Hidup adalah pilihan, begitu juga dengan kuliah.
Kau memilih untuk kuliah, lalu kau berjuang dengan segala cara agar bisa kuliah.
Kau memilih suatu jurusan dan giat belajar dan mencoba berbagai jalan untuk bisa diterima di sana, lalu kau diterima.
Atau kau memilih suatu jurusan, namun kau tidak berusaha untuk diterima, lalu kau benar-benar tidak diterima.
Kau berhasil diterima di jurusan itu, lalu kau memilih untuk bertahan di sana, meskipun di awal kau telah menyadari betapa kerasnya jurusan itu.
Kau memiih untuk menjalani masa transisimu (pengkaderan, ospek dan sebagainya) dan tidak mencoba kabur, lalu kau diterima di lingkungan barumu.
Kau memilih untuk mengikuti kuliah hari ini, meski suntuk dan susah mengerti namun kau tetap serius menyimak, lalu kau hanya memberi catatan-catatan kecil di sudut diktatmu yang tidak sepenuhnya kau pahami.
Atau kau memilih untuk nonton film bioskop hari ini dan meninggalkan kuliahmu, lalu kau ketinggalan materi kuliah (dan semakin tidak mengerti) tapi menonton film yang baru premier tersebut.
Kau memilih untuk belajar, mendobrak ketidakmengertianmu di ruang kuliah, lalu kau mengerti.
Kau memilih untuk belajar lebih tekun, terobsesi dengan ilmu pengetahuan dan nilai bagus, lalu kau mendapatkannya.
Atau kau memilih untuk bermain-main dengan kuliahmu, tidak belajar dan tidak menginginkan nilai bagus, lalu kau benar-benar tidak mendapatkannya.
Kau memilih untuk berlelah-lelah dalam menjalani hidupmu, lalu kau merasakan manisnya hidup setelah lelah berjuang. (diambil dari bait kedua mahzab Imam Syafi’i)
Kau memilih untuk santai dalam menjalani hidupmu, lalu kau benar-benar seperti tak memiliki beban apapun dan tak pernah merasakan manisnya hidup seperti yang dirasakan orang-orang yang lelah.
Kau memilih untuk bermimpi, berjuang melebihi batas lelahmu untuknya, lalu kau meraihnya.
Hidup adalah pilihan, Pilihan diikuti oleh usaha. Usaha menentukan konsekuensi yang akan didapatkan oleh si pemilih, sebagai feedback atas usahanya. Kau punya hak untuk memilih. Memilihlah, dan serahkan pilihan itu pada Tuhanmu. Ia Maha Tahu pilihan mana yang sebenarnya terbaik untukmu, hamba-Nya yang telah berani menentukan pilihan dalam hidupnya. Mungkin suatu saat kau salah memilih dan terjatuh dalam konsekuensi yang tidak kau sukai, tapi percayalah, ada campur tangan Tuhan di dalamnya. Tetaplah merasa aman dan kembalilah memilih. Pecayalah bahwa dirimu telah menentukan suatu pilihan yang benar, tapi biarkan Allah yang membenahi semuanya, hingga yang kau dapatkan adalah yang paling baik dan benar untukmu.
Kau memilih untuk kuliah, lalu kau berjuang dengan segala cara agar bisa kuliah.
Kau memilih suatu jurusan dan giat belajar dan mencoba berbagai jalan untuk bisa diterima di sana, lalu kau diterima.
Atau kau memilih suatu jurusan, namun kau tidak berusaha untuk diterima, lalu kau benar-benar tidak diterima.
Kau berhasil diterima di jurusan itu, lalu kau memilih untuk bertahan di sana, meskipun di awal kau telah menyadari betapa kerasnya jurusan itu.
Kau memiih untuk menjalani masa transisimu (pengkaderan, ospek dan sebagainya) dan tidak mencoba kabur, lalu kau diterima di lingkungan barumu.
Kau memilih untuk mengikuti kuliah hari ini, meski suntuk dan susah mengerti namun kau tetap serius menyimak, lalu kau hanya memberi catatan-catatan kecil di sudut diktatmu yang tidak sepenuhnya kau pahami.
Atau kau memilih untuk nonton film bioskop hari ini dan meninggalkan kuliahmu, lalu kau ketinggalan materi kuliah (dan semakin tidak mengerti) tapi menonton film yang baru premier tersebut.
Kau memilih untuk belajar, mendobrak ketidakmengertianmu di ruang kuliah, lalu kau mengerti.
Kau memilih untuk belajar lebih tekun, terobsesi dengan ilmu pengetahuan dan nilai bagus, lalu kau mendapatkannya.
Atau kau memilih untuk bermain-main dengan kuliahmu, tidak belajar dan tidak menginginkan nilai bagus, lalu kau benar-benar tidak mendapatkannya.
Kau memilih untuk berlelah-lelah dalam menjalani hidupmu, lalu kau merasakan manisnya hidup setelah lelah berjuang. (diambil dari bait kedua mahzab Imam Syafi’i)
Kau memilih untuk santai dalam menjalani hidupmu, lalu kau benar-benar seperti tak memiliki beban apapun dan tak pernah merasakan manisnya hidup seperti yang dirasakan orang-orang yang lelah.
Kau memilih untuk bermimpi, berjuang melebihi batas lelahmu untuknya, lalu kau meraihnya.
Hidup adalah pilihan, Pilihan diikuti oleh usaha. Usaha menentukan konsekuensi yang akan didapatkan oleh si pemilih, sebagai feedback atas usahanya. Kau punya hak untuk memilih. Memilihlah, dan serahkan pilihan itu pada Tuhanmu. Ia Maha Tahu pilihan mana yang sebenarnya terbaik untukmu, hamba-Nya yang telah berani menentukan pilihan dalam hidupnya. Mungkin suatu saat kau salah memilih dan terjatuh dalam konsekuensi yang tidak kau sukai, tapi percayalah, ada campur tangan Tuhan di dalamnya. Tetaplah merasa aman dan kembalilah memilih. Pecayalah bahwa dirimu telah menentukan suatu pilihan yang benar, tapi biarkan Allah yang membenahi semuanya, hingga yang kau dapatkan adalah yang paling baik dan benar untukmu.
0 komentar:
Post a Comment
yuuk komen yuuk . . .