Check.
Sekarang saya punya tiga versi cerita tentang perjalanan ke
B29 kemarin. Ada versi dongeng, versi novel dan versi action. Buat yang belum
tau apa itu B29, silakan cari sendiri pake google. Yang jelas itu adalah puncak
dengan ketinggian 2.900 mdpl yang memungkinkan kita melihat proses terjadinya
awan, memandang awan di bawah kaki kita, dan menikmati sunrise khas Pegunungan
Tengger yang heavenly view bingits!
Oke, kali ini saya akan menceritakan versi favorit saya :
versi dongeng.
Al dan Negeri di Atas
Awan
Pada suatu hari, Al pulang sekolah dengan wajah tak
bersemangat.
Wajah tak bersemangat?? |
“Aku tidak mau sekolah di farmasi lagi. Farmasi terlalu
mudah.” Begitu keluhnya pada teman-temannya.
“Lalu kau mau bagaimana?” tanya temannya.
“Aku mau jadi bintang iklan.” Kata Al.
Kemudian dalam tidurnya, Al bermimpi bertemu seorang kakek.
Wahai Al... |
“Dimana negeri di atas awan itu mbah?”
“Ya di atas awan.”
“Hm gitu ya mbah?”
Kemudian si kakek menghilang.
Saat terbangun, Al memandangi langit.
Bagaimana Caranya Naik ke Atas Awan? |
“Bagaimana caranya
agar aku bisa naik ke atas awan?” gumam Al. Tiba-tiba sesosok makhluk bertopi ungu muncul di hadapannya.
Peri Unyulil |
“Aku bisa menunjukkanmu jalan ke atas awan.” Kata makhluk
itu.
“S-siapa kau?”
“Aku adalah Peri Unyulil. Aku tinggal di negeri di atas
awan.”
“Kenapa kau memakai jaket honda?”
“Iya kemarin aku turun ke bumi untuk mendapatkan jaket keren
ini.”
“Oh, ambil kredit di honda?”
“Bukan, beli di pasar maling. Biasanya orang nanyain topi
unyu ini, kok kamu malah nanya jaketnya?”
“Pasti dapet dari pasar maling juga.”
“Iyasih -__-“
“Lalu bagaimana caranya ke atas awan?”
“Pergilah bersama teman-temanmu hingga ke atas ketinggian
2900 mdpl.”
“Jauh kah itu, nyu?”
“Nggak, cuma bikin kaki gempor dikit aja.”
“Mau kah kau menemaniku, nyu?”
“Ada syaratnya.”
“Apa syaratnya?”
“Bawakan makanan paling enak sedunia.”
“Siap, nyu.”
Maka Al pun berangkat bersama peri Unyulil dan
teman-temannya, para pengendali senter. Agar berhasil mencapai negeri di atas
awan dan menemukan si pendekar, mereka sholat dulu. Kebetulan kakek yang
mendatangi mimpi Al baru pulang dari sawah dan memutuskan untuk ikut dalam
perjalanan mereka.
Sholat dulu biar lancar |
Selama perjalanan, Peri Unyulil terus memakan perbekalan mereka. Teman-teman Al memusnahkan bungkus-bungkus makanan agar ia mengira perbekalan sudah habis, padahal hanya bungkusnya saja yang dimusnahkan.
Al tertidur selama teman-temannya memusnahkan bungkus makanan.
“Apakah negerinya masih jauh?” tanya Al.
Para pengendali senter mencari jalan di tengah kegelapan dan
kedinginan. Sedangkan Al masih meringkuk di dalam sarung.
Tiba-tiba makhluk bercahaya melintasi mereka.
Makhluk Bercahaya |
“Itu adalah peri yang tinggal di atas awan. Artinya kita sudah dekat. Ayo semuanya, kita segera bergerak. Aku sudah kebelet pipis.” Kata Peri Unyulil sambil menyeret Al.
Sampai di atas awan, mereka berdecak kagum.
“MasyaAllah, indah sekali!”
“Baiklah, aku sudah tidak tahan. Ayo kita lakukan di sini saja!” seru Peri Unyulil tidak sabar.
“Melakukan apa?” tanya kakek.
Tiba-tiba para pendekar bermunculan dan langsung menyerang Al.
Hiyaaats |
Al
mengeluarkan jurus andalannya, jurus Karang Ae, dan berhasil melumpuhkan kedua
pendekar. Si kakek hanya memandangi dari
jauh karena takut terlempar ke awan.
“Apa maumu?” tanya para pendekar pada akhirnya.
“Aku mau jadi bintang iklan.” Jawab Al.
“Baiklah kuberi kau satu kesempatan.” Kata pendekar, “sekarang ikut kami ke lokasi syuting.”
Lokasi Syuting |
“Asik! Iklan apa nih?” Al bersorak kegirangan.
“Iklan antihama tanaman rumput.”
Bintang Iklan Antihama |
Teman-teman Al bersorak gembira karena misi mereka berhasil.
Dan lebih dari itu, akhirnya mereka semua mendapat
kesempatan untuk menjadi bintang video klip dan cover album (Hil)Al and Friends
dengan hitsnya “Malu Sama Mencit”.
(Hil)Al and Friends - Malu Sama Mencit |
Begitulah kisah perjalanan hidup Al hingga menjadi bintang iklan seperti yang diimpikannya. Saat ini Al sudah terkenal dan membintangi iklan mi goreng yang sangat disukai semua orang.
Tamat
0 komentar:
Post a Comment
yuuk komen yuuk . . .