“Iya, mereka membentuk regu macan junior.”
Dan kami tertawa keras, meramaikan suatu sudut restoran
cepat saji. Jadi ceritanya kami sudah jenuh mengerjakan bab demi bab makalah
PBL yang harus dikumpulkan hari selasa besok. Tiba-tiba khayalan tentang masa
depan menjadi lucu sekali untuk dibicarakan.
“Nanti anak kita sepantaran semua yaa. Trus kita tinggal di
satu kompleks perumahan. Rumahnya di blok M. Rumah nomor 1 punya Dani, nomor 2
punya Novita, nomor 3 punya Dita, nomor 4 punya Chyntia, dan seterusnya.”
Sekalian aja pesen rumahnya sekarang, biar dibangun berjajar
sekompleks.
“Anak-anaknya nanti komposisinya sama kayak kita. Anaknya
Dani cowok, anaknya Novita, Dita, dan lainnya cewek. Sekolah di sekolah yang
sama, berangkat bareng-bareng.”
“Kuliahnya di Farmasi juga! Sekelompok juga! Ada tragedi
kelinci mati juga!”
“Yang memimpin pembunuhan kelinci nanti anaknya Chyntia.”
“Astagfirullah -___-“
“Sejarah berulang dong yaa.”
Memang bisa seperti itu? Hahaha, lihat saja nanti. Wallahu
‘alam... :>
Anyway, kenapa masa depan yang dibayangin itu tentang ‘punya
anak’? Dasar random -.-‘’
0 komentar:
Post a Comment
yuuk komen yuuk . . .