Daya tarik sebenarnya dari mata kuliah ini adalah bagian diskusinya, yang dilaksanakan seminggu sebelum praktikum. Apalagi kalau dosen pembimbing diskusinya seorang Ibu yang suka mencecar dengan pertanyaan maut, suka bikin otak terperas, keringat sejagung-jagung, dan jari-jari saya bergerak-gerak sendiri merapal mantera. Hebatnya, Ibu ini dapat meluruskan kembali logika yang tersesat, membuat pemahaman yang dangkal jadi semakin mendalam, daaan merupakan bentuk paksaan yang bagus bagi kami untuk belajar. Kalau bukan karena hal seperti ini, kecil sekali kemungkinan aku belajar rajin sampai menyibak-nyibak literatur.
Melalui si L ini, aku tau ternyata aku suka sekali jadi formulator, tapi belum pinter ngitung dosis, males nyari-nyari data, nggak mau bikin diagram cara pembuatan. *seenak udel -__-* Seru sih, berasa main puzzle, mencocokkan bahan ini dengan itu, memprediksikan hasilnya, menghiraukan ketidakcocokannya. Tinjauan Farmakologinya juga suka. Yaah, memang seru kok, tidak perlu dipungkiri. Hahaha.
Setelah dua kali diskusi dengan dosen, dua kali praktikum dan berkali-kali diskusi kelompok dan revisi, akhirnya kami boleh berbangga hati. Ini dia tiga obat dalam sediaan liquid kami yang pertama....
coba tebak siapa yang bikin desain obat yang paling kiri? gueh dong, hihihi :3 |
pesanan desain orang ._. |
ini juga pesanan desain orang ._. |
ini nih para pencipta tiga sediaan di atas(not full team), meski suka 'gontok-gontokan', kami sesekali damai kok :p |
saat evaluasi sediaan | tetep bahagia meski sediaan teofilinnya gagal ._. |
0 komentar:
Post a Comment
yuuk komen yuuk . . .