Sunday, October 14, 2012

Published 9:46 PM by with 0 comment

Satu dua tiga!

Aku suka sekali menghitung satu-dua-tiga setiap akan melakukan sesuatu, apapun itu. Penting atau tidak penting. Sesuatu yang besar atau kecil. Secara lisan atau hanya dalam benak. Seperti waktu mau menuliskan ini. Satu, dua, tiga, buka new document di word!

Itu hitungan yang bisa menggertak diriku sendiri, biar nggak lelet-lelet, dan sebuah paksaan untuk berpikir cepat juga. Ketika hitungannya cepat, artinya aku yakin sekali. Kalau hitungannya lambat, artinya aku belum siap. Tapi siap atau tidak, kalau sudah sampai hitungan ke-tiga, harus beranjak, karena kalau tidak ada gertakan seperti itu, aku cuma stuck di posisi menimbang-nimbang dan tidak segera memutuskan.

Kadang-kadang hitungan itu juga diikuti secara refleks sama orang-orang di sekitarku, terutama ketika kita sama-sama ragu atau malas untuk melakukan sesuatu. Entah gimana mekanisme pengaruhnya, pokoknya kalau mereka dengar aku berseru seperti ini, “Ayo tanya ke dosen bareng-bareng, ayo cepet berdiri. Satu, dua, tiga!” dan kami berdiri serentak, mungkin secara tidak sadar, aku memasukkan kekuatan magis pada hitungan ke-tiga yang bisa memerintah alam bawah sadar mereka – atau lebih sederhananya, kami semua sudah sepakat untuk berdiri, tetapi menunggu ada yang mengawali, lalu yang lain mengikuti. Memang sih, jadi follower lebih mudah dalam hal ini – dan mungkin dalam segala hal.

Sering juga satu-dua-tiga ini keluar saat memimpin rapat. “Jadi, gimana keputusannya? Iya atau tidak? Atau ada pertimbangan lain? Putuskan dalam hitungan ke-tiga. Satu-dua-tiga!” -> maksa banget nggak sih :p

Satu-dua-tiga secara harfiah sebenarnya tidak berarti apa-apa, hanya tiga angka yang mengawali angka-angka lainnya, tapi buat aku, tiga angka itu cukup mewakili fantasiku. Satu, dua, tiga! Power ranger berubah! *eh, sejak kapan power ranger kalau mau berubah ngitung satu-dua-tiga dulu -.-

Nggak beda jauh dengan sim salabim, satu-dua-tiga mengawali keajaiban. Dari yang tidak ada menjadi ada. Dari tidak ada yang berdiri untuk tanya ke dosen, menjadi ada. Dari tidak membuka ms word, jadi membuka. Apa lagi yaa... Banyak deh.

Juga nggak beda jauh dengan ready-set-go, satu-dua-tiga adalah perintah untuk berlari, cepat, jangan ragu, kalahkan yang lain. Seperti itu lah.

Jadi, jangan heran kalau dikit-dikit aku suka berhitung sampai tiga. Keliatannya memang aneh – dan mungkin benar, memang aneh – tapi biar saja, mereka tidak tau  hidup terasa kurang lengkap kalau tidak sampai angka tiga... :)

      edit

0 komentar:

Post a Comment

yuuk komen yuuk . . .