Tuesday, August 3, 2010

Published 10:11 PM by with 0 comment

FUTURE DIARY

Someday – on the way to Paris
Dear diary…

Hari ini berjalan sangat cepat bagiku, secepat kereta listrik yang membawaku ke jantung kota Paris sekarang.

Paris?

Ya, Paris! Akhirnya aku akan segera menjejakkan kakiku di negeri impianku itu beberapa menit lagi. Yiihaaa!!! Watchout, Paris, mon cher!

Dan itu artinya aku harus menyiapkan French dictionary yang lama terabaikan di dasar backpack-ku.

Well, banyak yang ingin aku ceritakan hari ini. Dengar baik-baik.

Penelitianku tentang obat . . . . (belum tau) akhirnya selesai beberapa minggu yang lalu dengan hasil memuaskan. Saat aku mempresentasikan laporanku di depan dewan persidangan, aku berhasil membuat seluruh hadirin berdecak kagum dan bahkan beberapa doctor tak segan memberikan standing-upclause untukku. Hak paten atas obat itu pun jatuh di tanganku. Subhanallah walhamdulillah. Terima kasih, Allah. Segala puji bagi-Mu.

Setelah usai persidangan, aku kembali ke laboratorium bersama rekan-rekan kerja LIPI dengan hati puas. Sorakan kemenangan memenuhi laboratorium tempat kami bekerja hari itu. Bahkan sepertinya tunas-tunas kultur jaringan di sudut ruangan ikut bersorak bersama kami. Hahaha.
Betapa senangnya aku, akhirnya aku bisa mempersembahkan suatu karya untuk dunia.

Tapi perayaan itu cuma berlangsung beberapa jam. Kemudian kami kembali bekerja secara normal seperti biasanya.

Keesokan paginya, aku berkutat dengan bahan-bahan kimia obat yang diserahkan ke lab untuk diteliti, lalu siangnya aku menyempatkan diri ke apotek dan laboratorium kesehatanku untuk melakukan pengecekan bahan-bahan di sana. Ternyata masih cukup lengkap, jadi aku nggak perlu pesan apa-apa dulu.

Ada lagi kejutannya. Novelku jadi best-seller di Indonesia dan menerima award Novel Terpuji Nasional. Alhamdulillah. Royalti pun dinaikkan beberapa kali lipat dari sebelumnya. Dan aku telah menghibahkan sebagian untuk pendirian organisasi pengembangan anak islami yang aku kelola bersama teman-teman SMA-ku. Aku nggak terjun langsung dalam prosesnya, tapi cuma sekedar memberikan bantuan jika diperlukan.

Oh ya, aku juga sempat berkumpul bersama teman-teman SMA sebelum aku berangkat keliling dunia. Seperti biasa, kami melepas kerinduan kami satu sama lain dengan saling bercerita. Hebatnya, kami semua punya cerita yang membanggakan. Seperti yang aku inginkan dulu, kita akhirnya bertemu lagi dengan membawa keberhasilan kita masing-masing. Yeah, kita semua berhasil dengan jalan yang kita tempuh, kawan. Subhanallah.

Aku sudah sangat merindukan mereka.

Wajah dan penampilan mereka memang berubah. Mereka tampak seperti orang dewasa yang tangguh saat ini, bukan lagi anak SMA yang bandel. Kita sudah jadi bapak-bapak dan ibu-ibu rupanya. Hahaha. Tapi cara mereka tertawa, bercanda dan berbicara masih tetap seperti dulu. Hangat, ceria dan apa adanya.

Yah, bagiku, mereka tetap sahabat-sahabat paling hebat yang pernah ada.

Terima kasih, Tuhan…Engkau telah mendengarkan dan mewujudkan impian kami.

Tiada hentinya aku bersyukur pada-Mu.

Dan saat ini, aku memuaskan hasrat petualanganku dengan keliling dunia. Memang benar kata orang, perjalanan mengajarimu banyak hal tentang kehidupan. Aku merasakannya sekarang.

Dan pelajaran nomor satu adalah : Aku tak menyesal pernah bermimpi setinggi-tingginya.

Perjalanan ini sebenarnya tanpa rencana. Awalnya, aku cuma ke Oxford untuk seleksi beasiswa post-doctoral ku. Namun ternyata Tuhan merencanakan sesuatu yang lebih dari rencanaku. Aku bertemu seorang teman lama di London yang mengajakku berlibur ke Afrika. Dan dengan cerita yang lumayan rumit, akhirnya kami nggak cuma menjelajah Afrika, tapi juga Eropa, Amerika dan Asia. Bener-bener gokil!

Sejauh ini aku telah melintasi 4 benua di dunia. Aku telah singgah di berbagai negeri orang, mulai dari yang terpuruk sampai yang high-tech banget. Dan aku bertemu beberapa backpacker dari Indonesia di benua Eropa yang sedang aku jelajahi ini. Aku mengenali mereka dari slayer merah putih yang selalu terikat di lengan kanan mereka. Entah sejak kapan, para backpacker Indonesia selalu saling mengingatkan untuk menjaga rasa nasionalismenya. Salah satu caranya dengan menggunakan slayer di lengan ini.

Aku sempat mengunjungi tempat tinggal impianku, kota Vancouver – Canada. Aku menetap berhari-hari di sana. Aku janji, suatu hari nanti aku akan mempunyai rumah di kota mewah itu.

Aku juga mengikuti acara pertemuan para blogger di sebuah hotel di Berlin-Jerman. Sebenarnya aku nggak sengaja ikutan acara ini. Seorang teman di Switzerland mengajakku untuk ikut serta menemaninya datang ke pertemuan itu. Dia nggak tau kalo aku juga penulis dan blogger di negaraku. Akhirnya aku ikut dan mendapat pengalaman seru ngobrol dengan para blogger dari seluruh dunia. Asli deh, blog mereka keren abis. And you know what, akkhirnya blogku bisa go international berkat bantuan mereka. Wow! Merci beaucoup, les amies!

Well, Paris udah dekat. Aku harus segera bersiap-siap untuk turun.

Bonsoir, Paris. Enchante :)

(Allah, plis baca posting hambaMu ini. Engkau tertawakan pun tak apa-apa, aku tau Engkau pasti mewujudkannya dengan caraMu. Amin)
      edit

0 komentar:

Post a Comment

yuuk komen yuuk . . .