Aku mungkin orang paling
menyebalkan di dunia, suka membuat masalah, keras kepala, dan apapun yang
semacam itu. Tapi dia selalu menunjukkan sikap bahwa hal itu bukan masalah yang
besar, dan selalu sabar menghadapinya. Dia orang yang aneh.
Aku tidak peduli padanya, tidak
peduli pada semua orang, berulang kali mengabaikannya, melupakannya. Tapi dia selalu
peduli padaku tiada bosan, seakan sikapku padanya harus dibalas dengan simpati
dan empati yang tidak pernah aku miliki. Dia orang yang aneh.
Aku mungkin orang yang egois,
suka memaksakan kehendak, mementingkan diriku sendiri dan melakukan apapun asalkan
aku suka. Tapi dia selalu mementingkan diriku, entah dia sedang sibuk atau
tidak, dan dia terkadang ikut berusaha agar kehendakku tercapai seakan itu
miliknya juga. Dia orang yang aneh.
Aku mungkin terkadang berkata
kasar, menyindir yang tak sepantasnya dan lupa menyesalinya. Tapi dia selalu merendahkan
nada suaranya, meredakan sakit hatinya sendiri lalu berbicara lagi padaku
seakan aku tidak pernah menyinggungnya. Dia orang yang aneh.
Aku orang yang ambisius,
perfeksionis, namun seringkali gagal atau kesulitan dalam mencapai
target-targetku. Tapi dia selalu percaya aku bisa mencapainya dan kegagalan
yang terjadi sama sekali bukan karena ketidakmampuanku. Dia orang yang aneh.
Aku mungkin orang yang dibenci
oleh banyak orang, tidak disukai karena kelemahanku dan tidak diterima di
banyak tempat. Tapi dia selalu menerimaku, betapapun buruknya aku dan
menunjukkan bahwa dia menyayangiku. Dia orang yang aneh.
Aku mungkin enggan meminta maaf.
Tapi dia bisa memaafkan tanpa aku harus memintanya.
Aku mungkin lupa berterima kasih.
Tapi dia tidak pernah ingin aku melakukan itu padanya.
Aku mungkin hanyalah seorang yang
terasing jika ia tidak datang menyelamatkanku dengan kebaikannya.
Dia benar-benar orang yang aneh.
Hatinya entah terbuat dari logam mulia apa. Jiwanya entah ditiupkan dari surga
mana. Pikirannya entah terjernihkan oleh air dari mana.
Dia semakin terlihat aneh ketika
dia mencariku dalam bahagia dan sedihnya, seakan-akan aku begitu berharga
baginya. Lebih anehnya lagi ketika pada akhirnya aku memutuskan untuk melakukan
hal yang sama pada dirinya.
Benar-benar orang yang aneh.
Dan dia tidak takut terlihat
aneh.
Aku memutuskan untuk menyebut
orang yang aneh ini sahabatku.
Kemudian apapun yang terjadi aku selalu
membisikkan pada Allah bahwa aku menyayanginya, meskipun tak pernah sekalipun
aku berkata begitu padanya.
Semoga Allah juga sayang padamu,
wahai orang yang aneh...
0 komentar:
Post a Comment
yuuk komen yuuk . . .