Tuesday, December 27, 2011

Published 12:11 AM by with 0 comment

Satu Lagii..

Siang itu... ketika langit di luar jendela sedang teduh dan suara adek-adek sepupu terdengar sayup-sayup dari lantai bawah... di dalam kamar yang berhiaskan mind map Botfar 2 dan Faal Neurofisiologi di empat penjuru dindingnya, masih dalam balutan mukena aku memegang erat-erat ‘piala’ku. Tadinya piala itu berisi gulungan kertas warna-warni yang diikat benang rajut, tapi sekarang isinya sudah keluar semua... dan sudah aku baca semua, diikuti dengan perenungan mendalam dan senyum.

Huaaa, Pimred >.< Seandainya rasanya bisa dijelaskan dengan kata-kata... Pokoknya semua rasa terakumulasi jadi satu.

Dan selalu, Allah tau aku membutuhkan dukungan. Maka pesan-pesan dan ucapan yang macem-macem berdatangan dari berbagai pihak. Dari mbak pimred lama, mas-mas mbak-mbak angkatan, kawal kelompok sebelah, teman-teman seperjuangan. Yang paling aku inget, dari mbak Pimred lama.. Allah sedang merajut kehidupan yang terbaik untuk kita :’)

Teringat beberapa jam sebelumnya, ketika berdiri di depan teman-teman seperjuangan, bercerita tentang visi dan misi dengan kalang kabut dan kegrogian yang nggak ketulungan (heran, prasaan ngomong di depan ratusan orang pas rapat pleno atau ngejawab pertanyaan di depan kelas pas presentasi tugas Preskripsi aku oke-oke aja deh. Koq sekarang ngomong di depan segelintir orang aja kayak gitu banget -__-), lalu momen penyerahan piala dan first speech... tapi ya sudahlah... sekarang mikir ke depannya.

Ke depannya? >.<

Ya, mau ndak mau mulai mikir ke depannya, untuk menjalankan amanah baru ini... Ini lebih daripada amanah-amanah sebelumnya, dan berarti melanjutkan tonggak kepemimpinan. Berharap semoga ada percikan koleris yang hinggap di tubuh saya, walaupun sedikit saja.

Selanjutnya selama proses pemantapan ini hati selalu ngitung, “sudah 2 jam setelah aku terpilih..”, “3 jam setelah aku terpilih..”, dan ada suara semacam ini, “lalu apa yang sudah kamu lakukan?Apa yang akan kamu lakukan?”. Yang paling penting, mau aku apakan keluarga kecil ini? Mau aku ajak melangkah kemana? Lumayan terbayang setaun ke depan... sama kayak waktu aku nerima amanah-amanah lain, juga langsung bisa membayangkan kelanjutan hidupku kayak gimana. Kebahagiaan, keharuan, kesulitan, konflik, perjuangan, dan masih banyak lagi. Semua itu akan menjadi kepingan-kepingan ceritanya.

Hhhhh *menghela nafas* sabaran dikiiit... Ada UAS di depan mata. *Mindmap Dialypetalae mulai menari-nari.

Tak ada kata lain yang patut diucapkan untuk ini selain “aku siap, dengan caraku” :’)

Doakan saya yaa! :D *tangan mengepal, gaya peserta benteng Takeshi*

Ayo berjuang, teman-teman! Bismillah..
Read More
      edit

Thursday, December 22, 2011

Published 8:50 PM by with 0 comment

Hmmm, be strong :)

Dengan segala hal yang terjadi belakangan ini, mestinya aku banyak belajar...

Kehilangan – lagi dan lagi. Lalu untuk apa diratapi? Untuk apa ditangisi? Toh semuanya pasti akan berpulang pada-Nya jika sudah tiba waktunya. Mungkin hidup akan jadi berbeda, pasti membuat tertatih-tatih dan jatuh tersungkur, tapi itu artinya aku dianggap sudah siap menghadapi perbedaan tersebut, kan?

Terkadang aku memang memimpikan “kehidupan normal” yang dulu pernah aku miliki, dimana aku masih punya segalanya di sampingku – keluarga yang lengkap, tinggal di satu rumah yang hangat; boneka-boneka lucu; tawa yang lepas; kecupan dan cerita sebelum tidur... aku tau itu tak mungkin selamanya. Allah tahu bahwa aku mampu menghadapi lebih dari hal-hal tersebut tadi. Kehilangan, kerinduan, kesepian, kadang kesulitan... Apapun yang dihadapkan padaku, yang jelas aku tidak akan mengeluh :) Kuatkan aku, tabahkan aku, Ya Rabb.

Memang semangatku sedang diporak-porandakan... dan itu tidak mudah. Ada kalanya aku benar-benar merasa runtuh, tapi itu tidaklah lama. Just remember, “semangat yang menyala-nyala adalah hiasan para pewaris nabi”.

Dan ada yang salah dengan diriku... membuatku heran!

Rasanya aku jadi orang paling pesimis sedunia 10 jam yang lalu :o serius ini mah, dan itu bencana bangeet. Jenis orang yang paling aku sensi-in dari dulu itu orang pesimis, eh malah sekarang aku yang pesimis. Gimana sih -_-‘ Begitu aku nyadar dengan komentarku tadi, “ini kebanyakan banget yang harus dijual, mana bisa habis sehari segini ini?”, langsung merasa tertampar dengan sendirinya. Hey, nggak mungkin aku yang ngomong gitu! Astagfirullah...

Belum lagi LPJ, Progress Report, iklan, UJIAN AKHIR SEMESTER... Bikin orang pesimis pengen mati aja kaaaan -__-‘

*tarik napas panjaaang*

Oke, the take over, the break over. Cukup!

Setelah menuliskan ini, aku kembali jadi diriku yang bener-bener diriku. Semangat! Optimis! Visioner! Karena masih banyak yang akan harus dihadapi. Bismillahirrohmannirrohim... Keep on fire! Go, Chyntia! x)
Read More
      edit

Saturday, December 10, 2011

Published 11:44 PM by with 0 comment

Hujan... :)

Baunya, sejuknya, rintik-rintik airnya... hmmm, aku suka semua, kecuali langit abu-abunya. :D

Dan hujan selalu punya cerita tersendiri buat aku. Jadi jangan heran kalo begitu hujan turun, aku langsung bersorak bahagia kayak habis dapet jekpot piring cantik - kecuali kalo lagi di ruang kuliah sih, bisa-bisa jadi bahan sorakan anak-anak sekelas ntar. Hahaha.

Merhatiin nggak, musim hujan selalu datang pas semester ganjil? Sekarang nih contohnya. Taun lalu dan taun-taun sebelumnya juga. Tahun lalu, waktu aku masih berstatus maba yang suka kelayapan, aku pernah menikmati hujan sore yang indaaah sama temen-temen sesama maba. Saat itu kita hanyalah sekelompok anak-anak sok kenal dan sedang berusaha membetahkan diri di kampus.

Begini sepintas kronologinya. Entah ya karena pertanda apa, maba-maba sok kerajinan ini pada ngumpul di perpus kampus B. PERPUS meen.. Wuzz, mahasiswa sekali kedengerannya. Tapi jangan bayangkan kita duduk di depan meja kayu dengan background rak-rak buku dan lagi diem-dieman baca buku tebel yaa, nanti Anda kecewa :p Kita menikmati fasilitas “homey” di lantai 1 : tv, sofa, wifi area! Sementara di luar hujan semakin deras dengan petir menyambar-nyambar.

Kita serius banget menyimak berita di tv tentang tsunami di Jepang sambil berceloteh riang. Volume tv kita gedein seenak perut dan remotnya kita kuasai. Untung beritanya nggak ganti headlines jadi “Pemboikotan TV Perpustakaan oleh Sekelompok Maba Resek dari Fakultas Seberang”. Wahaha.

Pokoknya suasana jadi ricuh rame banget gara-gara kita berkomentar sahut-menyahut, trus bapak-bapak pegawai perpus juga ikutan nimbrung sama kita. Bikin makin asik nonton tvnya.

“Aku laper..” kata seorang di antara kami. Yang lain menyahut, aku juga aku juga. Hmmm apakah laper itu menular? -.-

“Makan bakso pasti enak nih ujan-ujan gini :q” kata seseorang yang mupeng. Disahutin “iya” oleh yang laen.

Sialnya, kantin perpus tutup dan hujan nggak reda-reda. Aku berkali-kali melongok lewat pintu kaca perpus, berharap bisa segera keluar dan mencari makan (ceilee udah kayak induk ayam aja). Ini juga karena aku udah bosen nggak keruan, nggak ada yang seru lagi sih.

Akhirnya aku berhasil menghasut anak-anak pelaku kejahatan tv perpus itu untuk keluar walaupun hujan masih lebat. Kita lari-lari nyebrang ke Farmasi. Eh kantinnya udah mau tutup. Trus kita ke kantin tetangga (FEB.red) sambil berpayung jaket dan menggulung celana jeans sampe lutut. Eh udah abis juga. Hzzz, ada apa dengan kantin-kantin di dunia ini?-.- Setelah celingak-celinguk dan saling teriak karena rombongan ini nggak segera mengambil keputusan, kita nyebrang lagi ke Psikologi. Dan kita menemukan yang kita cari-cari sedari tadi : tukang bakso...wuaahh (mata berbinar-binar). Dalam khayalanku, kita bergerak dalam slow motion menyambut om tukang bakso ini (hujan serasa berubah menjadi bunga. Uwoo...). Jadilah kita makan bakso berjejer di teras fakultas Psikologi dengan baju agak basah dan tubuh menggigil. Alhamdulillah, maknyus deh. Usai makan, usai bayar, kita lari-lari lagi di tengah hujan. Kali ini kembali ke fakultas kita sendiri, Farmasi. Tak peduli lagi hujan makin deras. Tak peduli lagi basah kuyup. Tak peduli lagi Tsunami di Jepang. Tak peduli lagi kita baru saja saling kenal. Tak peduli apapun, yang penting kita bisa tertawa bersama di tengah hujan seakan sudah sahabat sejak lama.

Baru saja berakhir hujan di sore ini
Menyisakan keajaiban kilauan indahnya pelangi
Tak pernah terlewatkan dan tetap mengaguminya
Kesempatan seperti ini tak akan bisa dibeli
Bersamamu kuhabiskan waktu
Senang bisa mengenal dirimu
Rasanya semua begitu sempurna
Sayang untuk mengakhirinya

~Ipang – Sahabat Kecil

*dan saya berharap, di tengah kehidupan semester 3 yang hampir usai ini, momen tersebut akan terulang untuk kami.
Read More
      edit

Thursday, December 1, 2011

Published 11:21 PM by with 0 comment

old dialogues~

it was between me and my bestfriend on brokenhearted situation (does him still remember?)

X : So, how are you?
Y : not fine.
X : why? Anything wrong?
Y : it is, and too hurt.
X : who dare to hurt you? Him? What did he do?
Y : ......
X : hey, dear... it’s not you that crying out for him.
Y : you don’t know how it feel.
X : what?
Y : forgotten.
X : how about a glass of coffee now?
Y : ....... *still crying
X : hmmm, ice cream?
Y : ........
X : There's me here, right aside you, isn't it enough? I don't ever ever ever forget you. That guy was stupid and he will regret, believe me.
Y : yeah, i'm not that important for him to be remembered, right?
X : not that, nuts =.= listen what I said, I don't ever ever ever forget you. And you're not Spiderman that should be remembered by thousand people, right? But you have me here and it's clear that won't forget you for last.
Y : but I love him T.T
X : well, let's go to D'crepes. I know you still can love that food rather than him.
Read More
      edit

Sunday, November 27, 2011

Published 12:51 AM by with 0 comment

Belajar Menjadi Mata Dunia di Berbagai Peristiwa

Reportase Hari Pertama Pelatihan Jurnalistik dan Desain Grafis yang diselenggarakan UKMKI

Pernah bingung melewatkan weekend? Tentu ada yang menjawab pernah. Tetapi tidak bagi beberapa mahasiswa di universitas airlangga pekan ini, termasuk saya sendiri. Setelah hampir seminggu berkutat dengan kegiatan kuliah di fakultas masing-masing, hari ini, Sabtu 26 November 2011, kami menyempatkan diri untuk berkumpul di aula Student Center di kampus C Unair. Acara yang kami ikuti bertajuk Pelatihan Jurnalistik dan Desain Grafis yang diselenggarakan UKMKI Unair. Dari namanya saja sudah tergambar apa saja yang akan kami dapat di dalamnya. Ya, ilmu-ilmu jurnalistik tentunya.

Dengan menghadirkan pemateri-pemateri handal di dunia jurnalistik, pelatihan yang dikemas dalam nuansa Islami ini menuai antusiasme pesertanya. Awalnya memang suasana terasa kaku, namun setelah pekikan takbir dan perkenalan yang singkat, kekakuan itu akhirnya cair juga. Pertanyaan dari pemateri pertama, M. Anwar Djaelani, sebelum menyajikan materinya membuat kami cepat-cepat mengangkat tangan. “Siapa di sini yang suka menulis? Yang tidak angkat tangan keluar saja,” tanyanya dengan tertawa. Pemateri yang merupakan dosen STAIL Pesantren Hidayatullah Surabaya ini tidak hanya menyampaikan teori, tetapi juga membuat peserta merasa enjoy mengikuti materinya.

Beliau memberikan dasar dan tips dalam menulis yang tentunya sangat berguna. Misalnya, membawa notes kecil kemana-mana untuk menuliskan ide yang sering muncul tiba-tiba, kemudian ide-ide itu dirangkaikan menjadi kerangka dan dapat dikembangkan menjadi suatu tulisan utuh. Sebenarnya ini juga sudah saya terapkan dalam keseharian saya, di tengah kesibukan yang melelahkan pun saya berusaha menulis walaupun sedikit di “ideas notes” saya, karena sayang sekali kalau ide-ide itu dilewatkan begitu saja. Selain itu beliau juga menekankan bahwa seorang penulis harus rajin membaca, setidaknya satu artikel per hari. Ini penting untuk mempelajari kecakapan membidik masalah atau tema, keaktualan, keterjagaan fokus, sistematika, perbendaharaan kata dan keterampilan memberi solusi. Nah, kalau yang satu ini saya sering lengah. Mungkin karena saya belajar di fakultas yang jadwal kuliah-praktikumnya selalu padat dan tidak bisa ditawar-tawar lagi, bacaan saya hanya seputar diktat kuliah, buku petunjuk praktikum, jurnal-jurnal kesehatan, kamus-kamus bahan obat untuk kepentingan membuat jurnal praktikum. Nyaris tidak ada waktu untuk mempelajari hal-hal tersebut di atas, meskipun saya sangat tertarik dengan bidang jurnalistik.

Masih banyak lagi hal-hal yang saya pelajari dari pemateri yang selalu bersemangat ini. Satu yang masih saya ingat adalah kalimat ini : Penulis pasti ‘kaya’ dan kaya. ‘Kaya’ karena dia berposisi sebagai pemberi ilmu, pengetahuan, gagasan. Dia pasti kaya wawasan, sebab aktivitas menulis mewajibkan dirinya untuk terus membaca. Sedangkan kaya yang kedua memiliki arti kaya secara finansial. Sudah banyak contoh penulis-penulis yang kaya saat ini. Sebut saja A. Fuadi, Asma Nadia, Habibburrahman El-Shirazy dan Andrea Hirata. Karya-karyanya yang jempolan agaknya sebanding dengan royalti yang diterimanya.

Yang terpenting dalam menulis adalah pantang menyerah. Jangan patah hati ketika artikel ditolak oleh penerbit, cobalah menulis lagi dan lagi, lalu kirimkan lagi dan lagi. Jangan segan mengubah sudut pandang pemikiran dan terus belajar. Kita memang manusia yang diperintahkan Allah untuk belajar hingga akhir hayat, bukan?

Pemateri selanjutnya adalah Galih Sukma, seorang fotografer. Gayanya yang easy-going memicu gelak tawa peserta beberapa kali. Banyak pengalaman seru sebagai fotografer yang dibagikannya dalam materi fotografi jurnalistik ini. Meskipun saya tidak memiliki basis sama sekali di bidang fotografer, beliau mampu membuat saya mengerti pesan yang disampaikan oleh foto-foto yang ditunjukkannya. Memang benar, sebuah foto dapat mewakili seribu kata. Kami pun mempraktekkannya. Setelah berlomba hunting foto selama 10 menit, kami belajar mempresentasikan pesan yang tersingkap dari “lukisan cahaya” kami tersebut.

Ada beberapa hal teknis yang penting dalam fotografi jurnalistik. Yaitu komposisi, angle, lighting dan exposure. Keempatnya saling berhubungan satu sama lain, menyusun sebuah foto yang enak dilihat dan mampu “bercerita”. Boleh jadi kamera-kamera yang ada sekarang ini berkualitas bagus semua, mulai dari kamera fotografi hingga kamera HP, namun itu tak menjamin keindahan foto yang dihasilkan. Kamera hanya meng-handle lighting saja, sedangkan untuk komposisi, angle dan exposure, kitalah yang harus mengaturnya.

Pesan yang disampaikan oleh sebuah foto tergantung point of interest-nya. Seorang fotografer jurnalistik yang “jam terbang”nya sudah tinggi biasanya bisa mengambil point of interest yang baik dengan mengandalkan nalurinya. Namun bagi kita yang masih dalam tahap belajar, diperlukan latihan dan kesigapan dalam memotret. Waktu atau timing sangat menentukan hal ini.

Singkatnya, jangan cepat puas dengan sekali mencoba. Terus eksplorasi potensi kita dan peka terhadap kejadian-kejadian di sekitar kita. Abadikan peristiwa dalam sebuah lukisan cahaya. Seperti yang dikutip pemateri ini dari Bruce Baufman, hal terpenting bagi seorang fotojurnalis adalah berfikir bahwa ia adalah seorang wartawan, yang kedua baru ia bertindak sebagai fotografer.

Seorang jurnalis, bagi saya, adalah mata dunia. Dia menggambarkan satu hal dari berbagai sudut pandang. Dia punya seribu ide untuk mengupas satu peristiwa. Apa yang telah diukirnya dalam tulisan di media massa akan terus hidup dan menjadi bukti sejarah bahwa ia pernah ada di dunia ini.

Sedikit penat tak menjadi masalah bagi kami mengingat begitu banyak pelajaran yang telah kami dapat. Esok pelatihan masih terus berlanjut dan segelintir peserta ini tak sabar menantinya. Semoga ilmu dari pelatihan ini dapat membuat saya lebih bersemangat untuk berkarya di bidang jurnalistik, walau sering tergeletak lelah di atas jurnal praktikum, dan tentunya menjadi inspirasi dalam menjalankan tugas sebagai Reporter untuk majalah kampus tercinta, Farma Pos.

Tetaplah bersinar, dunia jurnalistik Indonesia.

Chyntia Tresna Nastiti – Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
Read More
      edit

Saturday, November 19, 2011

Published 11:55 PM by with 0 comment

Entah lah yaa

Entah kenapa hidup jadi lebih serius akhir-akhir ini...

Entah kenapa aku jadi banyak menuntut diri sendiri...

Aku harus begini... aku harus begitu...

Deadline ini... deadline itu... Kerjakan semua!

Tapi raga ini membuat suatu penolakan...

Dunia tanpa koma, dunia tanpa jeda...

Dan begitu baiknya si imunitas dalam tubuh kecil ini

Membuatku bisa melihat hubungan dari semua hal di sekitarku

Ya, semuanya berhubungan. Sistemik!

Dengan Allah sebagai pengendalinya

Dan aku hanyalah partikel kecil dalam sistem itu

Yang berusaha menjadi sosok berguna
Read More
      edit

Saturday, November 12, 2011

Published 11:25 PM by with 6 comments

Tips Asik Belajar Farmasi (Part 1 - Botfar 2)

Belajar di Farmasi itu susah? Ah, enggak juga, yang namanya belajar alias menuntut ilmu di bidang apapun nggak ada yang semudah ngupil. Coba bandingin deh *sambil ngupil*

Buat temen-temen yang lagi berjuang di fakultas farmasi, khususnya fakultas farmasi universitas airlangga, jangan patah hati dulu kalo di awal-awal masa kuliah merasa riweh bagi waktu antara ngerjain jurnal, belajar, dan TIDUR. Nah yang terakhir disebutin itu sesuatu banget deh buat mahasiswa farmasi, ada kesempatan sedikit aja pasti nggak akan pernah dilewatkan (terutama sayaaa, hehe). Hmm, pokoknya jadi mahasiswa farmasi itu harus kuat mental dan fisik. Imunitas yang awalnya sering lengah, lama-lama bakalan beradaptasi dan semakin setia jagain kita dari sakit :)

Nah, berhubung aku barusan aja melewati masa krisis pertaruhan hidup mati di sektor akademik (baca : ujian), aku jadi punya bayangan sedikit-sedikit buat ngatur strategi belajar berikutnya. Berikut beberapa tips asik buat belajar beberapa mata kuliah semester tiga, tapi inget, ini tips bukan dari seorang profesional yang ber-IPK sempurna, melainkan cuma pengalaman orang amatiran yang sedang berjuang belajar secara kontinu, bukan hanya untuk kepentingan ujian. Jadi nggak usah heran kalo ada yang rada-rada aneh yaa. Hehe. Mungkin temen-temen punya tips yang lebih ciamik bisa ikutan share di sini :)

BOTANI FARMASI II

Sudah siap belajar Botfar 2? Udah dikeluarin semua diktat-diktatnya? Tarik napaaas... dan yak, kita liat ada berapa divisi Plantae yang jadi target kita. Hmm, ada Angiospermae, Gymnospermae, Fungi, Algae... waaa banyaak T.T

1. Tenangkan hati dulu, bos. Materi Botfar 2 yang banyaaaak banget itu bisa dibagi-bagi jadi beberapa bagian koq, terus selanjutnya kita atur sendiri waktu buat ngapalinnya, pokoknya harus kontinu. Nggak boleh lagi sistem kebut semalam, kalo perlu diharamkan aja tuh, hahaha. Misal satu hari sediain waktu satu jam buat ngapalin satu famili, satu minggu satu ordo. Hapalinnya harus lengkap lho, pake ciri-ciri, kandungan kimia, efek terapetik, nama simplisia, nama spesies dan lain-lain.

2. Untuk mempermudah, bikin mind map atau bagan atau tabel sistematis yang gedeeee buat ditempel di tempat yang sering terlihat. Biar nggak cuma jadi pajangan doang, kasih tekanan yang memaksa kita untuk baca. Misalnya tulisan IQRO’ (bacalah!) di atasnya, atau foto artis Korea kesayangan sebagai backgroundnya. Tapi kalo aku sih, mending pajang foto sendiri. Hyahahaha.
Ini contohnya niih...




biarpun jelek, nggak rapi, lecek, butut, tapi mereka tetap setia menemaniku dimanapun aku berada :3 (di kamar, di ruang makan, di kamar mandi)

3. Cari kesamaan ciri-ciri. Kesamaan terbanyak biasanya ada pada familia, misalnya familia Piperaceae, punya akar pembelit. Familia Coniferaceae, daunnya bentuk jarum (eh bener nggak ya? hehe) dan seterusnya.

4. Hapalin sambil bayangin. Udah paham bener sama materi morfologi tanaman di Botfar 1 kan? Kalo belum, buka-buka lagi yuuk diktatnya. Liat-liat lagi gambar bentuk-bentuk daun, rasemosa bunga, macam-macam habitus, sama asesorisnya (stipula, duri, akar udara, akar pembelit, dll). Kalo udah, sekarang balik lagi ke mindmap Botfar 2. Baca-baca, hapalin sambil ngebayangin morfologinya. Kalo bisa, mindmapnya dilengkapi dengan gambar contoh tanemannya yaa, soalnya kebanyakan dari kita biasanya belum pernah liat taneman itu secara live jadi susah ngebayanginnya.

5. Imajinasi! Wajib yang ini. Kalo ngerasa ogah dan ilfeel ngapalin taneman-taneman itu, buatlah sedemikian rupa biar suasana enak. Bayangkan monster Cannabis sativa bisa ‘nyaplok’ dirimu dengan daunnya, lalu memberimu pengaruh Cannabinol yang bikin teler. Kemudian kamu jatuh ke belitan Piper betle dan diselamatkan oleh Meniran Putih yang memberimu kekuatan ekstraimunitas. Dan Beta vulgaris datang melawan si monster Ganja dengan tembakan gula bitnya. Dor dor dor... *hadeh,kebanyakan nonton Ultraman ini*

Hmm, apalagi yaa.. Intinya, jangan males bikin mind map dan baca dan ngeliatin gambar taneman dan nginget-nginget. Sebelum belajar, di-upgrade dulu niatnya. Jangan cuma demi ujian, nggak cukup untuk bikin kita mau kerja keras itu mah. Niatkan demi tujuan tertinggi yang ingin kita capai.

Ini masih part 1 nih. Doakan ada part-part selanjutnya yang lebih asik yaa. Semangat, (calon) Apoteker! :D
Read More
      edit

Thursday, November 3, 2011

Published 7:23 PM by with 0 comment

The Falling

There’s a reason, a place, and a moment

To fall

Too deep

Like the sunshine won’t come around anymore


But everything in me

Whether it’s falling and fragile and break

Will never be that good to be that weak

Will never decrease this struggle

Whether I’m not a SUPERMAN



I can’t stand to fly

I’m not that naive
I’m just out to find the better part of me

I’m more than a bird I’m more than a plane
I’m more than some pretty face beside a train
And it’s not easy to be me


~Five for Fighting – Superman
Read More
      edit

Sunday, October 23, 2011

Published 9:55 PM by with 0 comment

Lift dan Pak Satpam

Suatu hari di sebuah kantor rektorat, tiga anak bertampang cupu dan satu anak bertampang keren (yang bertampang keren gue dong) memasuki gedung rektorat dengan gaya sales wajan *eh, nggak ding. Maksud dan tujuannya adalah ingin menemui ibu dosen pembimbing kita yang konon katanya sering bertapa di kantor tersebut.

Waktu itu hari Jumat. Dan saya baru kali itu ke rektorat pas hari Jumat, lobby sedang disulap jadi tempat solat berjamaah.

"Wah ada sholat Jumat!" seru anak yang keren. --> ini makhluk dari negara mana sih nggak pernah tau Sholat Jumat.

Lalu empat anak manusia itu naik ke lantai tiga pake lift. Mencet bel - ting tong, halo ada orang? *eh, salah ya - Pintu lift kebuka. Mereka masuk dengan tenang. Sampe mereka menyelesaikan segala urusan dengan ibu dosen, segala sesuatunya masih berjalan normal dan damai.

Kemudian semuanya berubah ketika negara api menyerang *mulai ngelantur - satu orang teringat hobi bodohnya pas jaman SMA dulu : mencet semua tombol angka di lift sesaat sebelum keluar dari lift. Jadinya orang-orang yang naik lift ngelus dada menghadapi lift yang berenti di tiap lantai, udah kayak mikrolet aja ya. Hahaha. Dia antara sabar dan prihatin. Pikirnya, ini anak-anak dari gua mana sih yang main lift kayak gini? Hahaha.

Herannya hobi itu ingin diulanginya lagi di saat dia sudah kuliah. #kangenmasamasabodoh

Begitu masuk lift. Lantai 4.
C : mencet2 tombol lift yuk.. mau nggak? mumpung sepi
W, P, I : arek gak nggenah.. lak mesti aneh-aneh bla bla bla *marahin*

Lantai 3.
Penumpang lift lain turun. Di depan lift Pak Satpam ngelirik ke arah lift.

Lantai 2.

Lantai 1
. Pintu terbuka.
Keempat anak ini : (mencet tombol close, trus tombol 1,2,3,4 sambil cekikikan)

Lantai 2.

Lantai 3. Pak Satpam ngelirik ke arah lift.
Keempat anak ini otomatis pasang tampang manis kayak nggak punya dosa.
Pak Satpam : (dalam hati) koq kayaknya pernah tau?
Pintu nutup.
Keempat anak ini : (cekikan seru)

Lantai 4. Pencet2 lagi. Lift bergerak turun.

Lantai 3. Pak Satpam lagi. Kali ini mengernyitkan kening.
Keempat anak ini pasang tampang manis (lagi).
Pak Satpam : (dalam hati) lho ini liftnya nggak gerak kali'ya?
Pintu nutup.
Keempat anak ini : (ngakak abis sampe lantai 1)

Begitu keluar dari gedung.

C : WAJAHKU NGELINTEK!!! Huaaa (histeris)

Dasar budhe-budhe sableng. Hahahahaha.

*cerita lama~
Read More
      edit

Wednesday, October 19, 2011

Published 12:20 AM by with 0 comment

Our Pan Cakes Time


sometimes, it's hard to tell how much we love each others,
how much we want to spend our time together,
how many story we need to share

But when the drinks come to our table, it's all completed
The never-ending story begins
And laughs cure all pains



And magic comes in every bite of this beautiful cakes : PAN CAKES!
We love pan cakes, so much :)
Yap, lovely buddies. Let's cure our heart with that magic cakes :)
Read More
      edit

Saturday, October 8, 2011

Published 10:49 AM by with 0 comment

Semangat dan segalanya!

Aku sedang jengah menghadapi pertanyaan-pertanyaan yang sejujurnya tidak pernah aku jawab. Aku hanya satu unit manusia yang diciptakan Allah, tak berbeda dengan manusia lainnya. Tidak ada hal yang membuatku merasa lebih tinggi daripada manusia lain sampai kapanpun. Segala hal yang pernah kalian katakan tentangku kadang cukup merisaukan. Chyntia itu kelewat sibuk. Chyntia itu sok sibuk. Chyntia lagi banyak pikiran. Chyntia suka ngilang, nggak pernah maen lagi.

Mungkin kalau sedang tidak lelah, aku menjawab dalam hati, aku tidak sibuk, hanya berusaha agar useless time ku berkurang, biar nanti kalau sudah waktunya mempertanggungjawabkan waktuku, aku tidak lagi bingung mencari alasan yang tidak pasti. Aku memang banyak pikiran, tapi semata-mata karena aku menyadari aku punya kapasitas untuk itu. Seperti halnya cangkang kapsul berkapasitas tertentu, tidak boleh diisi kurang dari 75% nya. Aku bukannya menghilang, aku masih di sini, bahkan aku berusaha menunjukkan bahwa AKU ADA. Aku tidak ingin diciptakan sia-sia. Hanya itu.

Kadang aku malu pada diriku sendiri, dan pada semuanya. Malu ketika amanah membuatku lelah dan mengeluh. Malu mengakui apa yang dibebankan padaku saat ini terasa berat. Malu ketika jengah berinteraksi dengan orang lain, meluruskan ketidaksepahaman, meredam emosi. Malu ketika tugasku tak terselesaikan dengan baik. Sering aku berkata sinis pada diri sendiri, manusia macam apa kamu, baru diberi amanah seperti ini saja nggak becus? Kamu gunakan untuk apa potensi yang diberikan Allah padamu?

Dan dalam kehidupanku yang sedang lelah dan membingungkan ini, tidak semua orang mengerti aku sebenarnya membutuhkan dukungan. Maka aku mengais sisa-sisa semangat dalam diri ini, berharap menemukan sebongkah yang berarti. Mungkin aku juga kehilangan alasan untuk terus bertahan dalam keadaan ini. Yang aku tau aku harus bertahan. Harus. Entah bagaimana akhirnya nanti.

Bukan hanya mahasiswa baru yang membutuhkan dukungan ekstra dari kakak walinya, atau setidaknya membutuhkan contoh konkret orang-orang yang sanggup bertahan di dunianya yang baru sehingga ia tau ia juga pasti akan bertahan meski tak mudah. Seorang mahasiswa lama pun tidak selamanya bisa mendukung dirinya sendiri. Keinginan menyerah tidak selamanya bersembunyi, kadang ia muncul ketika akhir sudah terlihat. Hanya semangat yang bisa mereduksi kadar kelelahan itu dan pada akhirnya kita harus menyadari, segalanya adalah milik-Nya dan harus diserahkan kembali pada-Nya.

Go ahead.
Read More
      edit

Friday, September 30, 2011

Published 11:29 PM by with 0 comment

Tegangan Mereda

*merayakan hari pertama hidupku menjadi normal kembali*

Alhamdulillah Ya Allah... tegangan hidupku sudah mereda. Pikiran, hati dan raga sudah lelah semuanya. Semua usaha sudah dikerahkan hingga ambang batas kemampuan sebagai manusia. Semua harapan dan impian sudah digantungkan setinggi-tingginya, menjadi harga mati bagi kita untuk mempertahankannya tetap di sana. Biar Allah yang mewujudkannya untuk kita.

Yuk teman-teman dan "mbah" seperjuangan, kita berdoa yang lebih sungguh-sungguh lagi sekarang... tidurnya juga lebih sungguh-sungguh ya. Hahaha.

Bayangkan gimana rasanya selama dua minggu berangkat pagi-pulang malem (ngalah-ngalahin diskusi liquid), tapi suer seru luar biasa, banyak cerita yang bikin ngakak sampe sakit perut. Kalo dua minggu super itu dipake buat satu macem kegiatan aja sih nggak masalah, lha ini banyak amanah numpuk jadi satu di dalem pikiran satu unit manusia. Kalo udah kayak gini pengen banget jadi Nobita.

Nobita : Doremooon! Huaaaa... tolong aku...
Doremon : Mama mama, boleh aku minta cocobi? (eh salah) ada apa, Nobita?
Nobita : Tolong keluarkan alat yang bisa membuat aku membelah diri jadi banyak.
Doremon : Mana ada alat seperti itu?
Nobita : Ayolaah Doraemon...
Doremon : Selalu seperti ini. Nih, "Ayakan nomor 60!"
Nobita : Hah? Nyolong dari lab Preskripsi ya? Pantesan kemaren laborannya nyari ayakan ilang satu.
Doremon : Egilak, nggak level banget sama ayakan bedak tabur. Ini canggih tau, begitu kamu masuk ayakan ini, bisa jadi 60 orang yang sama persis kayak kamu.
Nobita : Wuahh, mau mau!
Doremon : Tapi ada syaratnya, yang masuk ke sini harus bebas lemak.
Nobita : Hadeh, nggak bener nih script writernya.

Sudah sudah, semakin malem semakin ngelantur saja. Huahm.
Read More
      edit

Friday, September 16, 2011

Published 10:30 PM by with 0 comment

Dia Pulang

Ini semua seperti mimpi! Semuanya. Sungguh. Aku masih nggak percaya. Sungguh sungguh sungguh. Waktu tadi habis siap-siap, ganti baju, mau berangkat ke acara Halal-bihalal, tiba-tiba ada yang berseru dari luar rumah, “Assalamualaikum...” Suara Budhe yang familiar. Pertamanya aku berpikir sederhana dan menyiapkan pertanyaan sederhana, “lho, Budhe kapan dateng dari Jakarta?”

Tapi belum sempat aku beramah-tamah, nada suara Budhe berubah, memberikan kabar yang mengejutkan, hingga aku yang sedang duduk sambil pake kaos kaki coklat ini tak sanggup meneruskan pekerjaanku (kaos kakinya cuma sebelah deh). Bengong, kaget, masih nggak ngeh. Dan tak ada suara yang keluar dari mulutku hingga beberapa menit kemudian.

Dan segera terjadi keharuan di teras rumah berpagar hijau ini ketika seseorang yang sangat lama tak kami jumpai sejak lebih dari sepuluh tahun yang lalu muncul di depan kami, tersenyum malu-malu, berjabat tangan dengan santun. Aku tak tahan untuk tidak menariknya mendekat. Ya Tuhaaan... ini benar-benar dia? Seorang anak yang lama berpisah dari ibunya. Menghilang dan dicemaskan banyak orang tapi tak pernah dilupakan. Seperti inikah suratan takdir yang selama ini Kau rangkaikan? Indaaah sekali, Ya Allah. Mungkin ini hadiah untuk kesabarannya, seorang Ibu yang begitu merindukannya, mendoakannya di setiap usai sholatnya. Mungkin juga karena doa anak ini, yang begitu ingin bertemu Ibunya.

Dia pulang. :’) Sesuatu yang sama sekali tak pernah terbayangkan oleh keluarganya. Memang benar kata orang, “Keluarga selalu kembali.”

Dan dia bukan bocah tembem yang dulu suka aku ajak main bongkar-pasang di depan rumah lagi, tapi sudah menjelma menjadi seorang pemuda yang tinggi dan ganteng. :3 Maen lagi yuuk, masih ada lho bongkar-pasangnya...
Read More
      edit

Tuesday, September 6, 2011

Published 11:51 PM by with 0 comment

Moment I'll Never Forget

**15-25th of August in memoriant**

Aksi Jemput Maba di Auditorium
Akibat nunggu para maba yang masih upacara pengukuhan di dalem auditorium, aku, Angga, Rendra, Muti, Deang, Febri, Ageng, Hilal, Wafi, Arry ngobrol kesana-kemari sambil nguping acara di dalem.

Dari dalem Auditorium
MC : Farmasiii... mana suaranyaaaaa....
Terdengarlah plok plok plok berfrekuensi infrasonik.
MC : Waah kok sepi yaa...
Kita yang di luar : Hooo ngajak geger! *siap-siap nonjok MC yang jauh di seberang*

Sekilas aku liat kanan-kiri. Fakultas lain udah nyiapin papan nama dan spanduk gede-gede yang bertuliskan nama fakultas masing-masing buat jemput para mabanya.
Aku : Eh kita nggak punya tulisan kayak gitu ya?
Rendra : Ini ada. (sambil nunjuk tulisan FARMASI di kertas HVS yang ditempel di belakang kita)
Aku : Ini doank? Bisa-bisa anak Farmasi nyasar semua, Rend... kalah gede banget sama spanduk mereka. --> protes mulu nih.
Febri : Ya kamu aja nanti yang teriak-teriak sama yel-yel.
Aku : Iyadeh sekalian joget-joget -_-

Trus akhirnya kita bikin banyak tulisan FARMASI di kertas hvs dan kertas apapun yang bisa dipake. Sekalian kita bikin beberapa topi dari kertas karton bertuliskan FARMASI. Nah masalahnya sekarang, siapa yang mau pake? Akhirnya kita sepakat yang pake topi yang cowok-cowok. Hahaha, rasain tuh.

Febri : Eh jangan gue dong. Mau ditaruh mana muka gue pake kayak ginian?
Aku : Udah ah pake aja. Cerewet.
Muti : Iya udah dibikinin, tinggal pake doang.


Aku : Norak juga ya kalo diliat-liat. Hahaha.
Angga, Deang, Wimzy : (pake topi karton itu dengan pasrah)
Febri : Entar mabanya bilang gini pas Aspirint, "ooh kakak ini yang pake 'topi' FARMASI yaa pas di Auditorium?"

Hahaha, nurut ya mereka. Anak baik :p

Dan waktunya para maba keluar dari persembunyiannya....

MC : kepada para mahasiswa baru Fakultas Farmasi silakan berdiri dan keluar. Penjemput harap siap di pintu keluar.

Aku berdiri paling dekat sama pintu keluar, ngangkat tinggi-tinggi kertas hvs. Mirip jemput orang di foreign departure bandara. Yang pake topi cukup berdiri aja sambil teriak-teriak "Farmasiiii...", eh harusnya sekalian joget-joget doong. Hahahah.

Maba-maba yang udah kenal aku pun senyum sambil mengangguk waktu liat aku (mungkin hatinya tenang dan bahagia ya waktu ngeliat aku. Hueks), apalagi waktu akhirnya aku dipaksa pake topi norak juga. Hmmm kena deh -_- Semoga nggak ada maba yang liat. Trus aku juga sempet teriak-teriak pake megafon (atau apalah itu namanya) yang dibawa Rendra. "Farmasiiiii.... Farmasiiiii ke siniii", saingan sama fakultas lain. Febri ngangkat speakernya tinggi-tinggi.

"Farmasiiiii...."

"HUKUUUM... FAKULTAS HUKUM KESINI..." --> suaranya lebih menggelegar.

"Farmasiiii..." --> makin melempem.

Tanda Tangan Time!
Aku : (duduk-duduk di depan RK 3.2)
Tiba-tiba dirubung adek-adek maba.
Maba : Siang, kak. Boleh kenalan nggak, kak?
Aku : Boleh.
Maba : Namanya siapa, Kak?
Aku : Chyntia (sambil ngangkat id card, soalnya aku males spelling namaku)
Maba : Tempat tanggal lahir?
Aku : Surabaya.... 27 Juli...... 93 (dilama-lamain, nunggu mereka nyatet)
Maba : Hah? Tua'an aku!
Aku : Oya?
Maba : Manggilnya dek aja berarti. Hehehe.
Aku : Heh. (muka sewot)
Maba : Ampuuun, Kak.

Suatu Hari di Basecamp yang Dingin
Aku : (tiduran gulung-gulung di sudut berselimutkan jaket)

Seorang codein masuk lalu "menginterogasi" kawal yang adek walinya ngelakuin pelanggaran. Nadanya meninggi.

Aku : (mulai resah) adek-adekku gimana ya? Koq Dicky nggak muncul-muncul

Lama kemudian...

Di sudut lain basecamp lagi ada forum codein, sie acara dan beberapa kawal. Sekilas aku denger nama seorang adek waliku disebut-sebut.

Aku : haduuh anak itu kenapa yaa? ngelakuin pelanggaran kah? prasaan tadi pagi baek-baek aja... tapi kalo emang iya, koq aku nggak dipanggil? (sambil tetep gulung-gulung ke kanan ke kiri)

Panggilan dari forum : Kawalnya Kemal mana?

Aku : (langsung bangkit) huaah, dipanggil jugaa... Akuuu. Kenapa Mas?

Aaaah aku pun bisa bernapas lega, ternyata forum itu nggak ngomongin pelanggaran adek waliku, tapi ngomongin kandidat Ketua Baksos Maba. Wuaaah, adek walikuuu xD

Aku : He Dicky, gimana adek-adekku?
Dicky : nilai etika sementara ini A.
Aku : Sip deeh. (jempol)
Dicky : Sementara lhoo, se men ta ra.
Aku : Iyaiyaaa hzz.

Curhat
Aku : Huaa, mbaak... masa' adek-adek waliku lebih tua dari akuuu? >.<
Mbak : Lha terus kenapa?
Aku : Ya nggak enak, Mbak.
Mbak : Nggak apa laah dek. Kan pokoknya angkatan yang lebih muda dari kamu. Anggep aja lebih muda dari kamu. Beres, kan?
Aku : tapi tetep aja nggak enak. Aku kan maunya yang lebih muda dari aku.
Mbak : Waduh, emang ada? Hahaha.
Aku : -_-
Mbak : Tenang, dek. Makanya belajar lebih dewasa, masa' udah jadi kawal nggak belajar dewasa? Biar nggak kebalik posisinya. Nanti malah kamu lho yang jadi adek walinya. Hahaha.

Di Basecamp Adek-Adek
Di tengah-tengah kesibukan gunting-gunting, tempel-tempel prakarya mereka, kita masih bisa bercanda-bercanda, ketawa-ketawa. Sebenernya kasian juga ngeliat mereka memforsir diri gitu. Apalagi sampe ngulang tugas angkatan. Tapi biarin deh, biar mereka ngerasain sensasinya. Nggak boleh kasian. Hehe :p Waktu itu mereka cuma bersebelas. Si Mario lagi ibadah di gereja.

Adhe cerita tentang helmnya yang ilang pas PPKMB. Trus dia sama Mario ngadu ke tukang parkir setempat, eh malah dibilangin gini dengan polosnya,
"Makanya, Mas. Punya helm jangan bagus-bagus. Yang kayak gini aja lho, nggak bakalan ilang (sambil nunjuk helmnya Mario)"
Huakakakak, langsung kebayang ekspresi mukanya Mario #ngakakngulinguling


Taun Lahir Lagiii
Kalo lagi becanda sama adek-adekku, biasanya mereka suka nyerang geradakan kayak gini,
Adhe : Hee kak, aku lahir taun 92 lhoo..
Mario : Aku juga 92
Lita : Aku juga lebih tua dikit lhoo.
Kemal : Aku Maret, mbak Chyntia Juli. Jadi yang kakak siapa sekarang hayoo?
Aku : Oooh tidak bisa, tetep aku seniornya. Hahaha.
Adhe : Oooh tidak bisa, dek. Hahahaha.
Aku : Heh sekarang yang angkatan 2010 siapa yang 2011 siapa? Yang masuk duluan di sini siapa?
Adhe : Hahaha, ampuuun.


Emang yaa, jadi kakak wali emang suatu kebahagiaan tersendiri... xD huaaah kangen Aspirint!!!
Read More
      edit

Tuesday, August 30, 2011

Published 11:09 AM by with 0 comment

Oh Lebaran...

Pengumuman pemerintah tadi malem : lebaran tanggal 31 Agustus. Padahal di kalender lebarannya tanggal 30 Agustus. Padahal yang ngeluarin kalender juga pemerintah, kan? Oh, Indonesia. Usul dari rakyat nih, lain kali kalo bikin kalender, tanggal lebarannya dikasih warna oren aja, jangan merah, trus ditulisin : (kalo nggak salah) Hari Raya Idul Fitri. Hahaha.

Tanggepan sodara-sodara di rumah : (celingak-celinguk di teras atas) Tuh udah ada yang takbiran. Kita lebaran tetep tanggal 30 aja deh.

Om ku malah ngedumel terus.

“Orang barat aja udah nginjek bulan, nancepin bendera di bulan, ngencingin bulan... orang Indonesia ngeliat bulan 1 Syawal aja nggak bisa! Bisanya cuma ngeyel-ngeyelan di TVRI.”

Akhirnya keluargaku yang sedang digalaukan sama tanggal lebaran ini terpecah jadi dua kubu, kubu 30 dan kubu 31. Om sama Eyang Kakung tetep keukeuh lebaran tanggal 31, sedangkan yang lain lebaran tanggal 30. Suka-suka deeh. Malahan waktu semuanya pada serius nonton siaran pengumuman pemerintah tentang tanggal lebaran di TV, Yang Ti sama aku nongkrong di dapur, siap-siap bikin nasi kuning buat besok.

“Pokoknya besok lebaran! Udah terlanjur dibikinin nasi kuning gini.” komentar Yang Ti seenaknya sendiri.

“Orang kunyitnya aja masih baru dikupas satu biji, apanya yang udah terlanjur bikin?-.-“ kataku dalam hati.

Dan besoknya, nasi kuning siap disantap beberapa menit setelah sholat Ied di masjid yang tadi malem takbiran.

Sementara yang puasa masih pulas tertidur, yang lebaran makan-makan di ruang makan. Adek-adek sepupu udah ribet pengen berkunjung ke rumah-rumah tetangga kayak tradisi biasanya. Tapi rumah tetangga aja masih pada tutupan semua, belum ada yang lebaran. Mereka pun kecewa. Untuk menghibur diri, mereka maen kartu sambil makan kue lebaran.

“Biarin aja kuenya habis, salah sendiri nggak buruan ke sini.” Gitu kata mereka.

Seenak udel nih bocah. Ya elu tuh yang buru-buru lebaran! Daripada mereka ngabis-ngabisin, trus tamunya cuma kebagian cerita aja, toples-toples kue yang dipajang di ruang tamu pun disegel rapet semua sampe besok. Aman deh! Heahaha.

Dan akibat rada nggak enak badan, aku akhirnya tidur sebelum nasi kuningnya mateng, trus bangun pas Mama nelpon.

Mama : Kamu jadi kapan ke Nganjuk?

Aku : Lebaran hari kedua, Mama.

Mama : Lebaran hari kedua itu besok apa lusa?

Aku : Eh iyaya, aku juga nggak tau. Mama aja deh yang kesini!

Mama : Lha gimana sih. Wong Mama udah stand by di sini. Kamu sih disuruh kesini kemaren nggak mau!

Aku : Tepar nih, Maaa... Badan remuk, idung mbeler, demam, pusing... Mama kesini aja, ada nasi kuning enak lhoo.

Mama : Orang masih puasa ditawarin nasi kuning -.-

Ah teserah deh mau lebaran kapan. Kan perbedaan itu indah. Hehehe.

Pokoknya, Chyntia mohon maap lahir batin yaa. Maap kalo selama ini ada kelakuan dan cerocosan yang ngasal, atau sering bikin sebel, kesel, mangkel, galau, dongkol, mencak-mencak (syukurlah nyadar juga anak ini). Bukan maksud hati demikian deh pokoknya. Oke jeh? Met lebaran yaa semuanyaa :D

Nih buat yang mau mampir ke rumah gue, ada kue-kue yang unyu-unyu di meja, tapi masih belum bisa dimakan, kan toplesnya masih segelan semua. Udah ngiler semua kan ngeliatnya? Haahahaha.


Read More
      edit

Sunday, August 28, 2011

Published 10:31 PM by with 0 comment

A Missing

Ya Allah, can I ask You something? - oh yeah, I know the answer is always. And this "something" is not so big, I promise. I'm just... missing someone... and I ask You to tell him about this. Yeah I miss him so much that I can't say to anybody. I'm not a kid anymore so I'm trying to not cry. NOT CRY. Yet I'm sorry, I can't do it. I often cry. Cry and cry when this feeling's going bad.

Just tell him, My Lord. Tell him that I miss him, I love him and I always pretend that he's aside when I'm lonely. Just tell him that I'm trying to be strong yet I've never been.

And tell him that I miss to call his name... Dad...

Read More
      edit

Friday, August 26, 2011

Published 2:36 PM by with 0 comment

Satu Lagi yang Begitu Berarti

ASPIRINT 2011... Aktif, ramah, bijak. Akrab akrab akrab yes!

Huaaaaw ini sungguh pengalaman yang hebat luar biasa di bumi Farmasi tercinta. #lebay

Tapi emang banyaaak banget yang bisa diceritakan. Mungkin nggak cukup sekali nulis untuk mencurahkan semuanya. Alhamdulillah ya (dengan nada khas Syahrini)

Sebenernya rada iri sama adek-adek angkatan baru ini, soalnya dulu waktu aku jadi maba, Aspirint nya nggak sebagus sekarang. Hiks hiks #melas

Jadi kalo adek-adek waliku pada lemes, aku bilang, "ospeknya kalian ini masih lebih enak lhoo daripada ospekku dulu... Ayo yang semangat!"

Oya, selama Aspirint aku jadi kawalnya kelompok 6 - Anoreksansia. Udah aku ceritain kan?

Rasanya seneng punya adek-adek wali yang lucu-lucu, kadang gokil, sering bikin kawalnya cekikikan, mirip kayak kelompokku waktu Aspirint dulu. Uuuh, jadi kangen sama temen-temen Aspirintku dulu. Perjuangan mereka pun mirip. Begadang lah, lupa makan lah, banyak deh. Dan adek-adek berduabelas ini ternyata ngangenin bangeeeet. Baru sehariii Aspirint rehat, udah kangen muka-muka bete mereka, semangat mereka, tawa mereka, celetukan mereka, cerita-cerita lucu mereka. Kangen Nurul, Lita, Kemal, Mario, Ifa, Wulan, Meme, Adhe, Ratna, (sampe sini aku ngitung jumlah anak yang udah aku tulis... oh, 9 biji, bearti kurang 3) Tata, Ziyan, Lusy...(yeey udah 12 pas). Kangen digodain dan ngegodain mereka. Pokoknya mereka ini sukaaa banget ngegodain kawalnya sampe gemeees banget nih kawalnya. Kangen nungguin mereka temu kawal pagi di LBT (pas mereka telat aku sampe panik dan krik-krik nungguinnya). Kangen ngumpulin tugas mereka. Kangen ngingetin mereka ini itu. Kangen bilang, "Nah sekarang dicatet dulu ya tugas buat besok..." dan Adhe bilang paling keras "yaaaaah, tugas maneh" dengan ekspresi yang rasanya pengen gue lemparin tomat. Hahaha.

Kangen juga pas hari terakhir aku mendampingi mereka di RK 3.1. Waktu itu MCnya bilang, "kepada teman-teman Kawal silakan mendampingi adek-adeknya di sebelahnya."

Lalu aku dateng sambil bawa setumpuk koran kampus dan lembar pengumuman Aspirint Pembinaan. Sebelum duduk, aku ngeliatin mereka yang duduknya berjajar kayak pindang itu sambil senyum-senyum. Aku mbatin, "duuuh udah terakhir niih" (dasar kawal mellow!) terus aku duduk di sebelah Kemal. Dan aku masih inget dia langsung bilang gini,

"Eeeh, baru aja dicariin..."

"Waah ada yang nyariin juga..." kataku sambil cengar-cengir.

"Tau nggak sapa yang nyariin?"

"Sapa emang?"

"Aku." katanya dengan wajah cengengesan.

Idiiih. Hahaha.

Emang Bang Kemal yang rada ajaib ini sering kayak gitu koq. Nggak usah heran. -.-"

Dan ada sejuta rasa kangen yang mendalam sama temen-temen, mas-mas dan mbak-mbak panitia. #lebaylagi. Eeeh enggak koq, beneran ini!

Kangen debat nggak penting sama Febri, Wafi dan Deang. Kangen ngetawain Deang yang kadang loadingnya lama pas berhitung (peace yaa :p). Kangen ngeyel-ngeyelan sama Febri (tapi pas hari terakhir kita udah damai). Kangen ngoreksi tugas bareng-bareng. Kangen diteriakin mbak Fara "Kawal kumpul.. Kawal kumpul!!!" :p

Kangen naik tangga ke lante 3 dengan membawa tumpukan buku tugas. Kangen basecamp yang dingin. Kangen maen UNO sama Iin, Hilal, Mas Ghufron, Peky, dan lain-lainnya. Trus besoknya nggak dibolehin maen UNO lagi, eh malah maen bekel. #plakk

Kangen jarkoman dari Mbak Fara. Huuaaah, jarang-jarang kan ada jarkom galau sampe 3 sms lebih jam 11 malem atau jam 4 subuh kalo bukan jarkom Aspirint. Pas sehari setelah Aspirint selese, Deang bilang "waahh bakal ngangenin jarkoman yang dateng sewaktu-waktu nih". Eh belum 10 menit langsung dateng deh jarkom dari Mbak Fara yang kayaknya lagi kangen ngejarkom. Bener-bener udah ada ikatan batin sama jarkom ya, Deang ini. -.-"

Kangen banyaaak deh.

Tapi nggak kangen digosipin. Egilak, sialan buanget. Inaf! Emang yaa gossip grows faster and faster. Masa' dalam waktu 5 hari, Iin, Galuh, Mas Ghufron dan komplotannya berhasil nyebarin gossip ke semua panitia. Aku yang dasarnya susah disuruh diem stay cool, suka teriak-teriak kalo mereka kumat. Kalo udah gitu puas banget deh mereka. Hzzzz.

Ohya, pas buber aku diajak foto-foto sama adek-adek waliku, tapi fotonya belum di-tag niih sama si Lusy (Chyntia kebiasaan bacanya TAG, bukan TEG). Ayoo donk dek di-tag di fb. Kalo nggak buruan di-tag nanti pas evaluasi kena tugas hukuman lho! Wakakak.

Hemmm, intinya, kangen atmosfer kebersamaan, totalitas dan kerja keras di kepanitiaan yang singkat ini. Terima kasih buat kakak-kakak yang udah ngasih aku kesempatan untuk menjadi bagian dari kepanitiaan ini. Terima kasih buat semuanya yang udah nerima aku apa adanya, mendukung aku, dengerin aku, membimbing aku, ngingetin aku untuk segera sholat (soalnya biasanya aku leyeh-leyehnya kelamaan sebelum sholat, padahal lagi dikejar waktu). Terima kasih. Terima kasih pokoknya. Hiks hiks... Srooott *terharu biru.

Suatu pengalaman mengajarkan banyak hal hebat untuk seseorang ya :) --> dengan nada Syahrini lagi.


Adek-adek kelompok 6
(ini foto yang dijadiin tugas kelompok hari pertama. So sweet ya ^^)

Read More
      edit

Sunday, August 21, 2011

Published 9:59 PM by with 0 comment

Sedikit Kata

Anyway, tampilan blog ini primitif banget yaa. Nggak ada canggih-canggihnya sama sekali. Yang punya nggak minat ngutak-ngatik. Marahin donk yang punya blog ini -_-

Besok lagi-lagi briefing jam 5.30. Uuh jam segini harusnya udah tidur kan? Tapi jangankan tidur, merem aja nggak bisa. Besok habis sahur jelas nggak bakalan sempat tidur (itusih derita lo). Dulu aku suka mewek kalo dipaksa bangun pagi banget, tapi sekarang mau mewek ke siapa?

Udah yuuk tidur. Esok dan pengalaman seru sebagai mahasiswa udah menunggu lho. Besok banyak yang diurusin juga, kan?

Semangat!
Read More
      edit

Saturday, August 20, 2011

Published 9:23 AM by with 0 comment

Kuatlah :)

Aku tidak takut

Aku tidak lelah

Aku hanya mengira bahwa aku kuat

Mungkin aku salah

Oh tidak tidak

Mungkin aku benar, hanya saja aku salah ketika mengira aku kuat dan tidak butuh bantuan

Begitu kan? :)

Read More
      edit

Wednesday, August 17, 2011

Published 10:14 PM by with 0 comment

Ini Cerita Kakak :p

*sebelum blog ini ditemukan oleh maba*

OSPEK has come! Huaaaw... – dan lebih huaaaw lagi : temu kawal perdana! Aaah, masih nggak percaya, gue jadi kawal >.<

Habis briefing beberapa menit, akhirnya aku keluar basecamp dengan seabrek catetan tentang apa yang harus disampein. Antara mau dan nggak mau, aku harus inget semuanya. Jangan sampe ada yang kelewat! Siapa yang mau ngingetin kalo ada yang kelewat pas temu kawal?

Pengennya sih baca-baca catetan bentar sebelum “waktunya”, mumpung para maba masih belum bubaran. Tapi entah kenapa aku malah duduk di depan RK 3.1, ngegosip dan ketawa ngakak bareng tiga makhluk yang suka bergosip yang namanya dirahasiakan. Suer, topik gosipannya nggak banget deh, mulai dari tabung oksigen sampe hp yang kecemplung bak mandi. -_-

Nah begitu mabanya bubaran dari RK 3.1, kita berempat mencelat sendiri-sendiri. Sembunyi woi, sembunyi (kayak ada yang mau nyariin kita aja). Hahaha. Aku masih di tangga lantai 3 waktu celingak-celinguk di sekitar meja presensi. Lho, koq udah nggak ada temen-temen kawal (termasuk 3 orang yang ngegosip sama aku tadi). Cepet amat sih ngilangnya -.-“

Aku pun turun ke lantai 1 dan nemuin mereka merubung meja dengan serius. Aku yang kalah tinggi sampe jinjit-jinjit ngeliat apa yang dirubungin para kakak wali ini. Ealah, ternyata mereka ngeliatin hp mereka yang dikumpulin di atas meja. Ceritanya pada dulu-duluan dihubungi sama adek walinya. Asli, konyol abis. Jadi pengen ngakak lagi, apalagi ngeliat ekspresi mas-mas kawal yang harap-harap cemas. Jangan sedih lho mas kalo nggak dihubungin, ikhlasin aja, semua indah pada waktunya. Hahahaha.

Waktu mereka menyadari kehadiranku, aku juga disuruh naruh hp di meja. Dan ternyata nggak beda jauh sama mereka, aku juga jadi diem sambil ngeliatin hp-hp yang diharapkan segera bereaksi yang menandakan si pemiliknya “laku”, batal ngakak deh.

Menunggu...

Menunggu...

Krik krik krik...

5 tahun kemudian... 10 tahun kemudian...

Hpku nyala! Horee, akhirnya ditelpon juga sama adek waliku!

Kawal yang laku ini pun bersorak bahagia kayak emak-emak menang undian sabun colek. Selamet ya, bu, Anda memenangkan sabun colek biru sekilo. Huakakak.

Semangat, kawal!

Aku pun nunggu maba-maba kelompok 6 di depan perpustakaan. Waktu mereka dateng... nggak tau kenapa aku seneeng banget. Waah ini ternyata adek-adek waliku yang baik.

Tapi ya namanya juga manusia, ada aja yang kelupaan disampein, padahal udah ngomong terus sampe rahang pegel. Terus juga, nggak sempet berakrab-akrab ria soalnya waktunya mepet. Huuh. Yang paaaling susah itu ngapalin nama mereka satu-satu. Mereka ada 12 biji, bo! Hmm, ada tips biar cepet hapal? -.- Mungkin sering-sering diabsen aja ya.

Dan sebentar lagi Aspirint mulai. Get ready, everybody! Make it wonderful experience!

Semangat adek-adek kelompok 6! Jangan pernah menyerah. Aku tau kalian bisa :)

*Eh sebenernya masih banyak yang mau diceritain. Tentang kekonyolan dan kebodohan kita waktu jemput maba di auditorium, tentang "keteparan" kita di hari pertama PPKMB, tentang basecamp yang dingin, tentang kue yang enak-enak. Banyaaak deh. Kapan-kapan ya, kalo sempet. Hehe.

Read More
      edit

Saturday, August 13, 2011

Published 11:28 PM by with 0 comment


Gurameku
yang aku peluk-peluk, aku pukul-pukul, aku elus-elus kala galau menerpa
dan yang aku goreng kala lapar menyerang, hehe :p
Read More
      edit

Wednesday, July 27, 2011

Published 10:29 PM by with 0 comment

Tahun ke 18

Happy 18th birthday, Chyntia!

Makasih makasih semuaa teman-teman, mbak-mbak dan mas-mas dan keluarga yang mengucapkan dan mendoakan saya, entah itu lewat pelukan, salaman, sms, wall, chat dan lain-lain. Semua itu berarti banyak buat saya. Semoga Allah yang membalasnya. Amiin.

Huufh. Sudah umur 18 tahun sekarang. Sudah bukan anak-anak lagi. Sudah bukan waktunya jadi labil lagi. Sudah hampir semester 3. Sudah bukan maba lagi. Sudah jadi kakak wali (uhuk). Sudah bisa diserahi amanah. Sudah bisa bertanggung jawab. Sudah nggak boleh merengek-rengek lagi. Sudah HARUS BERSIKAP DEWASA. <-- nah yang terakhir tuuh... latihan yaah. Ahahaha.

Well, don't ask about partying, or going somewhere the light glowing and sparkling on dance floor. I spend all day in campus - and some hours in KFC, to take my free Wings Bucket :9

Yaak, ini adalah satu hari di antara hari-hari lainnya dimana aku ke kampus untuk melakukan beberapa hal di saat kebanyakan mahasiswa sedang leye-leye liburan di rumah.

Setelah jam 12an ngebales sms orang-orang yang ngucapin selamat ulang tahun dengan semangat, baca-baca diktat KimFis, nyanyi-nyanyi, gedebak-gedebuk (maklum, kumat insomnianya) lalu tidur beberapa jam... akhirnya anak cantik yang lagi ultah ini bangun waktu langit udah warna biru dongker gradasi item. Oh thamarindus! Langsung grusa-grusu sholat Subuh.

Pagi, jam 8, dateng ke kampus. Agendanya : syuting film. Ganti profesi oi : ngartis. Hahaha :p

Sebelumnya, tas polkadot kesayangan dijejali berbagai barang sampe gendut. Isinya kostum item putih buat syuting, leptop, diktat KimFis, jaket almamater, sepatu fantovel. Kurang overload gimana coba.

Waktu nunggu giliran syuting, aku dishockkan dengan sms Ibu dosen yang menyetujui janji wawancara. Kalo dosennya bertipe "nyante" sih nggak masalah. Lha ini, orang bertipe "tegang" yang kata mbak-mbak senior bertipe sejenis dosen yang biasa ngasih acc di buku gambar Botani Farmasi ku (you know who). Udah gitu, ngajar semester 5, pula. Aku yang barusan tamat semester 2 ini langsung ngerasa kayak balon dikempesin. Terus sms Eky, partner yang nggak kalah paniknya.

Ada yang nanya, "kenapa koq kamu pengen wawancara orang itu lho?"

Kalo dari awal gue tau model orangnya kayak gitu, ya nggak mungkin laah gue bernyali. Kalo pengen uji keberanian, naik roller coaster aja lebih aman.

Maka dengan segala bentuk kepanikan yang ada, aku menjejalkan info-info yang sekiranya bisa menyelamatkan aku kalo ibu nya balik wawancarain aku sama Eky.

Sempat ada dialog ini :

Aku : (di tengah ketakutan) Ky, kalo semisal kita ga jadi wawancara gimana ya?

Eky : Gapapa ta? Ntar Ibunya marah gimana? Kalo sms kita gimana?

Aku : Kita matiin aja hp kita.

Wakakak, simpel mikirnya.

Dan ketika tiba giliran scene-ku. Adegan yang simpel harus di-take berkali-kali. Bikin rekor take nih ceritanya. Tapi asli, ini gara-gara yang nge-syut rada iseng (ngelirik yang ngerasa ngesyut). Untung aktrisnya ga bawel (tapi habis syuting cakar-cakar meja).

Jam 11, aku dengan segenap keberanian nyusul Eky yang stand by di depan Lab Farmakognosi. Dan baru nyampe di depan pintu ruangannya aja, kita udah ditanyain dengan nada yang "jleb", bikin orang pengen ndelesep ke dalem tanah.

Usai serentetan tanya jawab yang mendebarkan, ngalah-ngalahin jet coaster, aku sama Eky keluar ruangan dengan wajah histeris.

Aku deg-degan. T.T

Tapi nggak apa laah, latian mental ini. Biar nanti semester 5 ketemu orang itu udah nggak kaget lagi.

Pulang dari kampus, aku ke KFC sama Mbak Karla. Aku ngambil gratisan Wings Bucket dari KFC yang baik. Asiiik.

Ehiya, temen-temenku suka aneh-aneh kalo ngucapin selamat dan ngedoain -.-

Dan kebanyakan ngedoain aku sejenis ini :

Teman : Met ultah ya, cil (kecil maksudnya). Semoga tambah gede.

Aku : Makasiih. Eh enak aja, gue udah tumbuh besar tauk. (taneman kali')

Teman : Kamu tumbuhnya ke dalem tanah siih.

Aku : Emang gue wortel? -.-

Ada juga yang ngancem-ngancem mau jeburin ke got. Wahh, nggak elit. Kalo dijeburin di kolam renang Ciputra aku baru mau :3

Ada juga yang ngechat aku kayak gini :

Teman : Pang, met ultah yo, Sori telat. Sek bentar taksms.

Aku :-.-

Trus sms beneran dia. Untung nggak aku bales gini, "oke jeh. Sek takchat yo." Mbulet. Hahaha.

Ada juga yang pengen ngucapin yang terakhir. Katanya kalo jadi yang pertama ngucapin kan udah biasa. Hmm, teseraah.

Ada juga yang ngchat ini :

Teman : Semoga panjang umur. 18 tahun ya dik?

Aku : Iya, Om (padahal umurnya 19 taun, tapi sok tua sih, makanya aku panggil Om).

Teman : (nyanyi lagunya Jamrud yang Selamat Ulang Tahun)

Aku : Lho, nyanyi?

Teman : Enak kan suaraku.

Aku : Enak banget sampe disautin meong meong sama kucing tetangga tuh. Hahaha.

Teman : Hasyoong. Kamu tak mengerti keindahan suaraku.

Dan temanku yang rada nyentrik, yang bisa nyanyi-nyanyi di chatbox ini namanya Petrik (atau sebut saja demikian)

Rada-rada out of the box ya anak-anak itu. Hahaha.

Oya, rekor nih buat yang ngucapin pertama :
1. Elli
2. Dharu
3. Fira
4. Mbak Karla
5. Lidya

Congrats yaa... Hadiahnya uang tunai sebesar 100.000 dengan pajak 100.000 yang ditanggung pemenang. Wakakak.

Makasih makasih semuanya.

Rasanya wawancara di Farmakognosi itu hadiah paling hebat buat aku. Makasih, Bu xD
Read More
      edit

Friday, July 22, 2011

Published 8:19 PM by with 0 comment

What's The Matter if We Can't Get A?

Fungsi terpenting pendidikan pada tingkat manapun adalah mengembangkan kepribadian manusia dan makna kehidupannya bagi diri sendiri dan orang lain - Grayson Kirk

Yaah, setelah bertahun-tahun sekolah dan dua semester kuliah... ini pelajaran hidupnya : yang terpenting bukanlah seberapa banyak nilai A yang kita dapatkan, tapi seberapa besar perjuangan kita untuk mendapatkan A tersebut.

Yang penting ilmunya, bukan?

So what's the matter if we can't get A? None.

Kalopun nggak dapet A juga masih terlihat indah kalo kita bersyukur dan inget seberapa "soro"nya kita begadang dan me"lecek"kan diktat kita.

Seorang temen mengingatkan aku tentang betapa lelahnya pas kita belajar Kimia Fisik dulu.

Rasa lega karena udah memperjuangkannya dengan sekuat tenaga pun nggak ilang meskipun kita akhirnya dapet C dan D. Indaaah sekali.

Ada banyak cara untuk mendapatkan A, tapi kenapa kita memilih untuk mendapatkannya dengan cara seperti itu? (tanya pada rumput teki yang dimakan kambing)

Dan tentu saja, ada campur tangan Allah di dalamnya.

Sesuatu nggak akan menjadi mudah tanpa pertolongan dari-Nya. :)

Maka, ketika ngeliat nilai-nilai yang keluar di transkrip, entah baik atau buruk, cuma kata Alhamdulillah dan air mata yang rasanya bisa menggantikan semua lelah.

Dan sekarang tinggal gimana caranya meng-upgrade semangat untuk belajar lagi mengejar ketertinggalan nilai (baca : ujian perbaikan). Huufh.

Teringat kata dosen wali saya yang paling pengertian sedunia : "Mbak, kalau ada kemauan untuk memperbaiki, pasti Allah memudahkan jalannya. Semangat ya. UP nya masih lama, kan? 1 Agustus? Nah, masih ada waktu untuk berusaha lagi. Masa' kamu mau menyia-nyiakan kesempatan ini? Ayo yang semangat. Belajarnya lebih tekun lagi. Rajin sholat Tahajjud juga. Insyaallah dimudahkan."

Thanks, Maam. It means a lot for me #terharu:')

Semangaaat! dan sabaaaarr!
Read More
      edit

Tuesday, July 12, 2011

Published 12:30 PM by with 0 comment

Reward #1 : Fruity Zap

2 minggu lebih berkutat dengan ujian akhir semester adalah sesuatu yang "WOW" sekali buat aku, meski ini bukan lagi yang pertama. Minggu tenang yang sebenernya nggak ada tenang-tenangnya jadi ajang pembalikan alur kehidupan yang ekstrim. Kalo di hari-hari normal (non ujian) aku tidur jam 1-5 pagi, trus dilanjutin jam 7-8 malem habis sholat Isya' (jadi tidurnya pas 7 jam), berhubung ada alarm khayalan yang bunyinya : UAS! UAS! UAS!, aku harus mereduksi 7 jam itu sebanyak-banyaknya.

*Ya gini ini kalo belajarnya nggak pernah dicicil*

Paling parah waktu minggu kedua.

Belum puas rasanya ndamprat jadwal ujian yang menurutku kejam. Bayangin, mata kuliah yang nama depannya Kimia, ujiannya jam 7 mulu'. Ada yang jam 1, itu pun Kimia Organik, sapa yang nggak stres coba -.-

Gara-gara mati-matian NgimOr, nggak ada lagi sisa tenaga buat Kimia Fisik esoknya. Sekarang tinggal nebak aja, mana yang bakal berakhir tragis, KimFis atau KimOr? (gue musuhan sama dua-duanya)

Dikarenakan perjuangannya setengah mati gitu, hasil ujian jadi terasa nggak penting lagi. Peduli amat mau dapet nilai apa, yang penting gue masih idup. Hehehe :p

Sebenernya kasian juga sama keadaan fisik yang udah ngancem-ngancem pengen tepar ini. Trus aku bilang, "Tolooong, jangan tepar dulu! Habis ujian masih harus ngerjain proposal!!! Nanti kalo sampe habis ujian terakhir masih sehat-sehat aja, gue hadiahin es krim Fruity Zap deh!"

Dan aku penuhi janji manis itu, habis ujian Botani Farmasi, aku ngembat dua biji es krim Fruity Zap di Indomaret (tapi bayar koq). Satunya aku beliin buat Leha.

Rasa es krimnya udah bukan Fruity Zap lagi, tapi... rasa kemenangan. Huahaha... (Lebay)

Selamat, Chyntia... kamu berhasil melalui UAS.

Memang kalo dipikir-pikir, diri kita ini perlu diberi rewards setelah bersusah payah melakukan sesuatu. Nggak perlu yang terlalu besar, yang biasa-biasa aja. Dan nggak harus orang lain yang ngasihin, kita sendiri aja bisa kan menghadiahi diri kita sendiri? Hehe. Kalo masalah hasil, itu hadiah tambahan dari Allah, kan? :)
Read More
      edit

Monday, July 11, 2011

Published 2:36 PM by with 0 comment

Ketika Ingin Menangis


Orang yang paling kuat di dunia ini pun terkadang masih ingin menangis ketika segala macam permasalahan ditimpakan kepadanya.

Nah kalo aku... mungkin belum bisa dibilang kuat dan tegar kayak tembok yang catnya melindungi dia biar tahan hujan dan panas, atau seperti tiang listrik di tengah deburan ombak di pantai abrasi (mulai ngelantur -.-“)

Tapi aku tau... aku secara otomatis akan mengalami proses upgrading kekuatan hati melalui serentetan gejolak-gejolak kehidupan yang indah ini (ceilee, Bahasa Latin dalam Resep aja belum apal, sok nyastra di sini :p).

Biarlah... biarlah sekaliii aja aku sok dramatis sekarang...

Yang aku nggak mau... aku terlihat lemah, aku terlihat sedih di hadapan kalian. Aku bukan diriku di masa SMA dulu, yang kalo ada apa-apa nggak bisa menyelesaikan sendiri. Option waktu SMA dulu ada dua. Satu, narik-narik lengan bajunya Dharu, Ben, Dimas dan orang-orang sejenisnya sambil terisak-isak (dan mereka kayaknya maklum banget). Dua, diam nggak melakukan apa-apa demi meredam emosi jiwa dan bikin orang-orang di sekitar gemes dan khawatir. Mungkin mereka mikirnya, koq ada ya orang lagi punya problem bukannya cepet-cepet diselesein malah cuek sebebek-bebeknya. Nah sekarang, aku ingin menyelesaikannya sendiri. Aku bisa menyelesaikannya sendiri.

Tapi aku juga bingung... harus menjawab seperti apa ketika diriku sendiri bertanya : harus kehilangan berapa banyak lagi? sampai kapan harus mengalah pada keadaan?

Dan ketika semuanya bertumpuk menjadi satu... air mata pun tak terbendung lagi di pelupuk. Dan hingga sekarang, mengadu kepada-Nya adalah sesuatu yang sangat mujarab untuk mengobati hati yang remuk. Maka kubiarkan air mata ini mengalir di atas sajadah.

Yang lebih pedih lagi... adalah ketika aku melihatnya terpuruk, mencoba bangkit sendiri tapi tak mampu, sedangkan tanganku tak mampu meraihnya. Menyesal, sungguh menyesal mengapa ujung jarinya terlalu jauh untuk diraih. Padahal dulu ia selalu bisa merengkuh bahuku. Bayangkan betapa kerasnya aku akan menangis. Ah, tidak, aku tidak ingin terlihat lemah di depannya, akan kutahan air mataku hingga aku menggelar kembali sajadahku.

Keep up, girl!

Udah ah, nggak enak juga kalo mellowyellow terus... *back to rock and roll*
Read More
      edit
Published 2:15 PM by with 0 comment

Sejuta Terimakasih dan Maaf di Hari Senin

*POSTINGAN SUPER TELAT*

Suatu Senin kayaknya aku jadi makhluk yang paling ngerepotin dan ngeselin di seluruh lautan, tapi untungnyaaaa makhluk-makhluk di sekitarku diberi kesabaran, ketabahan dan ketulusan yang luaaaarr biasa xp

Pagi...

Berangkat jam 8.15. Dibawain bekal makan siang sama Eyang tapi ngeyel nggak mau bawa. Terus akhirnya ngalah dan masukin bekal ke tas.

Makasih, Eyaaang. Maaf merepotkan.

Siang...

Bikin sebel Leha karena nggak bisa nemenin makan siang. Minta tolong Iin ngegambarin rangkaian alat di jurnal, terus aku tinggal pergi ke tempat pengiklan dan pracetak majalah sama Mbak Eka. Pas mau berangkat bingung nyariin helm ijoku yang tiba-tiba raib. Terus sms Riky sama Ageng, “Huaaa, helmku ilaang..” Mereka langsung bales dengan nada panik yang sama. Solusi dari Riky bikin ketawa. Katanya gini, “ambil aja helm laen yang mirip sama helmmu.” Huakakak, enteng banget. Akhirnya aku pinjem helmnya Iin.

Trus pas otw baru inget, Nayu sama Anny kan ke pasar Gentengkali buat beli bahan untuk lomba. Jangan-jangan helmku dipinjem mereka. Tapi aku udah terlanjur bikin panik banyak orang, Riky, Ageng, Leha, Hilal, Iin, dan lainnya. Jadi waktu udah ngumpul di kelas, pada heboh semua. Aku pun mengklarifikasi biar nggak terjadi kericuhan. Hahaha. Suer deh, suka banget bikin heboh orang-orang itu.

Oya, pas mau jalan ke parkiran ketemu Ulya yang nitipin diktat praktikumnya Leha.
Terimakasih, Ya Allah, berarti aku disuruh belajar buat post test nih, soalnya malemnya nggak belajar. Makasih juga, Ulya.

Pas balik ke kampus udah jam 1 kurang 20 menit. Langsung sholat dan menuju ke ruang kuliah. Sebenernya nggak laper, tapi kalo bekalnya nggak dimakan, bisa dimarahin sama Leha. Aku pun duduk di barisan bangku tengah, cepet-cepet makan sebelum dosennya dateng. Orang-orang pada cekikikan liat aku makan diam-diam. Aku juga cekikikan liat mereka ngebut ngerjain jurnal praktikum. Di sebelahku, Diah mengeluarkan jurus the power of kepepet demi menyelesaikan jurnal dua percobaan. Huahaha, potensi terbesar manusia selalu keluar di saat kepepet, bukan?

Terus dia nanya ke aku, “jurnalmu udah, Chyn?”

Aku berenti ngunyah. Iya ya, nasib jurnalku gimana ya? Prasaan masih ada beberapa bagian yang belum dikerjain. Koq enak banget aku nyuruh orang laen ngeberesin?

Sementara itu, Anny melaporkan perkembangan proyek hingga saat itu, sekalian curcol kalo dia sempet nyasar nyari pasar Gentengkali.

Selese kuliah, aku baru ngeliat jurnalku. Subhanallah, udah selese semua. Rangkaian alat digambarin Iin pas jam makan siang, grafik digambarin Ageng kemarennya. Terharu rasanya. Lebih terharu lagi waktu sobekan baceman yang dibawa King aku minta dengan paksa, padahal dia belum belajar. Dan dia Cuma bilang, “hee, aku belum belajar lhoo” dengan muka melas. Hehehe. Dan 15 menit sebelum diskusi, temen-temenku yang baik ngebantuin aku ngapalin materi post test.

(Kelewatan emang... kelewatan! Di rumah ngapain aja sih? -.-“)

Selese diskusi Kimia Fisik bersama Pak Suko yang menegangkan (karena aku kalo ditanyain jarang banget bisa jawab dengan bener), aku ngejogrok di musholla sama Nayu, Anny dan Novi untuk ngumpulin ide demi lomba karya ilmiah yang kami ikuti. Trus sebenernya udah rencana mau nengokin teman-teman dan mbak-mbak seperjuangan yang lagi ngurusin pracetak, tapi lupa. Pengennya cepet-cepet pulang dan menyantap bekal PR Kimia Fisik dari Bu Rully.

Terimakasih Iin, Ageng, Riky, Leha, Ulya, Hilal, Rizal, Anny,Nayu dan semuamuamuanya yang telah membantu aku melewati hari Senin nan aduhai itu. Maaf merepotkan.

Malem...

Disuruh beli obat di apotek sama Eyang, trus disuruh beli es krim buat Eyang dan aku. Huaaw, senangnya. Aku beli Paddle Pop Berry Choc Lava, lalu menikmatinya dengan sungguh-sungguh.
Terimakasih, Eyang. Ngaji satu ‘ain sambil menguap-nguap kayak kuda nil kelaperan, terus 10 detik kemudian tepar di kasur.

PR Kimia Fisiknya?

Besok aja, nunggu anak-anak laen ngerjain dulu. Hoahm.

Terimakasih Allah.
Read More
      edit

Wednesday, June 1, 2011

Published 12:33 AM by with 1 comment

Kimia Organik Ahoy!

Teman-teman yang waktu SMA-nya ambil jurusan IPA pasti langsung bisa ngebayangin seperti apa wujudnya si KimOr ini, atau setidaknya mbatin “kayaknya pernah denger…”. Itu lhoo, jenis kimia-kimiaan yang mempelajari struktur rantai karbon. Nah, aku ketemu pelajaran ini lagi di Farmasi. Walaupun cuma 2 sks, tapi cukup bikin aku ngimpi-ngimpi nggak enak menjelang kuliah. Hahaha.

Sebelum UTS, aku masih lumayan ngeh sama apa yang diomongin, walaupun nggak semua. Waktu itu semangat banget belajarnya. Seingetku, UTS nya dulu siang atau sore gitu. Paginya, jam 7 tet aku disambut oleh UTS Perilaku Manusia. Memang hari itu kita ujian dua biji (yang Perilaku Manusia dianggep enteng, hihi). Jadi cobalah bayangkan rupa saya dan teman-teman saya pagi itu. Setelah semaleman begadang demi menjejalkan dua materi matkul itu ke otak, bahkan sampe nggak tidur segala, paginya harus udah ada di kampus jam 7. Sebenernya waktu perjalanan ke kampus aku udah nebak, pasti pada nggak mandi semua ini, jadi kalopun aku nggak mandi juga bakalan banyak temennya. Aku juga sempet mikir nggak usah mandi sih, tapi untungnya berubah pikiran 15 menit sebelum nyalain motor.

Perjuangan begadang semaleman itu belum cukup, sodara-sodara, terutama buat aku yang aslinya nggak mudeng-mudeng banget. Lalu akhirnya aku dan sekelompok cewek-cewek yang ngefans berat sama Om Kimia Organik ini (suer, boong banget deh!) memutuskan untuk ngejogrok bersama di pojokan lante tiga Perpus Kampus B nan damai bernama National Building Corner, pojokan paling keren di perpus. Dimana ada jendela, kursi dan meja kayu, bantal, sofa, tv, karpet. Huaah, dijamin betah deh kalo di sana.

Tiga jam sebelum ujian, aku nyadar, bakalan susye (susah.red) kalo harus memahami dan mendalami materi gugus-gugusan karbon ini dalam sekejap. Malah yang ada aku ngeliat gugus bintang siklik muter-muter di atas kepalaku. Hahaha. Jadi aku mantep menghapal semua materi, ya semuanya! Ngerti nggak ngerti, hapalin aja sampe butut. Aku juga mengucap dalam hati, “Prof, pak dan bu dosen, maaf yaa… muridmu yang satu ini kayaknya menderita sponge syndrome. Pengennya dapet nilai bagus di ujian, tapi nulis struktur sec-butil sama iso-butil aja ketuker-tuker. Jadi cara satu-satunya sekarang adalah ngapalin semua yang sekiranya bisa diapalin. Jangan ungkit-ungkit asal sekolah saya dulu deh, Prof. Dulu saya diajarin Kimia Organik koq, cuma nggak pernah merhatiin aja, makanya sekarang begoo. Hehehe.”
Dan keliatan beda banget ternyata orang yang ngerti dan orang yang hapalan mentah. Temen-temenku yang ngerti menghubungkan stereokimia dengan gosip Anang-Ashanti yang waktu itu lagi ditayangin di TV. Sedangkan aku yang pura-pura ngerti cuma ngapalin omongin mereka aja, nggak jauh beda sama tape recorder. Hehehe.

Nah setelah UTS, materinya makin sulit T.T sedih kan kalo waktunya kuliah, temen-temen laen mudeng, aku enggak. Makanya, aku seneng terpaksa bolos kuliah KimOr karena praktikum Gravimetri. Huahahaha (sesat).

Yang parah waktu aku disuruh ngerjain tugas mekanisme reaksi di papan tulis. Jelas, aku gelagapan. Itu tugas dikasihnya seminggu yang lalu, jangankan ngerjain, buka diktatnya aja enggak. Dan saking lupanya, meski nggak ngerjain tugas, aku duduk di baris depan dengan pedenya. Cari mati yaa -.-“

Gini kronologinya,

Prof : Minggu lalu ada tugas kan ya? Yang bikin mekanisme reaksi itu?

Anak-anak : Iyaa

Aku : Hah? Tugas apa? Mekanisme reaksi yang mana?

Prof : Nah sekarang coba satu orang ngerjain di depan. Yang namanya Uuuu (sambil nginget-nginget dan garuk-garuk) Uuulil.. Mana yang namanya Ulil?

Aku dan anak-anak laen : (tengok-tengok) belum dateng, Pak!

Prof : Lho, belum dateng? Kalo gitu... emmm... (mikir lagi)... Chyntia...

Aku : Heeggh... (langsung noleh kanan-kiri dengan panik)

Prof : Chyntia ada?

Aku : (angkat tangan)

Prof : Nomor mahasiswanya di awal-awal ya, di atasnya Ulil?

Aku : Iya, Pak.

Prof : Karena Ulil nggak ada, Chyntia aja yang mengerjakan. Yaak, silakan.

Aku : (mbatin : arrrrgh, gara-gara Ulil ini.. gue jitak-jitak lu ntar)

Aku : (maju nulisin jawaban dengan berbekal kertas jawaban dari Iin. Nggak modal banget)

Begitu aku selese ngerjain, Ulil dateng. Tampangnya innocent pula. Enak lu nggak ngerjain di depan, Lil. Hmmmh -.-“

Udah gitu, waktu belajar bareng anak-anak KeCe (Kelas C), aku yang nggak mudeng ini, nanya melulu ke temenku yang waktu itu bertugas sebagai tutor.

“Lho koq elektronnya bisa pindah? Kenapa koq pindahnya ke sana, nggak ke sini? Kenapa koq gugus yang ini non-aromatik? Kenapa koq ikatannya bisa putus?”

Kata dia, “Ya otakmu itu yang putuuuuss!!!

Huahahahahahaha. Saking emosinya ngajarin aku nggak bisa-bisa.

Mindset terhadap KimOr harus diubah nih. Bisa makin parah kalo nggak ngertinya makin numpuk. Ckckck.

Dan yang lebih penting lagi, belajarnya yang serius... (nah ini yang susah :p)

Yo, semangat! Masa' sama gugus rantai karbon aja kalah? Gimana mau bikin obat Chyntiamycin? xp
Read More
      edit

Sunday, May 29, 2011

Published 10:10 PM by with 0 comment

Untuk Diabaikan

Pernahkah kamu menjadi terlalu takut menghadapi kenyataan? Aku pernah.

Pernahkah kamu menjadi paranoid dengan sakit hati atau patah hati? Aku pernah.

Pernahkah kamu menjadi sok tau tentang apa yang akan terjadi padamu esok hari, lalu kau takut? Aku pernah.

Dan itu benar-benar buruk.

Pengalaman buruk seharusnya membuat seseorang menjadi lebih kuat. Itu benar. Kayak quotesnya orang terkenal, “apa yang tidak membunuhmu, akan menguatkanmu.”

Dan plis, dalam keadaan apapun, aku sangat tidak ingin terlihat lemah. Aku harus kuat, atau setidaknya terlihat begitu, biar nggak ada yang mengkhawatirkan aku untuk alasan apapun.

Oke, aku jadi lebih kuat. Aku juga jadi lebih was-was untuk ngambil keputusan. Rasanya di suatu tempat ada seseorang yang selalu mengawasiku dan segera menudingkan jari kepadaku ketika aku melakukan kesalahan. Nah, koq jadi lebai gitu? Jangan-jangan kepribadianku berubah yaa. -.-

Aku sudah sering merasa kehilangan, sangat sering. Makanya sekarang aku berusaha untuk “tidak memiliki”, apalagi yang memang bukan milikku sejak awal. Siapapun dia, apapun dia. Just let them pass.

Kayak lagunya Letto,

Kau datang dan pergi, oh begitu saja
Semua ku t’rima apa adanya

T.T

But don’t you worry. This is life.

Walaupun semua orang di dunia ini meninggalkan aku, aku yakin aku masih punya Dia yang selalu menjagaku.

La Tahzan, innallaha ma’ana.

#curhatgalau #abaikan! #lupakan!
Read More
      edit
Published 8:48 PM by with 0 comment

Menanti si Pendiam Berbicara

Ada sesuatu yang istimewa dalam diri seseorang yang pendiam. Sesuatu yang membuat dirinya begitu betah dengan diamnya. Sesuatu yang membuatnya enggan berkata-kata dengan mulutnya dan lebih suka membiarkan kata-kata itu menggaung dalam pikirannya sendiri.

Entah apa nama sesuatu itu, aku juga nggak tau. Pokoknya hanya orang yang benar-benar bersifat pendiam yang memilikinya – bukan orang yang pura-pura pendiam, atau orang yang kadang-kadang saja bersikap diam (aku donk xp).

Kadang aku berpikir, mungkin orang yang pendiam itu sudah merasa memiliki segalanya dalam diamnya. Dan dia ingin menyimpan untuk dirinya sendiri. Dia sudah menemukan kebahagiaan dalam diamnya. Dia sudah menyanyikan lagu dalam diamnya, tanpa ingin membaginya dengan orang lain. Tapi apakah dia nggak merasa kesepian dalam diamnya ya?
Sebenarnya aku kurang berbakat menghadapi orang yang pendiam. Ketika aku bertanya dengan seratus kalimat, dia menjawab sepuluh. Ketika aku bertanya dengan sepuluh kalimat, dia menjawab satu. Ketika aku bertanya dengan satu kalimat, dia menjawab dengan senyum dan anggukan atau gelengan. Hemm, siapa jugaaa yang nggak cegek dengan hal-hal seperti itu? -.-“

Tapi sungguh, ketika suatu saat ia berbicara, kita yang mendengarnya pasti berkata dalam hati, “waah, dia ngomong juga akhirnya…”. Apalagi kalo yang dia omongin mengandung unsur kebijaksanaan. Wuahh, langsung adem hati kita yang denger, kan? Itulah untungnya jadi seorang pendiam, kata-kata darinya adalah sesuatu yang ditunggu-tunggu oleh orang-orang di sekitarnya. Ibaratnya seperti hujan di tengah gurun. Kehadirannya yang jarang membuatnya selalu ditunggu-tunggu.

Beda dengan orang yang nggak pernah bisa diam. Kata-katanya terus mengalir seperti air di sungai – kadang kalo banjir meluap, hihi. Sekalinya berhenti mengalir, pasti semua pada nanya, “kenapa koq berhenti ngomong?”. Nah, ternyata diamnya dia tidak ditunggu orang-orang di sekitarnya ~.~

Hemm, kadang aku ingin menjadi orang yang pendiam… tapi susah gilaak… Aku cuma bisa diem kalo lagi kelaperan aja kayaknya. Hahaha.
Read More
      edit

Wednesday, May 18, 2011

Published 11:21 PM by with 0 comment

Dalam Kondisi Terlemah

Entah kenapa sistem imun dan kadar asam laktat dalam tubuh ini nggak mau bersahabat sama aku. Lagi ngambek mungkin yaa gara-gara nggak pernah dikasih istirahat cukup. Udah bawaan dari sononya sih sebenernya. Pokoknya kalo udah setengah mati sibuknya, langsung imun dalam tubuh pada loyo semua. Jadi gampang banget sakit dan susah sembuhnya. Tapi yaa gimana lagi, orang rush hour terus tiap hari. Farmasi gitu lhoh. Ckckck.

Saat-saat sekarang begini ini yang aku nggak suka. Makan nggak enak, jalan nggak enak, duduk nggak enak, ngobrol nggak enak, diem nggak enak. Cuma tidur karena efek samping obat yang rasanya paling enak sedunia.

Sebenernya pengen banget bolos barang seminggu-dua minggu (eh, kelamaan ya :p), kan lumayan tuh bisa tiduran terus di rumah, nonton dvd, cari inspirasi, cari wangsit, cari pangsit – eh, enggak ding. Wuahh, indahnya hidup lah pokoknya (langsung berimajinasi dengan muka mupeng).

Ah sudah sudah, pada kenyataannya nggak bisa kayak gitu. Masih banyak jurnal praktikum untuk dikerjain, job-job organisasi yang diamanahkan, dan hal-hal lain untuk dilakukan.

Pernah pas kapan hari aku bangun dengan kepala cenat-cenut dan panas. Dengan inisiatif sendiri, aku memutuskan untuk tidur lagi dan berniat nggak ikut kuliah Anatomi-Histologi jam 7 pagi itu. Waktu itu mikirnya, tidur sejam lagi kayaknya bisa mendingan. Eh, ternyata malah nggak bisa tidur. Akhirnya cuma geletakan di atas kasur kayak ikan dijemur, sambil baca rangkuman buat praktikum siangnya.

Beruntung aku dikelilingi orang yang care, meski agak lebai kadang.

Begitu nyampek kampus dengan wajah teler seperti orang sakau, aku langsung disambut oleh teh hangat, Leha dan Iin di kantin. Sementara aku menyeruput teh, mereka nyeritain gosip-gosip teraktual selama aku nggak ada (padahal cuma nggak ada selama 2 jam doank). Terus waktu aku nanya tadi kuliah tentang apa, mereka jawab begini :

“Nggak jelas tadi kuliahnya apa. Yang Anatomi ngebahas tentang ginjal, banyaaaaak banget slidenya. Histologi malah lebih nggak jelas lagi, masa’ ngebahas tentang kuku. Enak lu nggak ikut.”

Aku mbatin, “hah? kuku? -.-”

Emang sering kedengeran aneh topik kuliah kita. Hahaha.

Dan sejauh yang aku inget, orang-orang yang paling lebai kalo aku sakit dikit adalah temen-temen SMA. Perhatiannya itu lhoo… kayak aku udah hampir sekarat aja. Tapi bikin kangen juga sih. :’)

Memang semenjak kuliah, kondisi fisik bukannya semakin kuat, malah semakin sering ambruk. Dikit-dikit kena flu, demam, pusing, maag. Pokoknya kalo ada satu orang di kelas yang kena flu, orang pertama yang ketularan adalah aku. Hmmm -.-“ Alhamdulillah nggak pernah yang parah-parah banget (dan nggak minta, of course).

Paling kritis kalo lagi masa-masa ujian. Sejak seminggu sebelum ujian sampe ujian selese semua, pasti terjadi proses kerja rodi yang nggak kenal waktu. Pagi-siang-malem kerjaannya ngeprint ini-itu, pinjem catetan dan rangkuman ini-itu, tanya kesana-kemari, berusaha melahap semua materi walaupun nggak mudeng, pokoknya hapalin ajee semua bab sampe butek. Dijamin, tidur sehari nggak sampe 5 jam, itu pun sambil ngimpi nggak enak, misalnya ngimpi digencet-gencet sama radikal bebas raksasa dan dipaksa masuk tabung reaksi raksasa yang isinya Asam Sulfat panas. Tidaaaaakk… (ngomong apa sih?-.-“). Dan di saat-saat seperti itulah aku biasanya nggak doyan makan. Akibatnya, seminggu habis ujian, berat badan turun 3 kg. Oh God, udah aku ini dasarnya kurus, berat badan jauh dari ideal, masih harus menanggung cobaan pengurangan berat badan pula. Semisal ujiannya lebih lama lagi, terus aku nimbang, bisa-bisa jarum timbangannya nggak mau bergerak sama sekali. Paraaahh…

Lebih parah lagi kalo maagnya kumat. Pas di ruang ujian, anak-anak pasti pada njerit ngeliat aku.

“Huaaaa… jangan pasang tampang kayak hantu gitu donk!”

Eh sialan, ini beneran pucet gara-gara sakit, tauk, bukannya pengen pasang tampang mengerikan kayak hantu. Hzzzzz.

Wes pokoknya masalah nggak napsu makan, berat badan turun drastis, waktu tidur kurang dan gampang sakit dan semacamnya aku banget deh. Aku sendiri juga heran, kenapa bisa gitu. Perasaan orang laen nggak gitu-gitu amat deh ya.

Tapi nggak boleh lengah. Harus tetap sehat, tetap semangat, biar bisa tetap jalan-jalan dan makan-makan (lhoh, taglinenya acara kuliner di Trans TV -.-“)
Read More
      edit

Saturday, May 14, 2011

Published 11:19 PM by with 1 comment

Ketika Anda Ingin Menyerah...

Ketika Anda ingin menyerah… tengoklah ke belakang. Lihatlah kalau Anda sudah melangkah terlalu jauh hingga berada di tempat yang sekarang, jika perlu ukur jaraknya. Lihat betapa banyak rintangan yang telah Anda lewati. Ingatlah betapa berat perjuangan Anda. Perhatikan luka-luka di sekujur tubuh dan jiwa Anda, beberapa telah mengering dan beberapa yang lainnya masih terasa sakit.

Ketika Anda ingin menyerah… dan ingin mengumumkan bahwa Anda tidak bisa, ingatlah wajah orang-orang yang memberikan kepercayaan kepada Anda. Mereka menyerahkan tugas itu kepada Anda sepenuhnya karena mereka percaya Anda bisa melakukannya, Anda bisa mencapai apa yang mereka harapkan. Lalu mengapa Anda tidak percaya pada diri Anda sendiri? Lalu mengapa Anda berpikir untuk mengkhianati kepercayaan mereka? Apakah tujuan Anda memang untuk menyakiti mereka? Mengecewakan mereka? Tidak, kan?

Ketika Anda ingin menyerah... dan merasa kegagalan yang Anda dapatkan rasanya sudah kelewatan, coba baca kembali kisah seseorang-yang-tidak-bosan-gagal, Thomas Alva Edison, atau kisah seorang mahasiswa-hampir-gagal, Alexander Flemming, di cover belakang buku Sains anak SMP. Coba tanyakan pada mereka,

Anda : hey, kalian, kenapa kalian tidak menyerah dan bunuh diri saja waktu kalian gagal?

(Bayangkan) mereka menjawab : pertanyaan bodoh! Kalo kita menyerah dan bunuh diri, lo nggak bakal baca kisah kita di sini. Jangankan baca, ngeliat buku di depan lo aja harus nyalain lampu minyak dulu, atau mungkin lo nggak bakal bisa berada di sini sekarang karena lo dan orang-orang sedunia sekarat kena penyakit aneh-aneh karena nggak ada penisilin.

Anda : halaah, palingan orang lain juga bisa bikin lampu dan penisilin begituan. Ilmuwan yang lebih hebat tuh banyak, meen.

(Bayangkan) mereka menjawab lagi : Emang banyak sih yang lebih hebat,tapi nggak aka nada yang bisa menciptakan sesuatu seperti yang kita ciptakan, karena nggak ada yang punya keyakinan sekuat kita, kepercayaan diri sebesar kita, dan usaha sekeras kita.

Nah, dengarkan kata-kata mereka. Katakan pada diri Anda, “Wahai diriku, kamu bisa melakukannya. Aku percaya padamu. Ayo kita berusaha lagi.

Ketika Anda ingin menyerah… ingatlah, Allah memperhitungkan sekecil apapun usaha yang dilakukan hamba-Nya dan pada akhirnya akan memberikan hasil sebagai bayarannya… secara lunas.

Ketika Anda ingin menyerah… pejamkan mata Anda. Bayangkan Anda telah berhasil mencapai tujuan dan bersujud syukur dengan penuh khidmat. Rasakan sensasi kemenangan itu. Lalu buka mata Anda. Sadarilah bahwa Anda sudah dekat dengannya.

Ketika Anda ingin menyerah… jangan turuti keinginan Anda itu. JANGAN MENYERAH!
Read More
      edit
Published 10:57 AM by with 0 comment

KLARIFIKASI

1. Posting saya di bawah udah ditulis sejak duluuu banget, bukan sesuatu yang terjadi baru-baru ini. Udah nggak ada hubungannya lagi sama sekarang. (bahkan saya lupa isi posting saya apa dan baru baca waktu udah muncul di home blog saya)

2. Sepertinya saya salah sasaran. Yang saya maksud nggak ngerasa, yang nggak saya maksud malah ngerasa. Lhoh, plis deh. Jangan ngerasa tersindir gitu donk. Ini blog kan blog saya, yang punya interpretasi benar adalah saya, kan? Jadi nggak enak.

3. Daripada makin kacau, saya mau bikin blog yang private aja deh (emang ada?). Kalo ada sesuatu yang nggak disuka silakan komen di shoutbox saya. Kalo saya nggak suka sama komen Anda, ya saya hapus aja. Hehehe.

4. Blog saya bersifat personal issue, ditulis dengan tidak dipengaruhi oleh kepentingan pihak lain.

Jadi saya minta maaf ya. Terimakasih sudah mengerti. :)
Read More
      edit
Published 9:29 AM by with 0 comment

Meskipun Aku Sakit

Virus menyebalkan sedang menyerangku. Kalo virus cinta sih masih enak, lha ini virus flu. Habis LKMM JMKI, langsung deh tepar tak berdaya. “Ngeker-eker” dekongestan dan anti-piretik di rumah nggak ketemu. Adanya cuma obat maag sama diare (haha, jadi ketauan kalo pada sering kena diare di rumah :p). Besoknya baru bisa minum obat flu sebelum berangkat kuliah. Akibatnya : ngantuk puol.

Terus habis itu maag menyusul. Emang lambungku ini nggak bisa diajak joinan banget deh. Padahal minum obat flu nya habis makan.

Meskipun aku sakit, jurnal praktikum menunggu untuk dikerjain (kebanyakan copas dari jurnal anak lain sih. Hehe).

Meskipun aku sakit, aku dan rekan-rekan kerja dalam tim-ku harus on action sesuai rencana.

Meskipun aku sakit, rekan-rekan dalam tim harus tetep dikoordinir dan diberi semangat.

Meskipun aku sakit, rencana melancong ke Bebek Sinjay di Madura sama temen-temen harus tetep jadi (kalo enggak, aku bisa dicakar-cakar dan dicap jadi orang paling sok sibuk sedunia sama mereka). Asik asik akhirnya jalan-jalan dan makan bareng juga ya kita :D

Meskipun aku sakit, ada aja orang yang dikirim Tuhan untuk menguji kesabaranku. Aku ngerasa udah cukup sabar menghadapinya – atau lebih tepatnya udah kelewat cuek dan nggak acuh sama orang itu. Tadinya sih sempet emosi juga, tapi orangnya nggak pernah muncul di depanku lagi. Astagfirullah… Maaf yaa...

Mana coba yang lebih tega : aku yang nyuekin orang yang lagi naek darah atau dia yang sms dengan nada sewot dan asal tuduh ke aku yang barusan pulang dengan keadaan pusing, demam dan capek habis muter-muter kesana kemari? Aku yang lebih tega? Hah? Sapa elu minta gue peduliin? Pake ngadu ke temen-temen gue pula. Udah deh, dijamin mati gaya lu kalo berani marah-marah sama orang berbakat cuek kayak gue! (udah, sabaarr, Chyntia, sabaaaarr)

Dunia nggak berhenti berputar meskipun aku sakit. Daripada aku ketinggalan dan pada waktu sembuh nanti aku harus kelelahan berlari mengejarnya, lebih baik aku tetap berjalan beriringan dengan sisa-sisa tenaga yang ada dan berharap akan menemukan kesembuhan di tengah perjalanan. (#edisi puisi -.-a)
Read More
      edit
Published 9:24 AM by with 0 comment

Misteri Hilangnya Laptop

Laptopku ilang! Ilang beserta seluruh data-datanya yang belum sempat di back-up. Kalo file-file powerpoint dari dosen sih masih selamet di flesdis (dulu Galuh minta dicopiin di flesdisku), file-file evaluasi kepanitiaan dan kelengkapannya juga selamet. Yang nggak selamet foto-foto. Ada foto-foto bareng temen-temen kuliah, foto-foto editan terbaru yang dibuat dengan sepenuh jiwa di folder “Chyntia’s design”, tulisan-tulisan untuk blog (ada yang belum diposting!), artikel-artikel Farma Pos (tapi masih bisa dicari di account email), desain poster, sertifikat dan spanduk karyaku sendiri (dulu pesenan orang), lagu-lagu nge-hits yang selalu update. Yang paling baru kayaknya lagunya Adelle-Rolling in The Deep.

Dan koleksi lagu The Script dan B.o.B favorit eke... ayo kita browsing lagi di 4shared u.u

Mau tau ceritanya gimana bisa ilang? Ilangnya di rumah, kemalingan. Gara-gara jendela nggak ketutup sempurna. Yang diambil cuma laptopku sama laptopnya Om ku (plus tas ransel ijo yang biasanya aku pake mudik). Dia pasti nggak sempet berkelana di rumahku, soalnya semua lampu dimatiin dan Eyangku keburu bangun dan “gelodakan” di dapur. Jadi masih ada satu laptop yang selamet di kamar Eyang.

Komentar Om : Walah, kasian malingnya. Laptop rusak kayak gitu diambil. Nggak laku palingan.

Hahaha.

Komentarku : Untung masih disisain carger. Lumayan oi bisa dijual.

Memang harus selalu bersyukur kan, apapun keadaannya.

Om-ku menghibur dengan kata-katanya gini : untung bukan buku-buku kuliahnya yang diambil. Kalo diambil… wah, bisa ilang semua ilmunya.

Batinku : sapa juga yang mau ngambil buku-buku diktatku. Paling sekilo harganya seribu. --"

Jadi inget kisahnya Imam Ghazali. Rumah beliau pernah kemalingan suatu malam. Beliau masih menekuni buku-buku dan ketemu malingnya. Bukannya diteriakin eh malah dikasih uang banyak sama beliau, saking takutnya si pencuri ngambil buku-bukunya. Sejak saat itu, setiap beliau baca buku, langsung dihapalin. Kalo ilmunya udah ada di otak kan nggak ada yang bisa nyuri.

Sampe sebegitunya ya kalo orang udah niat menuntut ilmu. Aku juga mau ah kayak gitu. Amiin :)

Kata Afif : Tenang aja, Allah nggak akan mengambil sesuatu yang ada pada kita tanpa menggantinya dengan yang lebih baik.

Uuuuw... so sweet deeh :p

So, I never wonder it back again. Ikhlasin aja. Sekarang saatnya duduk kembali di depan seperangkat pc warna hitam yang udah lama ditelantarkan di sudut kamarku. Parahnya, harddisk-nya full, meeen, mau ngesave file-file kuliah jadi nggak bisa. Hemm -.-“
Read More
      edit