Wednesday, August 27, 2014

Published 10:01 PM by with 0 comment

Matahari Tidak Akan Mendapatkan Bulan



 Matahari tidak akan mendapatkan bulan. Jika menginginkan bulan, ia harus menjadi bumi, yang selalu berjalan beriringan dengannya, mendekat dan menjauh secara teratur pada tiap perputarannya namun tak pernah terlalu jauh hingga merasa terpisahkan. Bumi selalu bisa melihat wajah bulan. Ia tahu dimana bulan bersembunyi dan di sisi mana bulan akan menampakkan diri malam ini.

Atau mungkin bisa juga menjadi venus, yang tampak jauh tapi akan selalu berada di sisi bulan. Setidaknya ia akan berpapasan lebih dekat dengan bulan di fajar dan senja. Ia memiliki waktu yang istimewa untuk menyapa bulan. Dan ketika bulan pergi, ia tidak akan menangis karena esok akan bertemu lagi.

Sekurang-kurangnya ia bisa menjadi bintang-bintang yang berpendar di sekitar bulan. Mungkin ia tak akan berarti apa-apa bagi bulan, namun mereka adalah penghuni tetap di langit malam. Manusia akan memandang mereka bersamaan. Jika tidak ada bintang-bintang, manusia akan bertanya kepada bulan. Jika tidak ada bulan, manusia akan bertanya kepada bintang-bintang. Bagi manusia, mereka ditakdirkan bersama dan saling melengkapi.

Namun matahari tetaplah matahari, bintang terbesar di bimasakti. Ia tidak akan mendapatkan bulan meskipun ia begitu menginginkannya. Matahari pun mengalah. Cukup baginya membiarkan bulan beriringan dengan bumi, berpapasan dengan venus dan berdampingan dengan bintang-bintang lain. Matahari tetap merentangkan cahayanya untuk bulan, menjaganya agar tetap anggun di kegelapan malam. Memang ia tidak akan mendapatkan bulan, namun ia bahagia bisa melihat bulan memantulkan cahayanya untuk semesta.


sumber : google search
      edit

0 komentar:

Post a Comment

yuuk komen yuuk . . .