Sunday, July 4, 2010

Published 12:43 PM by with 0 comment

My Highschool, THE Most Wonderful Place for Three Years

(PART I)

Aku menghabiskan masa SMA-ku di SMA Negeri 16 Surabaya. Meskipun aku di sekolah ini bukan orang yang luar biasa, tapi di sinilah aku belajar tentang banyak hal yang luar biasa, bertemu dengan orang-orang yang luar biasa dan mendapat pengalaman yang luar biasa. Semuanya luaaarrr biasa (SLB). Semua yang aku temukan di sekolah ini sangat berarti untukku.


Kalo dicritain secara detail sejak awal sampai akhir, nggak bakal ada habisnya. Sampe tangan kriting juga nggak bakalan habis ceritanya. Berbuntung, aku rajin nulis diary, ideas notes dan notes satunya lagi selama 3 tahun aku di SMA. Beh, banyak banget catetannya. Jadi kisah-kisah selama masa paling indah itu – meski nggak semuanya – sudah ada back-upannya. Walaupun suatu hari nanti otakku udah full-memory, aku nggak akan pernah kehilangan kisah-kisah itu. Akan ada suatu saat dimana aku ingin mengingat kembali masa SMA-ku dan catatan-catatan itu akan menceritakannya padaku. :)


Dimulai dari saat pertama kali menjejakkan kaki di sekolah ini. Status masih murid baru, adek kelas, peserta MOS yang akan dibimbing oleh kakak-kakak kelas, aku dan murid-murid baru lainnya dibariskan di GSG yang sekarang berubah nama jadi GOR. Dan selanjutnya aku masuk kelompok “suku 8”. Kehidupan keras pun dimulai sejak saat itu. Jeng jeng jeng...


Setelah lewat Masa Orientasi Siswa, aku kebagian kelas X-8. Kelas pertamaku di SMA. Bayangkan gimana canggungnya aku saat pertama kali masuk kelas baruku itu. Apalagi temen-temen deketku waktu SMP nggak ada sama sekali di sana. Satu-satunya temen sekelas yang udah aku kenal sejak SMP adalah Ocid, itu pun dulunya nggak seberapa akrab. Lalu aku duduk sebangku sama Kadek, di belakangku Ical sama Kurput. Kita sama sekali belum saling kenal sebelumnya. Wali kelas kita Bu Setyowati yang baik, perhatian dan sabaarr. Beliau adalah guru Kimia. Lalu kami diminta untuk memperkenalkan diri satu per satu. Habis itu kita saling mengenal satu sama lain, lalu menjadi semakin akrab dan semakin banyak masalah. Hehe.


Full-problem class adalah julukan yang pernah aku tulis di diary-ku untuk Spudel. Kebanyakan masalah yang terjadi nggak jauh-jauh dari bertengkar, nggak bisa membaur dan berselisih paham. Ada juga yang sampek ngerasa nggak betah saking sebelnya sama kelas sendiri. Berkali-kali kita dimarahin guru-guru. Bahkan kelas kita pernah mendapat kunjungan dari Bapak Kepala Sekolah akibat keonaran yang terjadi. Hahaha. Tapi setidaknya karena banyak problem itulah kita jadi sering ngumpul – walaupun bukan dalam suasana damai – curhat bareng, nangis bareng, teriak-teriak bareng, saling ngotot, saling ngebentak. Pokoknya bareng lah. Apapun kalo dilakukan bareng pasti seru. Betul?


Kira-kira mulai semester genap, Bu Atik me-reshuffle tempat duduk anak-anak Spudel dan berharap keadaan akan semakin membaik. Akhirnya aku tetep sebangku sama Kadek. Yang duduk di belakangku Ami dan Gin, sedangkan Retty dan Febri duduk di depanku. Well, lambat laun kita pun membaur dan menjadi teman-teman sekelas yang akrab dan sekurang-kurangnya sudah mulai kompak. Yeah, that’s good.


Tapi gimanapun, kelas ini menyenangkan bagiku.


Aku menemukan banyak sahabat di sini. Bukan cuma sahabat, tapi juga beberapa di antaranya bersatu membentuk keluarga yang aku sayangi. Namanya Keluarga Pintu Surga, dengan kepala keluarga Ahmad Rawyani alias Owik. Nama Pintu Surga diambil dari namanya Owik. Rawyani artinya Pintu Surga (kata guru agama sih, yang mau tau konfirmasi aja langsung ke orangnya). Aku pernah menulis essay dan pohon silsilah keluarga ini, tapi nggak tau keselip dimana sekarang -.-


Kalo mau tau anggota keluarga ini, tanya aja secara live. Makin ruwet ceritanya ntar. Hehe. Pokoknya lengkap deh, ada paman-paman yang djayus dan sok cakep, mbak dan mas, bunda dan panda, pakde, pak yut, dan sebagainya. Aku sendiri jadi adek di sini. Adek yang baik, cantik, manis dan lucu. Hohoho.


Serunya, mereka bersikap seperti kakak-kakak buat aku. I like it. ;)



Paling sering aku ngobrol sama temen-temen cowok di kelas. Mereka biasanya konyol dan hiperaktif – apalagi si Pitung - untung aku nggak ketularan. Aku, paman Reza, paman Ari dan Pitung sempat membentuk Pathetic Four, terinspirasi dari Fantastic Four yang emang komposisi anggotanya 2 cowok, 1 cewek dan 1 monster batu. 3 orang pamanku ini suka banget foto dengan pose aneh-aneh, suka baca inbox hpku, suka iseng, dan suka merasisme orang. Wah, anak yang baik jangan meniru kelakuan mereka ya. Hehe. Tapi mereka tetep paman-paman yang baik kok.


Di Spudel juga aku punya regu mbolang yang bener-bener bolang (bocah petualang), terdiri dari aku, Dudut, Karla, Mbak Mi, Kurput. Kita sering mbolang kesana-kemari, selalu riang serta gembira karena aku senang bekerja tak pernah malas ataupun lelah..lalala lalalala (lhoh kok jadi lagu Anak Gembala). Mungkin bisa dibilang kita petualang amatiran, tapi nggak semua orang pernah bertualang seperti kita, kan? (bangga). Kita sering memulai rute dari halte sekolah, lalu naek bemo, naek komuter, jalan kaki, foto dan bikin video tentang perjalanan kita. Perlu topik khusus tentang petualanganku bersama mereka. Dan pelajaran yang aku dapat dari mereka : Adventure is a drug! Once you start, you’ll never hope it going to the end. You’ll want it more more and more. Whoaa!


Masih ada banyak lagi selain yang disebutin di paragraf-paragaf di atas. Ada Dimas yang anytime jadi tempat curhatku, tempat melampiaskan kekesalanku dan sering aku tanyain dengan nada frustasi “terus gimanaa dim??!!!”. Hehehe. Terus ada Kadek, temen sebangku yang berperan sebagai bunda yang baik buatku. Ada juga yang dulunya temen baik lalu tiba-tiba jadi enemy. Ups..nggak usah dibahas. Dan masih baaanyaaak lainnya.


Anggota kelas X-8 a.k.a spudel adalah : chyntia, kadek, ical, kurput, oci, retty, febri, goper, owik, lesag, adi, ari, reza, ade, clara, ginanjar, ami, aji, ricad, dimas, lita (karla), amira, dita, diah riskie, siro, wiwik, dina, ocid, ikhsan, erika, tika, batak, faza, erga, pitung, odik, ben, putri... (sapa lagi ya? Maaf kalo ada yang kelewatan.hehe)


However, i’m lucky to know you, Spudel. I ever felt alive when we were together. ;)


To be continued.
      edit

0 komentar:

Post a Comment

yuuk komen yuuk . . .