Friday, August 2, 2013

Published 10:46 PM by with 0 comment

Ini KKN-ku :)



Aku ingin menceritakan semuanya. SEMUANYA! SEMUA tentang hidupku yang ajaib dan menakjubkan ini.

Masa KKN (Kuliah Kerja Nyata.red)-ku iiiiindaaaah sekali :D Sulit menggambarkan betapa indahnya, tapi aku ingin semua orang mengerti seindah apa itu.

Berawal dari pembagian kelompok dan pindah-pindah kelompok yang cukup berprahara buat cewek imut ini (hehe), akhirnya Allah memutuskan untuk menitipkan aku di desa Jrebeng, kecamatan Wonomerto, Kabupaten Probolinggo bersama 9 orang lainnya. Begitu berangkat ke tempat KKN sudah seneng banget rasanya. Aku sampai meloncat-loncat kegirangan, “Let’s escape from Surabaya!!!” Iya, aku lagi jenuuuuh sekali dengan Surabaya dan apa-apa yang terjadi di sekitarku saat itu. Meskipun membawa beban yang berasa kayak batu pengganjal pintu kamarku, aku akhirnya pergi juga dari kota kelahiran menuju tempat yang belum pernah aku kunjungi sebelumnya.

Daan jadilah kami sebuah pasukan yang tinggal di rumah keluarga Pak Imam yang baik hati. Segalanya berjalan lurus dan sedikit meliuk-liuk, tapi apapun itu selalu bisa dimaklumi, kan kita berasal dari fakultas yang berbeda-beda. Jaim-jaiman di awal itu biasa. Begitu masuk minggu kedua, mulai keliatan aslinya semua. Sepuluh orang sableng itu adalah Faisal, Harris, mas Adi, Dinda, Lintang, Dewi, Chikara, Tarina, Gracia, Chyntia. Yang disebutin terakhir itu adalah korban tetap bully-an di kelompok, dan sepertinya adaa aja kasus aneh yang menimpanya selama masa KKN. Hahaha.

Sementara yang lain masih suka ngeluh-ngeluh kangen rumah, nggak betah dan sejenisnya, aku sudah feel homey banget. Suasananya enak sih, seenak nasi jagungnya Bu Imam. Di depan rumah ada ladang jagung, di samping rumah ada ayam, di belakang ada peternakan burung puyuh. Biyuuh, ini nih baru desa. Aku sering ngeksis di dapur bersama Bu Imam kalau pas nggak ada kegiatan, sementara yang lain asyik main game, tidur, dan lain-lain. Pokoknya aku harus memanfaatkan masa-masa KKN ini sebaik-baiknya, melakukan hal-hal yang seru yang nggak pernah aku lakukan di ‘kehidupan nyata’, begitu niatku.

Seiring berjalan waktu, kita sudah berubah status menjadi keluarga kecil. Kita semakin berisik. Rumah semakin berantakan. Baju kotor semakin menumpuk. Tawa dan canda tak henti-henti. Masakan Bu Imam semakin enak. Dan kita melakukan semuanya bersama sejak bangun tidur, buka puasa, sahur, sholat, ngaji, bikin mi, nonton film, proker, hingga tidur lagi. Ooooh what a life! Seiring berjalan waktu juga, mas Adi semakin pintar ngebully, aku cuma bisa meringis dan teriak-teriak jengkel kalau dibully, Faisal semakin sering bilang ‘kiiiitaaa?’ dengan nada menyebalkan, Harris semakin ahli masang LCD buat nonton bareng dan menularkan kebiasaan buruk buang sampah di bawah kursi, Tarina semakin malas mandi padahal dulunya rajin, Dinda sering bersih-bersih rumah, Chikara masih terus saja nge-game, dan lain-lain, banyak sekali kalau disebutkan semua. Aku juga semakin sering masak apapun yang bisa dimasak buat mereka, sering juga menerima pesanan dari mereka. Bikin omelet, mie instan, pancake, jamur crispy. Sudah macam warung saja. Aku yang pada dasarnya nggak bisa diam ya seneng-seneng aja, bikin rusuh dapurnya Bu Imam.

Proker-proker kita berjalan dengan penuh improvisasi di bawah komando pak ketua kita, Faisal, yang kalau habis sahur sering bermetamorfosis menjadi Ijah yang rajin mencuci piring :p Di sini poin penting yang bisa kita pelajari : improvisasi, yang kemudian diklaim menjadi keahlian kita. Segala keterbatasan tidak akan membatasi kita mencapai keberhasilan, bukan? x)

Oya, kelompok KKN Jrebeng ini punya pasukan khusus beranggotakan anak-anak kecil yang tiap hari ikutan nongkrong di rumah Bu Imam. Mereka ini meskipun kadang nakal, tapi berguna banyak untuk kita. Yang kelas 6, adalah murid-muridku di sana. Tiap sore selalu berisik nyariin kak Chyntia, minta diajarin ini itu. Bersama mereka, kita belajar berbagi apapun yang bisa kita bagi. Mereka suka berbagi sepikan. Aku dapet banyak sepikan keren dari mereka, kayak gini nih :

Ikan Hiu bergoyang-goyang. I love you sayang.

Dulu delman, sekarang dokar. Dulu teman, sekarang pacar.

Kak, daripada main hp, mending main hatiku.

Dasar, anak-anak jaman sekarang mainnya sepik-sepikan -__-

Pasukan anak-anak kecil ini bikin kehidupan di rumah Bu Imam semakin berisik. Awalnya kakak-kakaknya (kami.red) suka sebel sama mereka, tapi lama-lama jadi sayang juga. Sudah kayak adek-adek sendiri.

Di sana juga, aku merayakan ulang tahun ke 20 paling berkesan di dunia. Waktu itu, kita lagi ada proker pembagian baju bekas layak pakai di balai desa, trus tiba-tiba pasukan anak-anak kecil dipimpin oleh pak ketua kita datang membawa kue tart dengan lilin angka 20. Ckckck, how sweet that I could die. Tapi angka 2-nya janggal, nggak ada sumbunya. Dan kemudian aku baru nyadar kalau itu sebenarnya angka 5 yang dibalik. Tusuk giginya nemu pula. Benar-benar improvisasi yang kreatif -__- Lalu ada lagi yang lebih heboh, keliling desa naik mobil pickup sama anak-anak kecil itu sampai pasar. Mereka heboh nyanyi-nyanyi dan ngelempar petasan. Sungguh, baru kali itu aku ngerasain naik bak belakang pick up rame-rame malem-malem. Pulangnya, mereka nari Reog di halaman rumah Pak Imam. Aku sempat jadi sasaran empuk colek-colekan krim kue tart sampai lantai rumah lengket semua. Nggak cuma aku aja sih, semua ikutan kena. Gara-gara itu aku langsung mandi deh malem-malem. Trus habis itu, pas sudah mau bobok cantik, grup Kece datang, bawa kue tart juga. Kali ini angka 2 nya benar-benar angka 2.

Belum lagi acara jalan-jalannya! Aku sempat motoran ke Sukapura, kecamatan yang paling dekat dengan gunung Bromo. Awalnya mau sowan ke desanya mamah Anggi, tapi dimarahin nggak boleh kesana karena jalannya bahaya. Eh tapi habis itu malah ke desanya Utari yang jauh lebih menanjak lagi. Hehehe. Di sanalah aku dan Tarina menemukan jamur kancing yang gede-gede dan enaaak (jadi laper). Trus kalau ke kota sih sudah beberapa kali. Ke kantor BLH, ke Giant, ke alun-alun. Pernah juga ke pantai Bentar. Ke Madakaripura sama grup Kece juga pernah. Trus terakhirnya kami sekelompok jalan-jalan ke Penanjakan dan Madakaripura. Yeee :D *goyang-goyangkan tangan di udara.

Dan masih banyak lagi cerita selama KKN yang singkat itu. Di sana aku menemukan liburan, pengalaman, keluarga baru. Eh iya, ada yang ngasih pantun gini : Dulu delman, sekarang pesawat. Dulu teman, sekarang sahabat x) Iddiiih!

Desa itu berasa desaku sendiri. Aku pasti merindukannya. Aku ingin mengunjunginya suatu saat nanti. Ketika anak-anak bandel itu sudah besar. Ketika segala fasilitas di sana sudah semakin baik. Ketika sungai tempat kami bermain masih sama indahnya seperti sekarang.

Semoga kelompok KKN berikutnya, yang entah siapa, bisa merasakan kebahagiaan dan rasa diterima yang sama di desa ini. Semoga yang kami lakukan untuk desa ini, meskipun sedikit, bisa jadi stimulus perbaikan ke depannya. Semoga.

Terima kasih, KKN. Terima kasih, Jrebeng. :)


      edit

0 komentar:

Post a Comment

yuuk komen yuuk . . .