Sini aku ceritain rasanya punya teman hidup.
Dulu aku pernah berdoa, “Ya Allah, beri aku teman. Teman
yang menemaniku di saat senang dan susah. Teman yang mengerti diriku. Teman
yang bisa membuat diriku lebih baik. Teman yang menyayangiku dan menyayangiMu.”
Kenapa berdoa seperti itu? Iya, sejujurnya dulu aku
seringkali kesepian. Dulu aku seringkali harus menunjukkan effort lebih untuk
berteman atau bertemu dengan teman. Jadi bisa bayangkan gimana rasanya aku
ketika punya teman hidup? :)
Hidupku banyak berubah. Dari yang apa-apa sendiri, sekarang
apa-apa berdua. Dari yang memilih asyik dengan pikiran sendiri, sekarang lebih
senang berbagi pikiran.
Sejak bangun tidur, baru melek, yang aku lihat adalah si
hubby. (please jangan baper, please)
“Bangun, sayang…” gitu biasanya aku membangunkan, sambil pegang
lengannya. Padahal dulu mana pernah aku bangunin orang, yang ada aku selalu
berpesan ke orang serumah, “besok bangunin aku jam 5 yaa.”
Terus bangun pagi, turun ke dapur, masak, bikin susu coklat.
Masaknya rada bener pula, ada sayurnya. Biasanya tinggal makan aja males,
sekarang pakai masak. Si hubby pas awal-awal bilang, “nggak usah repot-repot
masak tiap hari, aku udah biasa kok makan sembarangan.” Yah begitulah mantan
anak kos. Aku mana tega tiap hari makan beli di luar, banyak micinnya. Huhuhu.
Maka aku berjuang, walaupun nggak bisa-bisa banget, masak yang sehat untuk
hubby. Terutama di hari Sabtu, waktu aku libur dan dia masuk kerja.
Berangkat kerja pun sekarang ada yang nganterin! Wow. Aku
berangkat kerja dari rumah ke tempat parkir bus karyawan, terus naik bus itu
sampai ke kantor. Soalnya jaraknya lumayan jauh sih. Surabaya-Sidoarjo (segini
doang jauh?). Daripada motoran sendiri, mending pakai fasilitas bus karyawan
kan ya. Jadi hubby nganterin ke tempat parkir bus itu. Terus sore dia jemput di
situ juga. Lama-lama dia membentuk Serikat Suami-Suami Jemput Istri di
Darmokali (tempat parkir busnya di Jalan Darmokali. Red) bersama dengan
suami-suami lain yang berjajar menunggu di depan tempat parkir bus.
Tiap mau keluar rumah sendirian, ada yang wajib dipamitin.
Pamitnya harus bener, nggak bersifat notif doang. Kalau sama orang tua kan
paling notif doang kayak gini,
“Mah, aku nanti pulang malem.”
“Yah, besok aku nonton konser.”
Trus tanpa nunggu respon dari orang tua, kita langsung aja
cus pergi.
Sedangkan kalau sama si hubby, pamitnya harus gini,
“Bi, aku mau ke Lotte jam 11. Boleh?”
“Bi, besok aku seminar jam 8. Boleh? Kamu anterin apa
berangkat sendiri?”
Kalau dijawab “iya” atau “boleh” baru kita pergi. Gitu buk
ibuk. Kalau pamitnya lewat chat, terus dia nggak segera baca, yaudah diem aja
dulu di rumah sampai dijawab “iya”.
Nah, cara ngakalinnya adalah pagi-pagi sebelum dia keluar
rumah, aku langsung merapel ijin, “Bi, aku nanti ke pasar jam 7, terus keluar
lagi ke Lotte jam 10, terus mau makan siang sama temen-temen di tempat makan
biasanya. Boleh?”
Paling dalam hati dia bilang, “banyak amat acaranya.” Hahaha.
“Boleh, tapi waktu aku pulang, kamu udah di rumah ya.”
Yes sir!
Tapi jangan dipikir kehidupan rumah tangga selamanya mulus. Nggak
selamanya sweet. Ada kalanya kami menunjukkan ego masing-masing yang sama
gedenya, maklum masih muda. Pernah juga berantem, ngambek-ngambekan, ditambahin
backsound dikit aja udah mirip kayak sinetron Indonesia. Biasa itu mah. Dan ujung-ujungnya dia
yang ngalah. Huhuhu, it’s my big big personality problem sih ya, nggak pernah
mau ngalah. Maunya menang mulu. Untunglah punya hubby yang rela mengalah kayak
gini, dan sedikit banyak ngajarin buat lebih menurunkan ego, menahan emosi,
tenang menghadapi masalah, sabar.
Entah apapun masalahnya, aku lebih suka melihat kehidupan
rumah tangga ini dari sisi positifnya aja. Seperti kata Salim A. Fillah,
Setiap orang ibarat bulan
Memiliki sisi kelam
Yang tak pernah ingin ia tunjukkan pada siapa pun
Pun sungguh cukup bagi kita
Memandang sejuknya permukaan bulan
Pada sisi yang menghadap ke bumi
Sejuk kan kalau bisa kayak gitu? Sejuk seperti Surabaya…
beberapa bulan yang lalu. Bukan Surabaya yang sekarang, 36-38 derajat celcius.
Sampai air kran aja anget. Maigad!
Mulai deh ngelantur. Sebaiknya kita akhiri sampai sini dulu yah. Hihihi.