpindah tangan jika tidak disepakati. Tidak ada yang mengambil yang
bukan haknya.
Bayangkan ketika kita terpaksa
pulang malam dari tempat kerja atau kuliah, meski jalanan sepi, kita bisa tetap
tenang. Tak perlu terlalu takut kecuali fobia dengan hantu.
Ketika kita bangun pagi, membaca
koran atau menonton berita di televisi, tak akan pernah kita temui sesi berita
kriminalitas yang memilukan. Tak ada pembunuhan, pemerkosaan, penganiayaan,
perampokan. Tak ada. Setiap reporter akan mengawali laporan beritanya dengan “berita
baik untuk Anda hari ini adalah...”
Juga tak ada kasus korupsi,
kolusi, nepotisme di area pemerintahan. Pemimpinnya tentu pemimpin yang adil, amanah,
hingga bisa memakmurkan rakyatnya.
Pengadilan akan sepi. Penjara
akan sepi. Para penegak hukum tidak akan banyak disibukkan kasus kriminalitas. Aparat
keamanan akan punya waktu untuk tersenyum dan membantu warga sekitar. Para
pemimpin akan bangga menerima ucapan selamat dari dunia karena kriminalitas
tidak terjadi di negaranya selama jangka waktu yang sangat panjang.
Dan kita pun bisa merasakan
sampai pada hal-hal paling sederhana. Tak pernah ada teriakan ‘copet’ di
pasar-pasar – bahkan semua orang lupa apa arti kosakata itu. Tak ada murid yang
mencontek apalagi membeli jawaban dari joki ketika ujian. Bolpoin tertinggal di
laci sekolah, besoknya kita tak perlu susah-susah berteriak ke teman-teman
kita, pasti masih ada di laci itu. Hahaha.
Indahnya...
Kira-kira bagaimana negara
seperti itu bisa terbentuk?
Menurutku, itu dimulai dari dalam
akhlak. Akhlak mulia yang dibawa masing-masing individu, baik rakyat maupun
pemimpinnya. Akhlak mulia itu menjadi nilai-nilai kebaikan yang ditularkan satu
sama lain, memunculkan cinta sesama. Akhlak mulia yang lebih mulia dari logam
paling mulia di muka bumi. Hingga tak ada lagi sisi jahat dalam jiwa manusia
yang ditampakkan, tak mampu ditampakkan, terkalahkan oleh kemuliaan akhlak.
Seandainya negara itu adalah
negaraku... Ah, semoga saja... :)
0 komentar:
Post a Comment
yuuk komen yuuk . . .