Udah pada nonton film Sorcerer’s Apprentice?
Bujubilee, keren bukan main film itu. Nggak nyesel nontonnya. Apalagi otakku emang klop banget sama genre cerita fantasi kayak gitu – cerita yang nggak lazim, cuma ada di film dan nggak butuh mikir serius buat ngikutin alur ceritanya. Hahaha.
Hmm, anyway, kok aku tiba-tiba mau ya diajakin nonton? Padahal seingetku, aku sebenernya bukan orang yang hobi nonton film. Aku bukan orang yang betah duduk manis selama 2 jam buat nongkrongin film.
Begini kronologi kejadiannya.
Waktu itu masih dalam rangka libur panjang dan anak-anak sejenis aku masih berstatus pengangguran. Maka dengan rencana tak terorganisir, aku menculik temenku yang mirip Karla buat nemenin jalan-jalan.
Then…
First destination : Perpustakaan.
Tapi suer nggak pewe banget bawa temen ke perpus, jadi sering kepancing ngobrol dan nggak bisa menikmati saat-saat gila buku. Sejak saat itu aku mutusin untuk nggak bakalan bawa sehelai pun temen ke perpus kalo emang tujuanku pengen menyendiri. Dan semisal kepaksa bawa, aku pura-pura nggak kenal aja sama dia. Huahaha.
Biasanya aku ke sono sendirian, trus mojok di deket rak buku ensiklopedi, menggondol setumpuk buku dari berbagai genre dan mulailah aku terbang ke alam baka, eh ke alam buku maksudnya. Kita-kita yang gila buku pasti paham gimana sensasinya. Apalagi kalo lagi niat belajar bahasa Prancis pake kamus dan buku grammar di perpus, pasti aku langsung sok sibuk ngapalin dan nulis-nulis di notesku.
Sebenernya aku rela menghabiskan waktu di sana, aku rela dihipnotis bacaan-bacaan lusuh yang ada di sana, aku rela…ooh aku relaaa… Tapi gara-gara ngobrol sama Karla, aku jadi takut dimarain petugas-petugas perpus yang juteknya minta ampun itu.
Akhirnya terbesitlah pikiran untuk nonton.
Second destination : Royal Plaza.
Nyampek bioskop, kita terpukau sama poster Sorcerer’s Apprentice di kotak “today”. Padahal waktu itu aku lagi pengen banget nonton Inception, tapi nggak sempet-sempet. Kita butuh waktu agak lama buat mutusin mau nonton Inception apa Sorcerer’s Apprentice.
Lalu poster yang ada Nicolas Cage-nya lagi in-action itu menebar aura magic sampe membuat diriku kelepek-kelepek pengen nonton. Ah, pake susuk apa poster itu.
Yaah, akhirnya aku sama temen sekaligus mbakku yang rada gokil itu pesen tiket Sorcerer’s Apprentice, lalu keluar dari twenty one buat beli makanan sambil bertanya-tanya kayak orang bego.
“Lho, tadi bukannya kita pengen nonton Inception ya? “
“Iya, kenapa malah milih yang Sorcerrer’s Apprentice ya? Padahal masih lebih ganteng Leonardo Dicaprio daripada Nicolas Cage.”
Tapi aku nggak nyesel nonton film bikinan Disney itu, sueerrr!
Aku males ah ngasih reviewnya di sini. Di situs laen kan udah banyak yang nge-review. Lagian mending nonton sendiri deh. Weekk.. Trus kalo bisa nontonnya di bioskop yaa, biar keliatan makin keren special effectnya.
Aku kasih tau aja ya, bagian-bagian film yang really really I love the most.
Elang besinya Balthazar. Lebih keren daripada Hipogriff punya Hagrid di Harry Potter dan desainnya lebih futuristik.
Laboratoriumnya Dave mirip kayak bengkel di film Transformers, mirip juga kayak laboratorium praktek di Teknik Mesin ITS, banyak alat elektroniknya, selalu bikin orang takut kesetrum. Bzz bzz.
Soundtracknya lagu Secrets dari OneRepublic! Uwaaa, bikin aku makin in love love love love. Apalagi waktu scene yang Dave ngajak ceweknya masuk ke semacam ruang jeruji besi hasil percobaannya dia, trus di sekitarnya bisa muncul gelombang elektromagnetik bercahaya biru kayak petir dan ngeluarin nada intro lagu itu. Ckckck, what a scientified romance!
Sihir sedikit banyak dipandang dari segi scientific-nya. Contohnya nih, di latian sihir pertamanya, yaitu latian membuat api, Dave diajarin mengosongkan pikiran lalu membuat api dari udara kosong dengan memanfaatkan gelombang elektromagnetik yang dipancarkan cincinnya. Trus penyihir jahat yang dibangkitkan juga memanfaatkan antena-antena gedung untuk membentuk formasi cahaya elektromagnetik dari mantra jahatnya. Jadi yaa, setidaknya penjelasan sihir ini lebih pintar dan sedikit masuk akal daripada di film fantasi lain.
Aku sempat ber “woooow wooow” ria pas adegan mobilnya Dave Stutler bisa diubah-ubah bentuknya pake sentuhan sihir. Keren-keren pula! Yang ini ada hubungannya sama gelombang elektromagnetik nggak ya?
Wajah dan ekspresinya Dave yang terkesan bego pas banget sama kelakuannya yang konyol dan sering ngerepotin diri sendiri. Hahaha.
Intinya, aku jatuh hati sama film itu. Awawaww aw aw aw.
Now start playing in my mind : what if I am a sorcerer’s apprentice too?
0 komentar:
Post a Comment
yuuk komen yuuk . . .