Part II
Setelah setaun di X-8, kita sekelas harus pisah karena penjurusan. Padahal waktu itu, Spudel lagi berasa kompaknya, apalagi waktu perpisahan kelas di Malang.
Temen-temen yang masih tetep sekelas sama aku yaitu ben, putri, pitung, ocid. Berarti itu tahun ke-5 aku sekelas sama yang namanya Ocid. Hahaha. Aku masih inget pas hari pembagian kelas di awal taun ajaran baru, Ocid sms gini, “chyn, kita sekelas lagi.haha” Wrr.
Kelas XI-IA 8 kemudian eksis dengan nama Balapan Keong. Di kelas ini aku bertemu dengan orang-orang yang (lagi-lagi) luar biasa, di luar batas kenormalan semua. Hwehe. Ada Ambon, Ageng, Agin, Ainun, Ajeng, Ben, Tom, Dharu, Devi, Dina, Pakde, Maia, Pitung, Faza,Injar, Indri, immada, marina, lidya, monta, windy, wildan, putri, luvy, pandu, rere, ajeng, ocid, deyu, sapari, Kiki, Suci, Susi, Rosa, Cupi, Leli, Ateng. Nggak cuma murid-muridnya, guru-guru pengajarnya pun juga luar biasa.
Hari pertama di kelas baru, aku duduk sebangku sama ben, di depanku ocid sama pitung, di belakangku devi sama putri. Tapi untuk hari-hari selanjutnya aku duduk sebangku sama lidya. Ambon sama Susi di belakangku, mereka berdua ribut mulu. Trus nggak tau sejak kapan, formasi tempat duduk berubah-berubah seenak hati. Jadi susah ngingetnya.
Jujur aja nih, pertama kali jadi anggota kelas ini, aku nggak betah. Maklum, belum terlalu kenal satu sama lain. Setiap ada kesempatan – entah itu waktu istirahat, jam kosong, sebelum bel masuk sekolah, pulang sekolah – aku selalu cepet-cepet kabur dari kelas dan mencari beberapa temen Spudel sejenis Dita, Amira, Karla, Dimas. Apalagi tiap pulang sekolah, anak-anak Spudel masih suka ngumpul di taman cinta. Wah, masih nggak pengen pisah deh pokoknya.
Kalo biasanya anak-anak kelas XI sibuk dengan urusan ekskul dan kegiatan organisasi, aku malah keluar dari ekskul. Hehe. Aku lebih suka menghabiskan hari Sabtu-ku dengan mbolang bareng regu mbolang dari Spudel dulu. Kita makin eksis. Dita menamai regu mbolang ini “Ekskul Mbolang Ilegal”. Anggota yang eksis nambah satu : Tyas.
Tapi setelah beberapa bulan, kita disibukkan dengan tugas-tugas yang bikin eneg, apalagi Karla, Dita dan Amira yang gurunya lumayan killer. Kegiatan mbolang pun terpaksa dikurangi. Yaah, mau gimana lagi.
Lambat laun aku bisa membaur dengan teman-teman sekelas. Aku pun mulai betah setelah menyadari betapa asyiknya kelas ini.Yeaah... :)
Banyak yang sudah aku tuliskan tentang kelas ini di catatan-catatan pribadiku. Tapi paling banyak adalah cerita sehari-hari yang wajar tapi tetap mengasyikkan, tentang usil dan isengnya temen-temenku. Mereka sering nyembuyiin sepatuku, sering bikin gosip-gosip, “nggojloki” sampe aku “ngenes”. Ada yang suka ngejitakin, ada yang suka bikin cegek, ada yang suka bilang “melek paaang..”, ada-ada aja. Mereka memperlakukan aku kayak anak kecil deh pokoknya.
Hzzz.
Hari-hariku ceria bersama mereka. Meski banyak masalah, mulai dari level easy sampe expert, kisah kita masih tetap indah untuk dikenang. Melalui mereka, aku belajar untuk menyelesaikan masalah dengan cara baik-baik, menjadi lebih mandiri dan lebih dewasa. Dan yang penting, aku belajar untuk menjadi orang yang lebih terbuka. Dengan mereka-lah aku berani menceritakan mimpi-mimpiku, berbagi keluh-kesahku. Dan mereka pun juga merupakan pribadi yang terbuka.
Saat aku kelas XI, emosi lagi labil-labilnya. Banyak hal yang mengganggu perasaanku (tapi nggak mengganggu jiwaku kok, hehe). Aku jadi sering stres sendiri, menyendiri, negthink, nggak mudah percaya sama orang. Tapi begitu bercanda, tertawa sama temen-temen Keong, langsung bisa ceria lagi deh.
Aku sempet 'kaget' menghadapi kelas baru ini, terutama tentang temen-temen ceweknya nih. Yang mereka obrolin pasti nggak jaoh-jaoh dari barang-barang branded, diskon-diskon mall dan lain-lain yang terkesan live high lah. Nggak ada lagi obrolan tentang hal-hal 'freak', jurusan bemo dan komik baru. Jelas, aku memandang mereka sambil miring-miring. Eh, memandang miring maksudnya. Tapi itu dulu. Toh akhirnya aku bisa terbawa arus lagi, alias menyesuaikan diri.
Tahun yang penuh kesenangan itu segera berlalu. Kita semua naik kelas XII dan kita tetap Balapan Keong. Kali ini aku kasih gelar Senior Year di belakangnya.
Yeah, UNAS!
UNAS di imajinasiku adalah macan ganas di dalam kandang. Dia menggeram-geram, nakut-nakutin, bikin yang liat menciut. Ngeri deh. Dan bayangan itu terus berkembang dalam benakku. Lama-kelamaan, macan itu lapar. Kita, murid-murid yang udah ketar-ketir ini malah dimasukin kandang. Nggak ada celah sama sekali untuk kabur. Pilihan kita adalah pasrah dimakan si macan atau mencari cara untuk menaklukannya. Hii, emang enak dimakan macan. Lalu pada akhirnya, kita memilih untuk menghadapinya. Kita keroyok macan sialan itu kayak maling ayam ketangkep orang kampung, biar kapok. Dan kita menang! Yeahh.
Eh, tapi gimanapun kita nggak monoton nyiapin UNAS kok. Kita masih ribet ikut lomba di sekolah, main, jalan-jalan, dan kegiatan asyik laennya.
UNAS pun segera berlalu.
Oh iya, namanya juga anak SMA, pasti punya kisah cinta. Dan masing-masing punya versi sendiri-sendiri tentang kisah cintanya. Aku dan temen-temen cewek nggak pernah bosan berbagi cerita ala teenagers ini. Mulai dari yang lucu sampe yang penuh konflik pernah diceritakan. Kalo ceritaku sendiri mbulet dan geje. Yang merasa temen-temen sekelasku pasti tau lah meski dikit-dikit. Gossip grows fast, right?
Momen terakhir bersama Balapan Keong adalah perpisahan kelas dan wisuda. Aku mencium bau-bau perpisahan yang berat di momen-momen itu. Udah terakhir kalinya aku melihat mereka di sekitarku. Udah terakhir kali...karena sejak Pak Abu mengukuhkan wisudawan-wisudawan di GOR 16, kita resmi jadi alumni, bukan anak SMA lagi.
Dan tahun ajaran berikutnya, aku nggak akan sekelas sama Ocid lagi.
Bermula di GSG dan berakhir di GSG (yang baru-baru ini ganti nama jadi GOR).
Sungguh terlalu banyak cerita tentang masa SMA yang ingin aku bagikan pada dunia (ceilee..). Suatu hari aku berharap bisa menuliskannya dalam novel kayak Ahmad Fuadi dan Andrea Hirata.
Aku akan selalu merindukan masa-masa itu. Masa-masa penuh kejayaan. Masa-masa penuh cinta dan persahabatan. Masa-masa sekolahku. Hiks hiks. Srooott.
0 komentar:
Post a Comment
yuuk komen yuuk . . .