Disadari atau tidak, ibu kita semakin tua, begitu juga dengan kita. Semakin sedikit waktu yang tersisa bagi ibu untuk mendampingi kita, begitu juga dengan waktu kita untuk mendampingi ibu. Belum lagi kita yang masih muda begini dunianya terlalu luas, semakin jarang pulang, waktu kita habis untuk urusan kita sendiri. Sementara ibu kita walaupun jauh selalu mendoakan anaknya setiap waktu.
Satu per satu impian kita tercapai, lalu bagaimana dengan impian ibu? Lagi-lagi disadari atau tidak, ibu kita juga pernah seperti kita, punya impian, cita-cita... tapi demi kita, beliau rela mengganti seluruh impiannya dengan "yang penting anakku sukses, bahagia, cita-citanya tercapai".
Yang paling nyesek bagi saya yang ber-ibu single parent adalah ketika menyadari ibu semakin sendirian. Saya sejak SMP sudah tidak tinggal bersama ibu. Kuliah sekarang pun di luar kota. Di rumah masih ada adek, adek angkat, adek sepupu. Tapi adek saya tahun depan kuliah. Adek sepupu saya tahun depan ingin melanjutkan SMA di luar kota. Adek angkat saya masih kelas 2 SMA, masih bisa mendampingi ibu.
Bahkan tidak usah menunggu tahun depan. Saat ini pun sudah terasa. Saya minggu depan ujian, jadi harus cepet-cepet balik ke Surabaya, berjibaku belajar. Adek saya nanti sore berangkat ke Kampung Inggris, dua minggu di sana. Adek angkat saya besok pulang ke rumah ibu kandungnya. Adek sepupu saya masih sibuk dengan ekskulnya. Sementara ibu yang sedang libur kerja, ya di rumah saja. Pasti kesepian, bukan?
Kemarin aku bertanya, "ibu kesepian?"
Kata Ibu, "kalau ingat anak-anaknya ibu, ibu tidak kesepian kok."
Lalu ketika ada yang bertanya kenapa Ibu jarang makan daging lagi sekarang, ibu menjawab "biar sehat dan bisa menjaga anak-anakku terus."
Semakin dewasa, harusnya kita semakin dekat dengan ibu, bukannya semakin jauh. Sekarang, setiap ada waktu luang, saya berusaha menelepon ibu, walaupun mungkin hanya bertanya "ibu sedang apa? masak apa hari ini?" dan semakin sering mataku berkaca-kaca jika sedang diam sendiri, memikirkan ibu.
Entah apa lagi yang bisa aku lakukan selain hal-hal kecil untuk ibu. Selalu kupanjatkan doa untuk Ibu.
Ibu, aku mencintaimu karena Allah... :'')
#renunganhariibu
Read More
Satu per satu impian kita tercapai, lalu bagaimana dengan impian ibu? Lagi-lagi disadari atau tidak, ibu kita juga pernah seperti kita, punya impian, cita-cita... tapi demi kita, beliau rela mengganti seluruh impiannya dengan "yang penting anakku sukses, bahagia, cita-citanya tercapai".
Yang paling nyesek bagi saya yang ber-ibu single parent adalah ketika menyadari ibu semakin sendirian. Saya sejak SMP sudah tidak tinggal bersama ibu. Kuliah sekarang pun di luar kota. Di rumah masih ada adek, adek angkat, adek sepupu. Tapi adek saya tahun depan kuliah. Adek sepupu saya tahun depan ingin melanjutkan SMA di luar kota. Adek angkat saya masih kelas 2 SMA, masih bisa mendampingi ibu.
Bahkan tidak usah menunggu tahun depan. Saat ini pun sudah terasa. Saya minggu depan ujian, jadi harus cepet-cepet balik ke Surabaya, berjibaku belajar. Adek saya nanti sore berangkat ke Kampung Inggris, dua minggu di sana. Adek angkat saya besok pulang ke rumah ibu kandungnya. Adek sepupu saya masih sibuk dengan ekskulnya. Sementara ibu yang sedang libur kerja, ya di rumah saja. Pasti kesepian, bukan?
Kemarin aku bertanya, "ibu kesepian?"
Kata Ibu, "kalau ingat anak-anaknya ibu, ibu tidak kesepian kok."
Lalu ketika ada yang bertanya kenapa Ibu jarang makan daging lagi sekarang, ibu menjawab "biar sehat dan bisa menjaga anak-anakku terus."
Semakin dewasa, harusnya kita semakin dekat dengan ibu, bukannya semakin jauh. Sekarang, setiap ada waktu luang, saya berusaha menelepon ibu, walaupun mungkin hanya bertanya "ibu sedang apa? masak apa hari ini?" dan semakin sering mataku berkaca-kaca jika sedang diam sendiri, memikirkan ibu.
Entah apa lagi yang bisa aku lakukan selain hal-hal kecil untuk ibu. Selalu kupanjatkan doa untuk Ibu.
Ibu, aku mencintaimu karena Allah... :'')
#renunganhariibu