Saat-saat sekarang begini ini yang aku nggak suka. Makan nggak enak, jalan nggak enak, duduk nggak enak, ngobrol nggak enak, diem nggak enak. Cuma tidur karena efek samping obat yang rasanya paling enak sedunia.
Sebenernya pengen banget bolos barang seminggu-dua minggu (eh, kelamaan ya :p), kan lumayan tuh bisa tiduran terus di rumah, nonton dvd, cari inspirasi, cari wangsit, cari pangsit – eh, enggak ding. Wuahh, indahnya hidup lah pokoknya (langsung berimajinasi dengan muka mupeng).
Ah sudah sudah, pada kenyataannya nggak bisa kayak gitu. Masih banyak jurnal praktikum untuk dikerjain, job-job organisasi yang diamanahkan, dan hal-hal lain untuk dilakukan.
Pernah pas kapan hari aku bangun dengan kepala cenat-cenut dan panas. Dengan inisiatif sendiri, aku memutuskan untuk tidur lagi dan berniat nggak ikut kuliah Anatomi-Histologi jam 7 pagi itu. Waktu itu mikirnya, tidur sejam lagi kayaknya bisa mendingan. Eh, ternyata malah nggak bisa tidur. Akhirnya cuma geletakan di atas kasur kayak ikan dijemur, sambil baca rangkuman buat praktikum siangnya.
Beruntung aku dikelilingi orang yang care, meski agak lebai kadang.
Begitu nyampek kampus dengan wajah teler seperti orang sakau, aku langsung disambut oleh teh hangat, Leha dan Iin di kantin. Sementara aku menyeruput teh, mereka nyeritain gosip-gosip teraktual selama aku nggak ada (padahal cuma nggak ada selama 2 jam doank). Terus waktu aku nanya tadi kuliah tentang apa, mereka jawab begini :
“Nggak jelas tadi kuliahnya apa. Yang Anatomi ngebahas tentang ginjal, banyaaaaak banget slidenya. Histologi malah lebih nggak jelas lagi, masa’ ngebahas tentang kuku. Enak lu nggak ikut.”
Aku mbatin, “hah? kuku? -.-”
Emang sering kedengeran aneh topik kuliah kita. Hahaha.
Dan sejauh yang aku inget, orang-orang yang paling lebai kalo aku sakit dikit adalah temen-temen SMA. Perhatiannya itu lhoo… kayak aku udah hampir sekarat aja. Tapi bikin kangen juga sih. :’)
Memang semenjak kuliah, kondisi fisik bukannya semakin kuat, malah semakin sering ambruk. Dikit-dikit kena flu, demam, pusing, maag. Pokoknya kalo ada satu orang di kelas yang kena flu, orang pertama yang ketularan adalah aku. Hmmm -.-“ Alhamdulillah nggak pernah yang parah-parah banget (dan nggak minta, of course).
Paling kritis kalo lagi masa-masa ujian. Sejak seminggu sebelum ujian sampe ujian selese semua, pasti terjadi proses kerja rodi yang nggak kenal waktu. Pagi-siang-malem kerjaannya ngeprint ini-itu, pinjem catetan dan rangkuman ini-itu, tanya kesana-kemari, berusaha melahap semua materi walaupun nggak mudeng, pokoknya hapalin ajee semua bab sampe butek. Dijamin, tidur sehari nggak sampe 5 jam, itu pun sambil ngimpi nggak enak, misalnya ngimpi digencet-gencet sama radikal bebas raksasa dan dipaksa masuk tabung reaksi raksasa yang isinya Asam Sulfat panas. Tidaaaaakk… (ngomong apa sih?-.-“). Dan di saat-saat seperti itulah aku biasanya nggak doyan makan. Akibatnya, seminggu habis ujian, berat badan turun 3 kg. Oh God, udah aku ini dasarnya kurus, berat badan jauh dari ideal, masih harus menanggung cobaan pengurangan berat badan pula. Semisal ujiannya lebih lama lagi, terus aku nimbang, bisa-bisa jarum timbangannya nggak mau bergerak sama sekali. Paraaahh…
Lebih parah lagi kalo maagnya kumat. Pas di ruang ujian, anak-anak pasti pada njerit ngeliat aku.
“Huaaaa… jangan pasang tampang kayak hantu gitu donk!”
Eh sialan, ini beneran pucet gara-gara sakit, tauk, bukannya pengen pasang tampang mengerikan kayak hantu. Hzzzzz.
Wes pokoknya masalah nggak napsu makan, berat badan turun drastis, waktu tidur kurang dan gampang sakit dan semacamnya aku banget deh. Aku sendiri juga heran, kenapa bisa gitu. Perasaan orang laen nggak gitu-gitu amat deh ya.
Tapi nggak boleh lengah. Harus tetap sehat, tetap semangat, biar bisa tetap jalan-jalan dan makan-makan (lhoh, taglinenya acara kuliner di Trans TV -.-“)
0 komentar:
Post a Comment
yuuk komen yuuk . . .